SIKAP
YANG BERMANFAAT JIKA DIDATANGI COBAAN
Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago
Allah
Ta’ala telah mengingatkan bahwa orang orang beriman akan
senantiasa diuji, diberi cobaan yaitu sebagaimana firman-Nya :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا
آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ
فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ
Apakah
manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan beriman, dan
mereka tidak diuji ?. Dan sungguh, Kami telah menguji orang orang sebelum
mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui
orang orang yang dusta. (Q.S al Ankabuut 2).
Dan juga
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa orang orang
beriman itu akan selalu diuji. Yaitu sebagaimana sabda beliau :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ لَا تَزَالُ
الرِّيحُ تُفِيئُهُ، وَلَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيبُهُ الْبَلَاء
Perumpamaan
seorang beriman tak ubahnya seperti tanaman, angin akan selalu menerpanya, ia
akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim).
Tetapi, seorang hamba yang benar imannya maka dia akan menerima ujian, cobaan ataupun musibah dengan cara yang terpuji sehingga menuai kebaikan yang banyak dari ujian atau musibah atau cobaan yang mendatanginya yaitu dengan mengedepankan sikap :
Pertama : Berbaik sangka kepada Allah.
Inilah sikap pertama yang harus dikedepankan seorang yang mendapat musibah, ujian atau cobaan. Tidaklah menjadi sempurna imam seseorang jika tidak berbaik sangka kepada Allah dalam setiap keadaan.
Dalam satu hadits qudsi disebutkan tentang baik sangka kepada Allah Ta'ala :
أَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا
فَلَهُ
Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Bila dia bersangka baik kepada-Ku maka KEBAIKANLAH BAGINYA. Bila dia bersangka buruk maka KEBURUKANLAH BAGINYA. (Imam Ahmad)
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Engkau wajib husnuzhan atau berbaik sangka kepada Allah terhadap perbuatan Allah di alam ini. Engkau wajib meyakini bahwa apa yang Allah lakukan adalah untuk suatu hikmah yang sempurna. Terkadang akal manusia memahaminya, terkadang tidak. Maka janganlah ada yang menyangka bahwa jika Allah melakukan sesuatu di alam ini karena kehendak-Nya yang buruk.
Kedua : Menjaga sikap sabar
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam Kitab Madaarijus Saalikin, menjelaskan makna sabar ada empat, yaitu : (1) Menahan diri dari berputus asa. (2) Meredam amarah jiwa. (3) Mencegah lisan untuk mengeluh, dan (4) Mencegah anggota badan untuk berbuat kemungkaran.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan sabar. Diantaranya adalah dicukupkan pahala tanpa batas. Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ يَا
عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي
هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى
الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah (Muhammad) : Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman !. Bertakwalah kepada Rabb-mu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (Q.S az Zumar 10).
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin dalam Kitab Syarah Riyadush Shalihin menjelaskan : Adapun kesabaran pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Ini menunjukkan ganjarannya sangat besar sekali hingga tidak mungkin untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa diukur dengan bilangan.
Ketiga : Banyak beristighfar.
Seorang hamba yang mendapat musibah, ujian atau cobaan dalam hidupnya hendaklah banyak beristighfar. Imam al Qurthubi dalam Kitab Tafsirnya menjebutkan tentang seseorang yang datang kepada Imam Hasan al Bashri mengadukan cobaan dirinya yaitu susah sekali mendapatkan rizki. Imam Hasan al Bashri memberi nasehat agar banyak beristighfar.
Yang lain datang mengadukan musibah tentang tanamannya yang kekeringan karena hujan sudah lama tidak turun. Imam Hasan al Bashri memberi nasehat agar banyak beristighfar.
Yang lain lagi datang mengadukan cobaan yang menimpa dirinya. Dia sudah lama menikah tapi belum mendapatkan keturunan. Imam Hasan al Bashri memberi nasehat agar banyak beristighfar.
Lalu ada seseorang yang bertanya kepada
Imam Hasan al Bashri. Ya Syaikh kenapa setiap orang yang datang mengadukan
keadaannya selalu engkau beri nasehat agar banyak beristighfar.
Imam Hasan al Bashri menjelaskan : Aku mengatakan (agar banyak beristighfar) itu bukan dari diriku. Lalu beliau membacakan surat Nuh 10 -12) :
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepadamu hujan yang lebat dari langit. Dan Dia memberikan kepadamu anak-anak dan harta yang banyak, diadakan-Nya bagimu kebun dan sungai-sungai untukmu.
Keempat : Banyak berdoa.
Seorang hamba haruslah senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dan kesabaran dalam menerima musibah. Juga bermohon untuk mendapatkan kemudahan dalam hidupnya di dunia dan akhirat. Apalagi pada saat ada musibah atau ujian yang ringan maupun berat. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan dalam sabda beliau :
الدُّعَاءُ يَنْفَعُ
مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ الله بالدُّعَا
Doa itu
bermanfaat untuk apa yang sudah terjadi dan apa yang belum terjadi. Karena itu
para hamba Allah, hendaklah kalian banyak berdoa. (H.R at Tirmidzi dan al
Hakim)
Wallahu A'lam. (3.313)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar