Sabtu, 27 Juli 2024

HAMBA HAMBA ALLAH JANGAN PERNAH LALAI UNTUK BERTAUBAT

 

HAMBA HAMBA ALLAH JANGAN PERNAH LALAI UNTUK BERTAUBAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Tentang makna dan hakikat taubat antara lain dijelaskan oleh Prof. Dr. Shalih Ghanim as Sadlan menjelaskan lebih detail yaitu : Secara syar’i  taubat adalah MENINGGALKAN DOSA KARENA TAKUT KEPADA ALLAH TA'ALA, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya dan terus memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari amalnya.

Dr. Shalih menjelaskan lebih lanjut bahwa hakikat taubat adalah perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi. Lalu mengarahkan hati kepada Allah Ta’ala pada sisa usianya serta (selanjutnya) menahan diri dari dosa. Berbuat dosa. Melakukan amal shalih dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat. 

Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabb-nya, inabah yaitu kembali kepada Allah Ta’ala dan konsisten menjalankan ketaatan. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah Ta’ala maka itu belum dianggap bertaubat. (Kitab At Taubatu Ilallah)

Sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan hamba hamba-Nya untuk bertaubat dengan SEBENAR BENAR TAUBAT, sebagaimana firman-Nya :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ

Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang sebenar benarnya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Q.S at Tahrim 8).

Dalam Kitab Tafsir al Muyassar disebutkan : Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, kembalilah dari dosa-dosa kalian kepada ketaatan kepada Allah dengan kembali yang sesudahnya tidak ada lagi kemaksiatan. Semoga Rabb kalian menghapus keburukan-keburukan amal kalian, memasukkan kalian ke surga-surga yang mana sungai-sungai mengalir di bawah istana-istana dan kebun-kebunnya.

Di hari yang Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya, tidak mengazab mereka. Sebaliknya meninggikan kedudukan mereka, cahaya mereka berjalan di depan mereka dan di kanan mereka saat mereka berjalan di atas ash-shirath sesuai dengan amal-amal mereka. (Kementerian Agama Saudi Arabia).

Inilah janji Allah Ta'ala kepada hamba hambanya yang beriman dan bersegera bertaubat dengan taubat yang sebenar benarnya yaitu menutup kesalahan kesalahan hamba-Nya dan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya.  

Ketahuilah bahwa di zaman ini banyak orang yang berlalai lalai atau melalaikan dirinya untuk bertaubat. Ketika seseorang lalai bertaubat atau menunggu nunggu waktu untuk bertaubat, misalnya setelah pensiun atau setelah umur 50 tahun dan yang lainnya maka pastilah akan membahayakan dirinya.

Sungguh tidak ada yang menjamin menjelang waktu yang direncanakan untuk bertaubat dia masih memiliki umur karena kematian bisa datang sewaktu waktu. Andaikata seseorang berencana untuk taubat setelah pensiun atau setelah umur 50 tahun, sungguh tidak ada yang menjamin dia akan mendapat taufik atau petunjuk untuk bertaubat seperti waktu yang direncanakannya. Jangan jangan perbuatan maksiat dan dosanya semakin menjadi jadi.

Oleh karena itu hendaknya kita terus menerus memohon ampun dan bertaubat kepada Allah Ta'ala di setiap saat tanpa menunggu momen atau waktu tertentu karena Allah Ta'ala membuka pintu taubat terus menerus,  malam dan siang. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa membuka tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di waktu siang dan Allah membuka tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubat orang yang  berbuat dosa di waktu malam. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.331).

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar