Senin, 01 Juli 2024

MASIH MENGULANGI PERBUATAN DOSA SETELAH BERTAUBAT ?

 

MASIH MENGULANGI PERBUATAN DOSA SETELAH BERTAUBAT ?

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seorang hamba tergelincir kepada dosa  maka TINDAKAN PALING UTAMA DAN MESTI  DIKEDEPANKAN adalah BERSEGERA memohon ampun dan bartaubat. Inilah jalan terbaik untuk menyelamatkan diri di dunia dan di akhirat. 

Dan memang kita mengetahui bahwa manusia itu banyak berbuat salah dan dosa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam megingatkan kita semua tentang perkara ini dalam sabda belau : 

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Setiap manusia pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat. (H.R at  Tirmidzi, at Tirmidzi berkata : Hadits ini gharib. Dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Al Jami' ash Shaghir).

 

Perhatikan dalam hadits ini digunakan kata خطاء yang artinya: banyak berbuat salah. Namun  setelah itu beliau bersabda : Sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat. Ini isyarat bahwa orang yang dosanya banyak, termasuk orang yang mengulang dosa yang sama setelah taubat, tetap akan diterima taubatnya.

Juga dalam sebuah hadits shahih disebutkan:

أإِنَّ عَبْدًا أَصَابَ ذَنْبًا فَقَالَ يَا رَبِّ إِنِّى أَذْنَبْتُ ذَنْبًا فَاغْفِرْ لِى فَقَالَ رَبُّهُ عَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ فَغَفَرَ لَهُ ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَصَابَ ذَنْبًا آخَرَ وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبَ ذَنْبًا آخَرَ فَقَالَ يَا رَبِّ إِنِّى أَذْنَبْتُ ذَنْبًا آخَرَ فَاغْفِرْ لِى قَالَ رَبُّهُ عَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ فَغَفَرَ لَهُ ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَصَابَ ذَنْبًا آخَرَ وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبَ ذَنْبًا آخَرَ فَقَالَ يَا رَبِّ إِنِّى أَذْنَبْتُ ذَنْبًا آخَرَ فَاغْفِرْ لِى فَقَالَ رَبُّهُ عَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ فَقَالَ رَبُّهُ غَفَرْتُ لِعَبْدِى فَلْيَعْمَلْ مَا شَاءَ

Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu ia berkata : Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa, ampunilah aku. Lalu Allah Ta'ala berfirman : Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa. Lalu dosanya diampuni.

Dan berjalanlah waktu, lalu ia berbuat dosa lagi. Ketika berbuat dosa lagi ia berkata : Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa lagi, ampunilah aku. Lalu Allah a'ala  berfirman : Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa. Lalu dosanya diampuni.

Dan berjalanlah waktu, lalu ia berbuat dosa lagi. Ketika berbuat dosa lagi ia berkata : Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa lagi, ampunilah aku. Lalu Allah Ta'ala berfirman : Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa. Lalu dosanya diampuni. Lalu Allah Ta'ala  berfirman : ‘Aku telah ampuni dosa hamba-Ku, maka hendaklah ia berbuat sesukanya. (H.R Imam  Bukhari).

Al Imam  Ibnu Hajar Ash Ashqalani berkata : Makna dari firman Allah  : Aku telah ampuni dosa hamba-Ku, maka hendaklah ia berbuat sesukanya, adalah : Selama engkau selalu bertaubat setiap kali bermaksiat, Aku telah ampuni dosamu.

Beliau juga membawakan perkataan Imam An Nawawi : Jika seseorang berbuat dosa seratus kali, seribu kali, atau bahkan lebih banyak, dan setiap berbuat dosa ia bertaubat, maka taubatnya diterima. Bahkan jika dari ribuan perbuatan dosa  setelahnya ia hanya sekali bertaubat, taubatnya pun diterima. (Fathul Baari).

Ketahuilah bahwa hadits  yang qudsi yang di riwayatkan Imam Bukhari diatas bukanlah merupakan kabar gembira bagi orang orang yang  terus menerus berbuat maksiat karena setiap kali memohon ampun dan bertaubat maka doanya diampuni.

Namun demikian, sungguh ketika seseorang melakukan dosa dan maksiat hendaknya ia sadari bahwa belum tentu ia mendapatkan taufiq untuk melakukan taubat nasuha setelah berbuat dosa dan  maksiat. Tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan diwafatkan setelah SEMPAT BERTAUBAT.

Ingatlah pesan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam sabda beliau : 

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

Sungguh setiap amal tergantung pada bagian akhirnya (H.R Imam Bukhari).

Oleh karena itu hamba hamba Allah yang ingin mendapat keselamatan di dunia dan di akhirat hendaklah terus menerus berusaha  menjauhi maksiat dan terus menerus  memohon ampun,  bertaubat kepada Allah Ta'ala.

Wallahu A'lam. (3.309)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar