MEMPERBANYAK AMAL RAMADHAN MESKIPUN
DALAM KEADAAN SULIT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Alhamdulillah, dari dahulu guru
guru kita selalu mengingatkan tentang banyaknya keutamaan bulan Ramadhan. Bahkan
Ramadhan adalah bulan penuh berkah sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam : “Qad
jaa’akum syahrur ramadhan, syahrul mubaarak”. Sungguh
telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. (H.R Imam
Ahmad dan an Nasa’i).
Tapi ketahuilah bahwa keutamaan,
kebaikan dan keberkahan yang ada di bulan Ramadhan hanya bagi orang beriman,
itupun dengan catatan harus MENGISINYA
DENGAN AMAL AMAL SHALIH YANG DISYARIATKAN. Yang selain itu tak akan dapat.
Oleh karena itu dalam keadaan susah dan sulit, tersebab adanya
musibah seperti meluasnya wabah
penyakit maka kita tetap berusaha
mengisi bulan Ramadhan dengan amal amal shalih terutama amal amal yang
memberatkan timbangan di akhirat DAN YANG JUGA PENTING, JANGAN DIABAIKAN yaitu
AMAL SHALIH YANG MENDATANGKAN AMPUNAN DARI ALLAH TA’ALA.
Ketahuilah bulan Ramadhan adalah
bulan kesempatan banyak beribadah dan pahalanya dilipat gandakan. Selain itu
ada banyak amalan Ramadhan yang menjadi penghapus dosa bahkan benteng dari api
neraka, diantaranya adalah :
Pertama : Ketika melaksanakan
puasa wajib.
Sungguh orang orang beriman yang
melaksanakan puasa Ramadhan akan diampuni dosanya yang telah lalu. Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang puasa Ramadhan
karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim,
dari Abu Hurairah).
Yang dimaksud dengan iman di sini
adalah meyakini wajibnya puasa yang dia lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan
mengharapkan pahala atau ihtisab adalah keinginan mendapatkan balasan pahala
dari Allah Ta’ala (Fath al Bari)
Selain
itu ketahuilah bahwa puasa adalah benteng dari api neraka, sebagaimana Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam bersabda :
قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي
وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman : Puasa
adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka,
dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya. (H.R Imam Ahmad).
Kedua : Ketika mendirikan
shalat taraweh
Pada hadits no. 697 dalam Kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar Asqalani
menyebutkan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ –
رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah
Salllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Barangsiapa melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan
mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R
Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Itulah di antara keutamaan shalat
taraweh. Hal ini juga menunjukkan bahwa disebut ikhlas jika seseorang mengharap
pahala dari sisi Allah ketika beramal.
Ketiga : Ketika mendirikan
shalat pada malam qadar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
إَيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa berdiri (shalat) pada Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan
mengharap pahala dari Allah, akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Selain itu disunnahkan untuk banyak berdoa
memohon ampun pada malam qadar tersebut. Telah diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu
‘anha, (dia) berkata : Aku bertanya, “Ya Rasulullah !. Apa pendapatmu jika aku
tahu kapan lailatul qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?. Beliau menjawab, ucapkanlah :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ
الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai
orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku (H.R at Tirmidzi dan Ibnu
Majah).
Oleh karena itu, tetaplah mengisi bulan
Ramadhan dengan amal amal shalih yang disyariatkan meskipun
keadaan sulit seperti adanya musibah berupa wabah penyakit yang meluas dan yang
lainnya.
Sungguh Ramadhan hanya didatangkan Allah Ta’ala sekali dalam setahun.
Kalaupun kita mendapat Ramadhan tahun yang lalu dan tahun ini, sungguh tak ada
jaminan sedikitpun bahwa kita akan mendapatkannya lagi pada tahun yang akan
datang.
Selain itu, ketika melakukan amal yang disyariatkan
tetaplah menjaga KEIKHLASAN dengan mengharap ridha dan pahala dari-Nya. Dan
juga mengikuti contoh yang diajarkan
atau ITTIBA’ kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.944)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar