Sabtu, 13 Juli 2024

SEMAKIN KOKOH IMAN UJIAN SEMAKIN BERAT

 

SEMAKIN KOKOH IMAN UJIAN  SEMAKIN BERAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Kapan saja Allah Ta'ala berkehendak maka setiap hamba pasti akan didatangi ujian atau cobaan.  Ujian itu bisa terjadi atas dirinya, keluarganya, kaumnya, hartanya dan yang lainnnya. Allah Ta’ala telah mengingatkan perkara ini  dalam firman-Nya :  

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan : Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji ?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar  dan pasti mengetahui orang orang yang dusta. (Q.S al Ankabut 2-3).

Sungguh, ujian atau cobaan bentuknya berbeda beda bahkan bertingkat tingkat  antara seseorang dengan yang lainnya. Ketika seorang hamba semakin kokoh imannya maka biasanya dia akan mendapat ujian atau cobaan yang lebih berat. Kenapa ?, karena dengan iman yang semakin kokoh maka seseorang akan semakin mampu menerima ujian  yang lebih berat dibanding orang orang kebanyakan.

Bahkan para Nabi telah diberi ujian yang lebih berat. Perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

 Dari Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya, aku berkata : Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya ?. Kata beliau: Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar diennya.

Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Tentang berat ringannya suatu ujian juga dijelaskan oleh para ulama, diantaranya :

(1) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang shalih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar. (Al Istiqamah).

(2) Imam Ibnu Katsir berkata : Seorang mukmin itu harus diuji harta dan jiwanya atau anak keturunan dan keluarganya. Seorang mukmin juga harus diuji tingkat keagamaannya. Jika agamanya kuat maka akan bertambah pula cobaan yang akan diterimanya. (Tafsir Ibnu Katsir).

(3) Imam al Munawi berkata :  Jika seorang mukmin diberi cobaan maka itu sesuai dengan ketaatan, keikhlasan, dan keimanan dalam hatinya. (Faidhul Qadir).

Oleh karena itu, ketika seorang hamba didatangi ujian yang terasa semakin berat hendaklah menerima dengan lapang dada. Bisa jadi karena imannya telah semakin kuat dan kokoh.

Wallahu A'lam. (3.321).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar