TANDA HATI TELAH MATI
DAN CARA MENGHIDUPKANNYA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Banyak orang di zaman ini yang secara fisik masih
hidup. Makan, minum, bergaul dengan orang banyak, melakukan bisnis, plesiran ke
berbagai tempat dan sebagainya. Tetapi ketahuilah bahwa sebagian dari mereka
ternyata HATINYA TELAH MATI mendahului mati jasadnya.
Ketika seseorang mati secara fisik maka tamatlah
riwayatnya di dunia. Banyak orang merasa sedih dengan kepergiannya. Bahkan
karangan bunga sebagai ucapan belasungkawa pada datang. Tetapi ketika hatinya yang mati yang bersangkutan
tak merasakan. Hampir tidak ada yang
tahu sejak kapan mati hatinya. Orang orang hampir tidak peduli.
Imam Ibnul Qayyim menyebutkan tiga
keadaan hati manusia satu diantaranya adalah manusia yang hatinya mati. Beliau
menjelaskan beberapa TANDA HATI YANG TELAH MATI, yaitu :
Pertama : Tidak mengenal Allah dan berdiri diatas syahwat dan kelezatannya.
Kedua : Mengerjakan perkara perkara yang dibenci dan dimurkai Allah. Tidak peduli apakah Allah ridha atau murka.
Ketiga : Yang menyekutukan Allah, beribadah kepada selain Allah. Rasa cinta, takut, berharap dan tawakalnya bukan kepada Allah semata.
Keempat : Yang apabila mencintai maka ia mencintai karena hawa nafsunya. Apabila membenci maka ia membenci karena hawa nafsunya. Dan apabila mencegah maka ia mencegah karena hawa nafsunya. Maka jadilah ia mengutamakan hawa nafsunya dari ridha Allah. keri
Kelima : Menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai pemimpinnya, kebodohan sebagai kusirnya dan kelalaian sebagai kendaraannya. (Mawaaridul Amaan).
Ketika fisik seseorang telah mati maka tak mungkin dia bisa hidup kembali di dunia. Tetapi ketika hati yang mati masih ada cara menghidupkannya, diantaranya adalah :
Pertama : Bersegera untuk memenuhi perintah Allah dan Rasul-Nya.
Sungguh, hakikat kehidupan seseorang ditandai oleh HIDUPNYA HATI yaitu dengan mentauhidkan
Allah Ta'ala. Mentaati perintah-Nya dan menjauhi SELURUH larangan Allah Ta'ala
dan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Allah Ta'ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوا۟ ٱسْتَجِيبُوا۟ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
ۖ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَقَلْبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ
إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Wahai orang orang yang beriman !. Penuhilah seruan
Allah dan Rasul apabila menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan
kepadamu. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara MANUSIA DAN
HATINYA dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (Q.S al Anfal
24).
Syaikh as Sa'di berkata : Adalah satu sifat yang pasti
ada pada semua perkara yang diserukan oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya sekali
gus sebagai penjelasan tentang faedah dan hikmahnya. Karena KEHIDUPAN HATI DAN
ROHANI adalah dengan beribadah kepada Allah Ta'ala, senantiasa mentaati-Nya dan
mentaati Rasul-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Kedua : Menjauh dari dosa dan maksiat. Rasulullah Salallahu 'laihi Wasallam bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى
قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ
قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ
الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ)
Seorang hamba apabila melakukan suatu
kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia
meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila
ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga
menutupi hatinya. (H.R at Tirmidzi).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat dan dosa akan menyebabkan munculnya kegelisahan serta kegalauan, ketakutan, kesedihan, kesempitan dada dan berbagai jenis penyakit hati (lainnya). Maka tidak ada satupun obat yang bisa menyembuhkannya kecuali istighfar dan taubat. (Zaadul Ma'aad).
Ketiga : Senantiasa belajar ilmu tentang syariat.
Sungguh, dalam syariat Islam, belajar ilmu adalah
wajib sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Belajar ilmu wajib
bagi setiap muslim. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Dalam
hal ini, ilmu yang paling utama untuk dipelajari adalah ilmu syariat dan tentu
juga ilmu ilmu yang lainnya yang bermanfaat bagi kaum muslimin.
Tentang ilmu, Imam Ibnul Qayyim berkata : Sungguh,
ilmu adalah makanan, minuman, dan obat bagi hati. Karena HIDUPNYA HATI bergantung
kepada ilmu, sehingga apabila hati KEHILANGAN ILMU, maka hati tersebut akan
mati. (Miftaah Daris Sa'adah).
Wallahu A'lam. (3.316)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar