Senin, 15 Juli 2024

LEBIH BAIK ABAIKAN SAJA CELAAN MANUSIA

 

LEBIH BAIK ABAIKAN SAJA CELAAN MANUSIA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika kita mengatakan sesuatu dihadapan orang lain, menulis sesuatu di medsos misalnya atau melakukan sesuatu terkadang ada saja yang mencela. Sungguh perbuatan suka mencela hakikatnya adalah perbuatan buruk. Sungguh Allah Ta’ala  telah melarang sifat yang buruk ini, sebagaimana firman-Nya :

وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Janganlah kamu SALING MENCELA SATU SAMA LAIN dan janganlah saling memanggil dengan gelar gelar yang buruk. Seburuk buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. (Q.S. al Hujuraat  11)

Syaikh Abdurrahman as Sa’di rahimahullah berkata : Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu janganlah sekelompok orang mencela sekelompok yang lain baik dengan kata kata ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesama muslim.

Perbuatan ini TERLARANG DAN HARAM HUKUMNYA. Perbuatan ini menunjukkan bahwa orang yang mencela itu merasa kagum dengan dirinya sendiri (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga telah mengingatkan tentang keburukan dan bahaya sifat mencela sebagaimana sabda beliau :

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya (adalah) kekufuran. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Selain itu, ketahuilah bahwa orang orang beriman tidak boleh takut dengan celaan manusia karena celaan manusia tidak akan membinasakan bahkan tidak akan menurunkan kedudukan dan martabat seseorang di hadapan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :

َلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ

… dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. (Q.S al Maidah 54).

Syaikh as Sa'di berkata : “Tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela,” justru mereka mendahulukan ridha Allah dan takut kepada celaan-Nya daripada celaan mahkluk. Ini membuktikan kuatnya semangat dan keinginan mereka, karena orang yang hatinya lemah, maka semangatnya juga lemah. Semangatnya akan goyah jika  menghadapi orang yang mencela, dan kekuatannya akan luluh jika dia menjadi sasaran celaan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Wallahu A'lam. (3.326)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar