MUNAFIK DAN SYI’AH SANGAT LANCANG
MENCELA
SAHABAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Al Hafizh Ibnu Hajar
Ashqalani berkata : Sahabat adalah orang yang bertemu
dengan Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam, beriman kepadanya dan
wafat dalam keadaan Islam. (al Ishabah fi Tamyiz as Shahabah).
Sungguh, sahabat adalah orang orang pilihan
Allah Ta’ala untuk mendampingi Rasul-Nya dalam mendakwahkan dan menegakkan
agama yang diridhai-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ
عَلَىٰ عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَىٰ ۗ
Katakanlah, segala puji bagi Allah dan
kesejahteraan atas hamba hamba-Nya yang dipilih-Nya. (Q.S an Naml 59).
Tentang ayat ini dijelaskan dalam Tafsir ath
Thabari : (1) Ibnu Abbas berkata : Para sahabat Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi
wasallam adalah hamba hamba pilihan Allah untuk Nabi-Nya. (2) Firman Allah
: Hamba hambaNya yang dipilih-Nya yaitu hamba hamba
pilihan untuk Nabi-Nya Muhammad. Allah menjadikan mereka sebagai pendamping dan
pembela Nabi untuk mengemban agama yang diutus.
Allah memuji dan memuliakan sahabat. Allah
berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar
dan beriman kepada Allah (Q.S. Ali Imran 110).
Ketahuilah ayat ini turun pada masa sahabat,
dan paling utama yang dimaksud dengan umat terbaik tentulah para sahabat.
Selanjutnya adalah orang orang yang mengikuti cara beragamanya para sahabat.
Para sahabat adalah orang orang yang Allah
Ta’ala ridha kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Dan orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama tama (masuk Islam) diantara orang-orang
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang
agung.” (Q.S at Taubah 100).
Tidaklah diragukan sedikitpun bahwa para sahabat adalah
generasi umat Islam terbaik. Mereka bersama Nabi dan bersungguh sungguh membela
agama ini sejak awal diturunkan adalah bukti keutamaan dan yang tidak bisa
ditandingi oleh generasi manapun. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ
الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
Sebaik-baik manusia ialah pada
generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (H.R Imam
Bukhari dan Muslim).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Hadits
hadits yang semakna dengan ini sangat banyak bahkan mencapai derajat mutawatir
yaitu dalam (1) Menerangkan keutamaan sahabat (2) Pujian kepada mereka (3)
Keutamaan generasi mereka dibandingkan yang setelahnya. Orang yang mencela
sahabat berarti mencela al Qur an dan as Sunnah (Lihat Majmu’ Fatawa)
Dengan pujian dan ridha Allah Ta’ala kepada
para sahabat yaitu kaum Muhajirin dan kaum Anshar maka tak diragukan bahwa SANGATLAH
PANTAS bahkan menjadi salah satu kewajiban bagi kita orang orang beriman untuk
memuji, mencintai dan berusaha mengikuti jejak para sahabat.
Lalu ternyata ada golongan orang orang yang
tak malu, lancang dan berani beraninya mencela sahabat. Padahal Rasulullah
Salallahu ‘alaii Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau bahwa orang
yang berani mencela sahabat akan mendapat LAKNAT ALLAH sebagaimana hadits
berikut ini.
مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي فَعَلَيْهِ
لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
Barangsiapa
yang mencela para Sahabatku, ia akan mendapatkan laknat (dari) Allah, Malaikat,
dan manusia seluruhnya. (H.R ath
Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al al
Albani).
Ketahuilah bahwa diantara golongan yang
lancang mencela sahabat adalah :
Pertama : Orang orang munafik
Orang orang munafik telah mencela dan menuduh
para sahabat sebagai orang bodoh tetapi Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui, membela
dengan tegas bahwa SESUNGGUHNYA ORANG ORANG MUNAFIK ITULAH YANG BODOH. Allah
Ta’ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا
آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ
هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka :
Berimanlah kamu sebagaimana orang lain beriman !. Mereka menjawab : Apakah kami
akan beriman seperti orang orang bodoh itu beriman ?. Ingatlah, sesungguhnya mereka
itulah orang orang yang bodoh, tetapi mereka tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 13).
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala sangat murka kepada para munafik.
Dan Allah Ta’ala akan menempatkan mereka di neraka pada lapisan paling bawah,
na’udzubillah min dzaalik. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ
وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sungguh,
orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an
Nisa’ 145)
Kedua : Orang orang Syi’ah
Sungguh tidak ada keraguan sedikitpun bahwa kaum
Syi’ah memiliki keyakinan yang bathil dan keliru berat dalam memandang
kedudukan para sahabat Nabi. Keyakinan mereka terhadap sahabat
dilandaskan pada CACIAN, CELAAN, laknat, pengkafiran dan
mencap dengan murtad. Hanya beberapa orang saja yang mereka kecualikan.
Ini disebutkan dalam
banyak riwayat dan kitab yang ditulis ulama Syi’ah, diantaranya dalam salah
satu buku induk ajaran Syi’ah yaitu karangan ulama besar mereka, Al Kulaini
menyebutkan riwayat dari Ja’far : Manusia (para sahabat)
telah murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam kecuali tiga orang. Aku
berkata : Siapa saja tiga orang tersebut ?. Disebutkan yaitu : Al Miqdad bin Al
Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi. (Furu’ al Kaafi, Al
Kulaini).
Betapa lancang dan jahatnya mereka yaitu kaum
munafik dan kaum Syi’ah yang telah mencela bahkan mencap murtad para sahabat.
Padahal Allah Ta’ala telah memuji, memuliakan dan ridha kepada para sahabat.
Wallahu A’lam. (1.816)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar