SANGAT TERCELA JIKA MUSIBAH DIJADIKAN
BAHAN
CANDAAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Bercanda, berolok olok menjadi sesuatu yang
disukai sebagian orang. Apalagi pada waktu kumpul dengan teman teman
paguyubannya. Ketika itu ada saja satu atau dua orang yang menyampaikan cerita
cerita lucu, bercanda membuat orang lain tertawa bahkan sampai terbahak bahak.
Umumnya cerita cerita yang mengundang ketawa ini adalah CERITA BOHONG, DIBUAT
BUAT.
Dua hadits berikut ini mudah mudahan memberi
pemahaman yang baik kepada kita bahwa bercanda dengan sesuatu yang tidak benar
atau dibumbui dengan kebohongan
adalah terlarang dalam syariat Islam.
(1) Dari Abu Hurairah, Para sahabat berkata :
Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya engkau mencandai kami. Beliau bersabda :
إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا
حَقًّا
(Benar, akan tetapi) aku tidak mengucapkan
(dalam bercanda) sesuatu kecuali yang benar. (H.R at Tirmidzi, hadits
Hasan Shahih)
(2) Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa
ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ
لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta
hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah
dia. (H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi).
Perhatikanlah ancaman berat
yaitu celaka bagi orang yang berbicara dusta, yaitu diantaranya
dengan membuat dan menyampaikan cerita bohong untuk membuat orang tertawa. Nabi
mengulangi perkataan CELAKA DIA, SAMPAI DUA KALI.
Lalu
bagaimana di zaman ini. Sebagian orang membuat cerita cerita bohong,
lucu lucuan, sharing di media sosial dan
dibaca orang banyak bahkan di reshare lagi pada hal itu dilarang dalam syariat
Islam.
DAN INGAT, YANG PALING BURUK ADALAH : Sharing
cerita cerita lucu yang dibuat terkait dengan musibah berupa penyakit dan wabah.
Perhatikanlah bahwa terkadang masuk media sosial cerita lucu lucuan tentang
wabah penyakit dan juga musibah yang lainnya.
Yang membuat cerita lucu dan candaan ini
belum terkena wabah dan kita berharap jangan sampai kena.
Ketahuilah bahwa musibah berupa wabah penyakit
yang menyebar ditengah masyarakat bahkan
hampir di dunia dan telah banyak memakan korban ADALAH KETETAPAN ALLAH TA’ALA. Ingatlah bahwa
adzab yang diturunkan Allah Ta’ala adalah tersebab dosa dosa kita. Allah
Ta’ala berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ
فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah
karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan
kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.
Ibnu Qayyim al Jauziyah rahimahullah
mengatakan : Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan
nikmat dan AKIBAT DOSA ADALAH MENDATANGKAN BENCANA (MUSIBAH). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari
seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga
disebabkan oleh dosa. (Al Jawabul Kaafi)
Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah mengatakan
: Tidaklah disandarkan suatu kejelekan (kerusakan) melainkan pada dosa
karena semua musibah itu disebabkan karena dosa. (Latha’if Ma’arif)).
Oleh karena itu ketika musibah datang
hendaknya hamba hamba Allah : (1) BANYAK MEMOHON AMPUN. (2) BANYAK BERIBADAH UNTUK MENDEKATKAN DIRI KEPADA
ALLAH TA’ALA (3) DAN BANYAK BERDOA AGAR MUSIBAH INI SEGERA DIANGKAT OLEH ALLAH
TA’ALA. Jadi bukan dijadikan bahan lucu lucuan atau candaan.
Nah, kalau sebagian orang ada yang menjadikan
musibah sebagai bahan candaan, lucu lucuan SUNGGUH KETERLALUAN DAN SANGAT
TERCELA. Na’udzubillah. Wallahu A’lam. (1.934)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar