FIR’AUN DAN KAUM TSAMUD PENENTANG
YANG DIBINASAKAN ALLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Surat al Buruj bermakna Gugusan Bintang adalah surat ke 85 dalam al
Qur an. Surat ini tergolong surat Makkiyah yaitu turun sebelum Rasulullah
Hijrah ke Madinah. Terdiri dari 22 ayat. Pada ayat pertama Allah Ta’ala
berfirman :
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. (Q.S al Buruj 1)
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. (Q.S al Buruj 1)
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa HURUF WAWU
diawal ayat ini bukanlah bermakna DAN tetapi itu adalah WAWU QASAM yaitu untuk
menyebutkan sumpah. Allah Ta’ala bersumpah demi langit yang memiliki gugusan
bintang. Sungguh Allah Ta’ala bebas bersumpah dengan menyebut makhluk-Nya yang
mana saja. Adapun orang orang beriman hanya boleh bersumpah dengan menyebut Nama
Allah atau Asma’ dan Sifat-Nya.
Selanjutnya ketahuilah bahwa salah satu
pelajaran sangat penting dari surat al
Buruj ini adalah pada ayat 17 dan 18. Sungguh dalam ayat ini Allah Ta’ala
mengingatkan tentang bala tentara penentang utusan Allah. Mereka adalah Fir’aun dan (kaum) Tsamud. Allah
Ta’ala berfirman :
فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ
Sudahkah datang kepadamu berita kaum kaum
penentang. (yaitu kaum) Fir’aun dan (kaum) Tsamud ?.
Kedua kaum penentang ini telah dibinasakan
oleh Allah Ta’ala dengan adzab yang
pedih dan sangat mengenaskan. Inilah kisah penentangan dan pembangkangan
mereka terhadap utusan Allah.
Pertama : Adzab kepada Fir’aun.
Fir’aun memiliki kerajaan yang begitu kuat dan
kekuasaan yang besar serta bala tentara yang banyak. Lalu datang keangkuhan dan kesombongan, sewenang
wenang dan melampaui batas, yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي
الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ
Dan Sungguh Fir’aun itu benar benar telah
berbuat sewenang wenang di bumi dan termasuk orang yang melampaui batas. (Q.S
Yunus 83)
Fir’aun telah mengolok olok
Nabi Musa, sebagaimana Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya :
إِذْ جَاءَهُمْ فَقَالَ لَهُ فِرْعَوْنُ
إِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا مُوسَىٰ مَسْحُورًا
Ketika Musa datang kepada mereka lalu Fir’aun
berkata kepadanya : Wahai Musa !. Sesungguhnya aku benar benar menduga engkau
terkena sihir. (Q.S al Isra’ 101)
Juga disebutkan dalam firman-Nya :
أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَٰذَا الَّذِي
هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ
(Fir’aun berseru kepada kaumnya) Bukankah aku
lebih baik dari (Musa) orang yang hina ini dan hampir tidak dapat menjelaskan
(perkataannya) Q.S az Zukhruf 52).
Dan puncak kesombongan Fir’aun adalah mengaku
sebagai tuhan. Ini dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا
الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي
Dan Fir’aun berkata : Wahai para pembesar
kaumku !. Aku tidak mengetahui ada tuhan bagimu selain aku. (Q.S al
Qashash 38)
Lalu Allah Ta’ala mengadzab dengan
menenggelamkan Fir’aun bersama bala tentaranya sebagaimana
firman-Nya :
ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ وَأَنْجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَنْ
مَعَهُ أَجْمَعِينَ
Dan kami selamatkan Musa dan orang orang yang bersamanya
secara keseluruhan. DAN KAMI TENGGELAMKAN GOLONGAN YANG LAIN ITU (FIR’AUN DAN
BALA TENTARANYA). Q.S asy Syuaraa 65-66).
Kedua : Adzab kepada kaum Tsamud yaitu kaum
Nabi Shalih.
Allah mengutus Nabi Shalih kepada kaum Tsamud
agar mereka beribadah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya
:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ
قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ
Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara
mereka Shalih. Dia berkata : Wahai kaumku !.. Sembahlah Allah, tidak ada tuhan
bagimu selain dia. (Q.S. Huud 61).
Tetapi kaumnya menentang.
قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا
مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَا ۖ أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا
وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ
Mereka kaum Tsamud berkata : Wahai Shalih !.
Sungguh, engkau sebelum ini berada ditengah tengah kami merupakan orang yang
diharapkan. Mengapa engkau melarang kami untuk menyembah apa yang
disembah oleh nenek moyang kami ?. Sungguh kami benar benar dalam
keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan
kepada kami. (Q.S Huud 62).
Bahkan puncak kedurhakaan kaum Nabi Shalih
kepada Allah adalah ketika mereka berani menyembelih unta yang dikirim Allah
Ta’ala sebagai mukjizat Nabi Shalih.
Allah Ta’ala berfirman :
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ
أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ
مِنَ الْمُرْسَلِينَ
Kemudian mereka sembelih unta betina itu dan
(mereka) berlaku angkuh terhadap perintah Rabb-nya. Mereka berkata : Wahai
Shalih !. Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang
rasul. (Q.S al A’raf 77).
Tersebab keangkuhan dan menantang Nabi Shalih
maka Allah Ta’ala menurunkan adzab yang besar, yaitu sebagaimana firman-Nya
:
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Lalu datanglah gempa menimpa mereka dan mereka
pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. (Q.S al A’raf 78).
Imam Ibnu Katsir berkata : Setelah matahari
terbit dari timur yaitu pada hari Ahad pagi, muncullah suara keras dari langit
dan gempa yang dahsyat dari bawah mereka, sehingga nyawa mereka melayang dalam
satu waktu, semua gerakan terhenti dan semua suara pun diam, dan seluruh
hakikat pun menjadi kenyataan. (Qishashul Anbiyaa)
Begitulah kisah Fir’aun yang menentang Nabi
Musa dan kaum Tsamud yang menentang Nabi
Shalih. Mereka dibinasakan Allah Ta’ala dengan adzab yang dahsyat.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata
: Pada kisah Fir’aun dan kaum Tsamud ini terdapat dua faedah, yaitu :
Pertama
: Memberikan hiburan kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dan
menguatkan beliau. (yang saat itu berdakwah dbawah tekanan keras dari kafir
Quraisy, peny.). Dan (diceritakan) bahwa Allah Ta’ala telah menolong para Rasul
sebelumnya. Dia pasti akan menguatkan, menolong dan memuliakan beliau.
Peristiwa ini tidak ragu lagi bisa menguatkan tekad dan mengasah kemauan untuk
berdakwah kepada Allah Ta’ala dan menyampaikan risalah-Nya.
Kedua
: Memberi gertakan atau menakut nakuti serta ancaman bagi orang orang Quraisy
(penentang dakwah) yang mendustakan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dan
merintangi dakwah beliau. Mereka (kafir Quraisy) tidaklah lebih kuat dari
Fir’aun dan kaum Tsamud. Meski demikian mereka mengalami kehancuran dan
kebinasaan serta tidak terlepas dari ancaman adzab. (Tafsir Juz ‘Amma, surat al
Buruj).
Sungguh surat al Buruj 17 dan 18 ini
semestinya menjadi pelajaran bagi orang orang sesudah mereka. Perhatikanlah
bahwa di zaman ini ada orang orang yang SANGAT LANCANG MENENTANG AJARAN RASULULLAH SALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM. Ada pula yang
merendahkan martabat beliau bahkan ada yang mengatakan bahwa si Fulan lebih
berjasa dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Sepertinya mereka yang LANCANG INI adalah benar benar TAK
TAKUT DENGAN ADZAB ALLAH TA’ALA. Jadi biarkanlah mereka menunggu adzab yang PASTI DATANG baik
adzab di dunia MAUPUN adzab di akhirat kelak. Wallahu A’lam. (1.840)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar