Senin, 12 Agustus 2024

KETAJAMAN LIDAH BISA JADI MELEBIHI KETAJAMAN PEDANG

KETAJAMAN LIDAH BISA JADI MELEBIHI KETAJAMAN PEDANG

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, lidah yang tidak dipelihara akan bisa membuat hati orang lain luka parah karena ketajamannya. Ibaratnya, ketajaman lidah bisa melebihi ketajaman pedang yang baru diasah. Bahkan kita pernah mendengar pepatah bijak orang dahulu mengenai bahaya lidah : Kalau pedang melukai tubuh ada harapan akan sembuh. Tetapi kalau lidah melukai hati kemana obat hendak dicari.

Ketahuilah bahwa  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk senantiasa dan terus menerus  menjaga diri dalam menggunakan  lidah atau lisan. Beliau bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Mutafaq ‘alaihi).

Jika melihat kepada zhahir hadits ini maka kita bisa mengambil pelajaran bahwa berbicara yang baik adalah terkait dengan iman. Atau dengan kata lain, jika lidah tidak dijaga maka imannya bisa dipertanyakan.  

Selain itu ingatlah, bahwa suatu ucapan ternyata bisa mengantarkan seorang hamba ke surga dan BISA PULA MELEMPARKANNYA KE NERAKA. Oleh karena itu BERSUNGGUH SUNGGUHLAH menjaga lisan dari perkataan perkataan yang buruk dan tercela.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan  dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. 

Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA DILEMPARKAN KE DALAM API NERAKA.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Selain itu, ketahuilah bahwa  begitu besarnya bahaya tersebab ketajaman lisan maka para sahabat  dan ulama terdahulu juga   memberi nasehat dalam perkara ini, diantaranya :

(1) Umar bin Khaththab yang memberi nasehat tentang memelihara dan menjaga lisan. Beliau berkata : Semoga Allah merakhmati orang yang menahan diri dari banyak berbicara dan lebih mengutamakan banyak beramal. (Uyun al Akhbar, Ibnu Taimiyah)

(2) Ibnu Mas’ud berkata : “Jauhilah oleh kalian sikap berlebihan dalam berbicara. Cukuplah bagi seseorang untuk berbicara seperlunya” (Jami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab al Hambali).

(3) Imam an Nawawi berkata : Apabila salah seorang dari kalian hendak berbicara dan pembicaraan tersebut benar-benar baik dan berpahala, baik dalam membicarakan yang wajib maupun sunnah, silahkan ia mengatakannya.

Jika belum jelas baginya, apakah perkataan itu baik dan berpahala atau perkataan itu tampak samar baginya antara haram, makruh dan mubah, hendaknya dia tidak mengucapkannya.

Berdasarkan hal ini, maka perkataan yang mubah tetap dianjurkan untuk ditingggalkan dan disunnahkan menahan diri untuk tidak mengatakannya, karena khawatir akan terjerumus kepada perkataan yang haram dan makruh. Inilah yang sering terjadi (Syarah Shahih Muslim).

Tetapi sangatlah disayangkan di zaman kita ini banyak orang bermudah mudah atau lancang berbicara dan berkomentar  suka sukanya, tanpa ilmu bahkan tanpa memperhatikan perasaan orang lain tersebab perkataannya yang buruk dan tak terjaga.

Wallahu A'lam. (3.339)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar