Jumat, 05 Juli 2024

SHALAT MALAM MENJADI KEBIASAAN ORANG SHALIH DARI DAHULU

 

SHALAT MALAM MENJADI KEBIASAAN ORANG SHALIH DARI DAHULU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, shalat malam adalah kebiasaan orang orang shalih dari dahulu. Rasulullah Salallahu ‘alaihim Wasalam telah menjelaskan bahwa shalat lail atau shalat malam adalah salah satu kebiasaan orang orang shalih yaitu sebagaimana sabda beliau :

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Orang orang shalih  sangat paham keutamaan dan kelebihan shalat lail ini sehingga mereka bersungguh sungguh mengamalkannya. Perhatikanlah bagaimana kesungguhan orang shalih  dalam pengamalan shalat malam. Diantaranya adalah :

Pertama : Abu Hurairah. Abu Utsman an Nahdi, dia berkata : Aku pernah bertamu pada Abu Hurairah beberapa hari. Aku lihat Abu Hurairah, istrinya dan pembantunya senantiasa membagi malam menjadi tiga untuk shalat. Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang lain. (Kitab Hilyatul Auliyaa’).

Dengan pembagian itu maka rumah Abu Hurairah  selalu dihiasi dengan shalat malam secara bergantian semenjak selesai shalat Isya sampai shalat Shubuh.

Kedua : Ibnul Mubarak. Ali bin al Husain bin Syaqiq mengatakan : Tidak pernah aku melihat orang yang lebih pas bacaannya dari Ibnul Mubarak. Tidak ada yang lebih baik bacaannya dan lebih banyak shalatnya daripada dia. Dia shalat sepanjang malam, baik dalam safar maupun maupun yang lainnya. Dia mentartilkan bacaan dan memanjangkannya, ia sengaja meninggalkan tidur agar orang lain tidak mengetahui saat dia shalat.

Ketiga : Waki’ bin al Jarrah. Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih utama dari Waki’ bin al Jarrah. Dia tekun melakukan shalat, menghafalkan banyak hadits, sering shalat malam dan banyak berpuasa. Ibrahim putera Waki’ berkata : Ayahku shalat malam dan begitu pula semua penghuni rumah, sampai sampai pembantu kami juga ikut shalat malam. (Shifatush Shafwah).

Keempat : Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Beliau adalah seorang Ulama besar, bekas Rektor Universitas Islam Madinah dan bekas Mufti Besar Kerajaan Saudi Arabia. Dalam kitab Akhlak dan Keutamaan Syaikh bin Baz disebutkan bahwa  Ahmad salah seorang dari anak Syaikh bin Baz berkata : Semenjak aku mengenal ayahku, beliau bangun satu jam sebelum subuh dan beliau selalu shalat malam 11 rakaat. 

Oleh karena itu sangatlah baik kalau kita juga berusaha melazimkan diri untuk melakukan  shalat malam  sebagaimana kebiasaan orang orang shalih sehingga kita bisa meraih keutamaan yang banyak dari amalan sunnah ini.

Sebagai penitup tulisan ini, dinukil satu hadits tentang keutamaan menghidupkan sunnah, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :

 من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi). 

Wallahu A'lam. (3.312).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar