Sabtu, 31 Agustus 2024

HAMBA HAMBA ALLAH JANGAN PERNAH BOSAN BERDOA

 

HAMBA HAMBA ALLAH JANGAN PERNAH BOSAN BERDOA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah janganlah pernah bosan berdoa yaitu memohon kepada Allah Ta'ala. Sungguh, doa adalah salah satu jalan untuk mendapatkan kebaikan dan salah satu jalan pula untuk terhindar dari keburukan. Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala telah menyuruh hamba hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (Q.S al Ghafir 60).

Syakh as Sa'di berkata : Ini adalah bagian dari kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya dan nikmat-Nya yang sangat besar, di mana Dia menyeru mereka kepada apa yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi agama dan dunia mereka, dan Dia perintahkan mereka untuk berdoa dengan doa ibadah dan doa permohonan, dan Dia berjanji kepada mereka akan mengabulkannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan : Salah satu kesalahan yang dapat menghalangi terkabulnya doa adalah ketergesa gesaan seorang hamba. Ia menganggap doanya lambat dikabulkan, lantas dia merasa jenuh dan letih (lalu berhenti berdoa).  

Ibarat seorang petani yang menanam tanaman, kemudian ia menjaga dan menyiraminya. Namun karena terlalu lama menunggu hasilnya, orang itu pun membiarkan dan mengabaikan tanaman tersebut. (Kitab Ad Daa’ wa ad Dawaa’)

Ketahuilah bahwa terkadang ada orang yang berdoa diberi cobaan yaitu tidak atau belum dikabulkan doanya. Dalam perkara ini Dr. Sulaiman an Najran memberi nasehat : Diantara bentuk cobaan adalah tidak atau belum dikabulkan doa seseorang.

Tujuan cobaan tersebut adalah untuk mengetahui seberapa tulus dan tunduknya hamba tersebut dalam berdoa. Jika dia tetap berdoa maka Allah Ta'ala akan berikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dari permintaan dalam doanya. Jika dia berpaling rugilah ia dalam doanya. (@twitulama).

Selain itu, ketahuilah bahwa dalam satu hadits tentang pengabulan doa, disebutkan : 

 ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُقَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal : (1) Allah akan segera mengabulkan do’anya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3)  Allah akan menghindarkan darinya keburukan yang semisal.

Para sahabat lalu mengatakan : Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda : Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa doa kalian.” (H.R Imam Ahmad dari Abu Sa’id, Hadits Hasan)

Oleh karena itu hamba hamba Allah jangan pernah merasa bosan berdoa. Teruslah berdoa. Mohonlah kebaikan dari Allah Ta'ala dan mohon agar dijauhkan dari berbagai keburukan, di dunia dan di akhirat.

Wallahu A'lam. (3.354).

 

 

 

Jumat, 30 Agustus 2024

HATI SESEORANG BISA TERTUTUP KARENA PERBUATAN MAKSIAT

 

HATI SESEORANG BISA TERTUTUP KARENA PERBUATAN MAKSIAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh,   tidaklah musibah mendatangi seseorang  kecuali karena perbuatan dosa dan maksiat. Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Ketahuilah bahwa salah satu akibat buruk dari perbuatan dosa dan maksiat adalah menyebabkan  hati tertutup. Sungguh Allah berfirman :

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. (Q.S al Mutaffifin 14).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Dalam ayat ini terdapat peringatan dari berbagai dosa karena dosa BISA MENUTUPI HATI sedikit demi sedikit hingga cahaya hati padam dan pandangan hati mati. Inilah yang akan memutarbalikkan kebenaran (pada diri seseorang) sehingga KEBATHILAN DALAM PANDANGANNYA ADALAH KEBENARAN DAN KEBENARAN DALAM PANDANGANNYA ADALAH KEBATHILAN. Dan inilah salah satu hukuman terbesar (terhadap) dosa. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam mengingatkan bahwa hati itu bisa tertutup tersebab titik titik hitam akibat perbuatan dosa dan maksiat, sebagaimana sabda beliau :

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Satu hadits yang diriwayatkan oleh at Tirmidzi, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.

 

Selain itu ketahuilah bahwa  diantara keburukan yang akan mendatangi seseorang yang banyak berbuat  dosa adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim. Beliau berkata  : Diantara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan JUGA MENDATANGKAN BENCANA ATAU MUSIBAH.  Oleh karena itu hilangnya nikmat dari seseorang adalah akibat dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah adalah juga disebabkan dosa (al Jawabul Kafi).

Selain itu kata beliau : Diantara akibat buruk (dosa) dan maksiat adalah MEMBUTAKAN PANDANGAN HATI. Memadamkan cahayanya, menutup jalan jalan ilmu serta menutupi sumber sumber hidayah.

Beliau menambahkan bahwa jika  cahaya tersebut akan terus mengecil maka kegelapan maksiat akan bertambah kuat sehingga akhirnya menjadi seperti malam yang gelap gulita.

Kegelapan itu akan itu akan terus bertambah (tersebab maksiat) dan menjalar dari hati ke anggota anggota badan. Dan hatipun terselimuti warna hitam sesuai kekuatan dan bertambahnya kegelapan akibat maksiat. (Ad Daa’ wa Ad Dawaa’)

 Wallahu A'lam. (3.353).

Kamis, 29 Agustus 2024

MENGKHATAMKAN AL QUR AN MENDATANGKAN KECINTAAN ALLAH

 

MENGKHATAMKAN AL QUR AN MENDATANGKAN KECINTAAN ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa diantara hamba hamba yang dicintai Allah Ta'ala adalah yang senantiasa membaca dan mengkhatamkan al Qur an. Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Beliau menjawab :  Al hal wal murtahal.

Orang ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Yaitu yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at  Tirmidzi).

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah senantiasa membaca dan mengkhatamkan al Qur an. Bacalah dari al Fatihah sampai khatam. Setelah khatam mulai lagi membaca dari awal.

Ketahuilah bahwa dalam kitab Siyar an Nubala' disebutkan beberapa ulama terdahulu yang  bersemangat mengkhatamkan bacaan al Qur an, diantaranya :

Pertama : Salam bin Abu Muthi’ pernah mengatakan tentang semangat Qatadah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an : Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Ketika datang sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan setiap malamnya.

Kedua : Ibnu ‘Asakir adalah seorang ulama hadits dari negeri Syam, dengan nama kunyah Abul Qasim, beliau penulis kitab yang terkenal yaitu Tarikh Dimasyq. Anaknya yang bernama al Qasim mengatakan mengenai bapaknya : (Bapakku),  Ibnu ‘Asakir adalah orang yang biasa merutinkan shalat jama’ah dan tilawah al Qur’an.

Beliau biasa mengkhatamkan al Qur’an setiap pekannya. Lebih luar biasanya di bulan Ramadhan, beliau khatamkan al Qur’an setiap hari. Beliau biasa beri’tikaf di masjid al Manarah asy Syaqiyyah. Beliau adalah orang yang sangat gemar melakukan amalan sunnah dan rajin berdzikir.  

Ketiga : Abdul Malik bin Abu Sulaiman menceritakan bahwa Said bin Jubair mengkhatamkan al Qur an setiap tiga malam dan mengkhatamkannya di bulan Ramadhan lima belas kali.

Ketahuilah bahwa setiap satu huruf al Qur an yang dibaca mendatangkan sepuluh kebaikan. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda  :

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (H.R Imam at Tirmidzi).

Perhatikanlah saudaraku, berapa banyak huruf yang ada dalam setiap ayat, setiap surat dan setiap juz dari al Qur an. Diantara surat yang pendek dalam al Qur an adalah surat al Kautsar yang terdiri dari 42 huruf. Untuk membacanya membutuhkan waktu hanya kira kira 13 detik dan mendatangkan 420 pahala.

Selain itu ketahuilah bahwa  al Qur an akan memberi syafaat kepada orang orang yang senantiasa membacanya, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ

Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : Bacalah al Qur an karena pada hari Kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya. (H.R Imam Muslim).

Selain itu, setelah mengkhatamkan al Qur an berdoalah karena itulah salah satu  kesempatan doa mudah dikabulkan. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda :

مَنْ خَتَمَ الْقُرْآنَ فَلَهُ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ

Barangsiapa telah mengkhatamkan al Qur an, maka dia memiliki doa yang mustajab. (H.R ath Thabrani).

Wallahu A'lam. (3.352).

 

 

AMALAN YANG DISUKAI DAN DICINTAI ALLAH

 

AMALAN YANG DISUKAI DAN DICINTAI ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, semua perbuatan baik atau amal shalih yang dilakukan oleh hamba hamba Allah dengan ikhlas dan  sesuai petunjuk syariat pastilah mendatangkan kecintaan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala telah menjelaskan dalam firman-Nya, diantaranya :

(1) Dalam surat al Baqarah 195.

وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

(2) Dalam surat Ali Imran 148.

فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Selain itu, secara khusus disebutkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam beberapa amalan yang juga disukai dan dicintai Allah Ta'ala, diantaranya adalah :

Pertama : Shalat fardhu di awal waktu. Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah Salallahu  'alaihi Wasallam tentang AMAL YANG PALING DICINTAI ALLAH TA'ALA,    sebagaimana sabda beliau :  

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي العمل أحب إلى الله؟ قال: “الصلاة على وقتها”, قلت: ثم أي؟ قال: “بر الوالدين”, قلت: ثم أي؟ قال: “الجهاد في سبيل الله”,

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud, dia berkata : Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam tentang amalan yang paling dicintai  Allah Subhanahu wa Ta’ala ?. Beliau menjawab : SHALAT PADA WAKTUNYA. Kemudian apa ?, kataku.  Beliau menjawab : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Kemudian apa ?, kataku lagi. Beliau menjawab :  Jihad fi sabilillah.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Kedua : Amalan yang kontinyu meskipun sedikit. Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam bersabda : 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu (terus  menerus dilakukan) walaupun itu sedikit. (H.R Imam Muslim).

Imam Hasan al Basri berkata : Jika syaithan melihatmu kontinyu dalam melakukan amalan ketaatan, dia pun akan menjauhimu. Namun jika syaithan melihatmu beramal kemudian engkau meninggalkannya setelah itu, malah melakukannya sesekali saja, maka syaithan pun akan semakin tamak untuk menggodamu. (Al Mahjah fii Sayrid Duljah, Ibnu Rajab).

Ketiga : Bertakwa dan sembunyi sembunyi dalam beramal.

Menyembunyikan amal yang bisa disembunyikan sangatlah dianjurkan terutama sekali sebagai penghambat perasaan ujub dan riya. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan bahwa orang yang menyembunyikan amalnya MENDAPAT KECINTAAN ALLAH TA’ALA :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan dan suka SEMBUNYI SEMBUNYI DALAM BERAMAL. (H.R Imam Muslim).

Keempat : Mengkhatamkan bacaan al Qur an dan mengulangi lagi. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Beliau menjawab :  Al hal wal murtahal.

Orang ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Yaitu yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at  Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.351).

 

 

Rabu, 28 Agustus 2024

ALLAH MEMBUKA BANYAK JALAN UNTUK MENDAPATKAN CINTA-NYA.

 

ALLAH MEMBUKA BANYAK JALAN UNTUK MENDAPATKAN CINTA-NYA.

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap saat hamba Allah SANGAT  BERHARAP DAN BERUSAHA untuk mendapatkan cinta Allah Ta'ala kepada dirinya. Dalam perkara ini Allah Ta'ala telah memberi banyak jalan. Diantaranya adalah dengan sungguh sungguh melaksanakan perintah yang  wajib dan giat pula dengan amalan yang sunnah. Dalam satu hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  :

 وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya.

Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.  (H.R Imam Bukhari).

Selain itu, ketahuilah bahwa masih banyak jalan untuk mendapatkan CINTA ALLAH kepada hamba hamba-Nya, antara lain adalah :

Pertama : Shalat di awal waktu.

Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah Salallahu  'alaihi Wasallam tentang AMAL YANG PALING DICINTAI ALLAH TA'ALA,    sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini :  

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي العمل أحب إلى الله؟ قال: “الصلاة على وقتها”, قلت: ثم أي؟ قال: “بر الوالدين”, قلت: ثم أي؟ قال: “الجهاد في سبيل الله”,

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud, dia berkata : Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam tentang amalan yang paling dicintai  Allah Subhanahu wa Ta’ala ?. Beliau menjawab : SHALAT PADA WAKTUNYA. Kemudian apa ?, kataku.  Beliau menjawab : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Kemudian apa ?, kataku lagi. Beliau menjawab :  Jihad fi sabilillah.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Kedua : Istiqamah dalam beramal.

Hamba Allah mestilah istiqmah atau kontinyu dalam beribadah meskipun sedikit  sehingga tidak jatuh kepada kelalaian. Dan amalan yang sedikit jika dilakukan terus menerus akan mendatangkan cinta Allah Ta'ala.

Satu hadits yang diriwayatkan dari  dari A’isyah radhiallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

أَحَبَُ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
 

Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu (terus menerus) dikerjakan walaupun sedikit. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketiga : Bertakwa dan sembunyi sembunyi dalam beramal.

Menyembunyikan amal yang bisa disembunyikan sangatlah dianjurkan terutama sekali sebagai penghambat perasaan ujub dan riya. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan bahwa orang yang menyembunyikan amalnya MENDAPAT KECINTAAN ALLAH TA’ALA, sebagaimana sabda beliau :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan dan suka SEMBUNYI SEMBUNYI DALAM BERAMAL. (H.R Imam Muslim).

Keempat : Al Hal wal Murtahal.

Mengkhatamkan bacaan  al Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah Ta'ala. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Beliau menjawab :  Al hal wal murtahal.

Orang ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Yaitu yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at  Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.350)

BANYAK KEBURUKAN MENDATANGI HAMBA YANG SUKA BERMAKSIAT

 

BANYAK KEBURUKAN MENDATANGI HAMBA YANG SUKA BERMAKSIAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh dosa dan maksiat akan mendatangkan sangat banyak keburukan termasuk berbagai musibah bagi seorang hamba. Dan ketahuilah bahwa  tidaklah musibah itu datang kecuali karena perbuatan dosa. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Ketahuilah bahwa salah satu akibat buruk dari perbuatan dosa dan maksiat adalah menyebabkan  hati tertutup. Sungguh Allah berfirman :

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. (Q.S al Mutaffifin 14).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Dalam ayat ini terdapat peringatan dari berbagai dosa karena dosa BISA MENUTUPI HATI sedikit demi sedikit hingga cahaya hati padam dan pandangan hati mati. Inilah yang akan memutarbalikkan kebenaran (pada diri seseorang) sehingga KEBATHILAN DALAM PANDANGANNYA ADALAH KEBENARAN DAN KEBENARAN DALAM PANDANGANNYA ADALAH KEBATHILAN. Dan inilah salah satu hukuman terbesar (terhadap) dosa. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Selain itu, diantara keburukan yang akan mendatangi seseorang yang berbuat banyak dosa adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim. Beliau berkara  : Diantara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan JUGA MENDATANGKAN BENCANA ATAU MUSIBAH.  Oleh karena itu hilangnya nikmat dari seseorang adalah akibat dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah adalah juga disebabkan dosa (al Jawabul Kafi).

Selain itu kata beliau : Diantara akibat buruk (dosa) dan maksiat adalah MEMBUTAKAN PANDANGAN HATI. Memadamkan cahayanya, menutup jalan jalan ilmu serta menutupi sumber sumber hidayah.

Beliau menambahkan bahwa jika  cahaya tersebut akan terus mengecil maka kegelapan maksiat akan bertambah kuat sehingga akhirnya menjadi seperti malam yang gelap gulita.

Kegelapan itu akan itu akan terus bertambah (tersebab maksiat) dan menjalar dari hati ke anggota anggota badan. Dan hatipun terselimuti warna hitam sesuai kekuatan dan bertambahnya kegelapan akibat maksiat. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah mestilah berusaha dengan sungguh untuk  menjauhi perbuatan maksiat sekecil apapun. Dan ketika suatu waktu tergelincir kepada dosa BERSEGERA MEMOHON AMPUN DAN BERTAUBAT.

Wallahu A'lam. (3.349).

 

MENJAGA ADAB BERTETANGGA

 

MENJAGA ADAB BERTETANGGA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Secara asal, manusia itu adalah makhluk sosial yang butuh hidup berkelompok, bermasyarakat, berdampingan terutama untuk memenuhi berbagai kebutuhannya dan untuk saling tolong menolong. Sungguh, manusia tidan bisa hidup sendiri apalagi di zaman yang sudah sangat maju ini.

Kelompok kecil yang selalu hidup berdampingan adalah tetangga.
Untuk membangun kerukunan  di antara tetangga diperlukan akhlak yang mulia dan terutama sekali saling  tolong menolong  dan saling berlaku baik.

Sungguh, Allah Ta'ala  memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu berbuat baik kepada tetangga. Allah Ta'ala berfirman :

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, TETANGGA DEKAT DAN TENTANGGA JAUH, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. (Q.S an Nisa' 36).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau : 

وَعَنْ أَنَس رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.”.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah (sempurna) beriman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya. (Muttafaqun ‘alaih).

Diantara penjelasan sederhana dalam hal ini adalah bahwa jika seseorang mendapat nikmat maka tetangga ikut senang. Sebaliknya jika seseorang mendapat cobaan atau musibah maka tetangga ikut bersedih dan mendoakan kebaikan baginya bahkan berusaha untuk membantu.


Selain itu, ketahuilah bahwa seseorang jangan pernah menyakiti tetangganya baik dengan ucapan maupun perbuatan. Dalam satu hadits yang diriwayatkan bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan tercela bahkan terkait dengan iman seorang hamba, beliau bersabda :

مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فلا يُؤْذِ جارَهُ

Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah menyakiti tetangganya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  mengingatkan bahwa  salah satu penyebab seseorang masuk neraka adalah mengganggu atau menyakiti  tetangga. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي النَّارِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا وَصَلَاتِهَا وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah beliau berkata, seseorang telah bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Fulanah diceritakan memiliki shalat, puasa dan shadaqah yang banyak, tetapi dia mengganggu tetangganya dengan lisannya. Beliau menjawab : Dia di neraka.

Lalu bertanya lagi : Wahai Rasulullah si Fulanah (yang lain) diceritakan memiliki puasa dan shadaqah serta shalat sedikit. Dia bershadaqah sedikit dari tepung gandum dan tidak mengganggu tetangganya dengan lisannya. Beliau menjawab : Dia di surga.(H.R Imam Ahmad).

Selain itu, bahwa salah satu adab dalam bertetangga adalah seseorang janganlah meremehkan pemberian tetangga meskipun kecil dan mungkin tak seberapa nilainya. Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  mengingatkan wanita muslim untuk tidak menyepelekan pemberian tetangga :

يا نِساءَ المُسْلِماتِ، لا تَحْقِرَنَّ جارَةٌ لِجارَتِها، ولو فِرْسِنَ شاةٍ

Wahai para istri kaum Muslimin, jangan sampai seorang tetangga meremehkan (pemberian) tetangganya, meski hanya berupa kaki kambing. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Wallahu A'lam. (3.348)

 

 

 

 

 

 






Jumat, 23 Agustus 2024

SANGAT BANYAK KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR AN

 

SANGAT BANYAK KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR AN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, SALAH SATU ibadah paling utama bersama al Qur an adalah TERUS MENERUS MEMBACANYA. Ketahuilah bahwa sangatlah banyak kebaikan yang akan mendatangi orang orang yang senantiasa membaca al Qur an. Diantaranya adalah :

Pertama :  Al Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم

Dari Abu Amamah, aku mendengar Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda : Bacalah al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Orang yang mempelajari dan mengajarkan al Qur’an adalah  sebaik-baik manusia.

قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :  خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ

Dari Utsman bin Affan, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari al Qur’an dan mengajarkannya. (H.R at  Tirmidzi, dari Utsman bin Affan).

Ketiga : Bagi orang-orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka kelak ia akan bersama para Malaikat  :

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata : Bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :  “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Keempat :  Mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan al Qur’an, jangan bersedih, sebab Allah Ta'ala akan  memberikan dua pahala. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران

Dan orang yang membaca al Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala. (H.R Imam  Bukhari dan Imam Muslim).

Kelima : Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat di sisi Allah Ta'ala.

عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين

Dari Umar bin Khatab radiyallahu 'anhu, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (al Qur’an), dan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain. (H.R Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa mengkhatamkan bacaan  al Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah Ta'ala. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Beliau menjawab :  Al hal wal murtahal.

Orang ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Yaitu yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at  Tirmidzi).

Tentang lima keutamaan   membaca al Qur an yang disebutkan diatas, dinukil dari Kitab Syarah Riyaadush Shalihin yang ditulis oleh   Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf an Nawawi dalam  bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur'an.

Wallahu A'lam. (3.347)