SU’UL KHATIMAH BISA DATANG KARENA
TEMAN YANG
BURUK
Oleh : Azwir B Chaniago
Salah satu keadaan yang BENAR BENAR SANGAT
DITAKUTI oleh orang orang beriman adalah akhir umur yang buruk atau SU’UL
KHATIMAH. Oleh sebab itu orang orang beriman selalu berdoa agar diwafatkan
dalam husnul khatimah. Dan diantara doa yang dianjurkan adalah :
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا
صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami
dalam keadaan beragama Islam (berserah diri kepada-Mu). (Q.S al A’raf 126)
Adapun di
antara doa husnul khatimah yang
diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam adalah :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي
آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ.
Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya,
sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah
hari saat aku menghadap-Mu. (H.R ath Thabrani).
Dan juga
dianjurkan untuk membaca doa :
اللهُمَّ إني أسألك حُسن الخاتمه
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu husnul khatimah.
Ketahuilah bahwa su’ul khatimah bisa menimpa
seseorang karena bergaul dengan teman atau orang orang yang kelakuannya buruk. Intinya adalah teman
yang tak mengajak kepada ketaatan dan tak mencegah berbuat dosa dan maksiat.
Sungguh Rasulullah telah mengingatkan telah
mengingatkan kita umat beliau untuk berhati hati memilih teman karib. Beliau
bersabda :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ
فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang akan mencocoki agama (atau
kebiasaan) teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan
menjadi teman karib kalian. (H.R Abu Daud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad dari Abu
Hurairah. Dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Bahwa seorang Tabi’in, yaitu Imam Mujahid
memberi nasehat : Barangsiapa (menjelang, menghadapi) mati, maka akan datang di
hadapan dirinya orang yang satu majelis (satu tipe) dengannya. Jika ia biasa
duduk di majelis orang yang selalu menghabiskan waktu dalam kesia-siaan maka itulah yang akan menjadi teman dia
tatkala sakratul maut.
Sebaliknya jika di kehidupannya ia selalu
duduk bersama ahli dzikir (yang senantiasa mengingat Allah), maka itulah yang
menjadi teman yang akan menemaninya saat sakratul maut. (Tadzkirah, Imam al
Qurtubi).
Ketahuilah bahwa paman Nabi Salallahu ‘alaihi
Wasallam, Abu Thalib, meninggal pada tahun kesepuluh kenabian. Dia adalah
pembela yang sangat banyak jasanya terhadap
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Tetapi dia meninggal dalam
keadaan musyrik meskipun Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah berusaha menuntunnya
untuk mengucapkan kalimat tauhid.
Kenapa ?. Diantara penyebabnya adalah saat menjelang wafat hadir dua teman
akrabnya yang musyrik yaitu Abu Jahal
dan Abdullah bin Abi Umayyah. Keduanya terus mempengaruhi agar Abu Thalib tetap dalam agama
jahiliyah, agama Abdul Muthalib.
Imam Bukhari dan Imam Muslim
meriwayatkan, bahwa Ibnul Musayyib
berkata : Sesungguhnya Rasulullah menemui Abu Thalib ketika akan meninggal. Di
situ beliau mendapati Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah. Rasulullah
berkata kepada Abu Thalib : “Wahai pamanku katakan Laa ilaha illallah
sebuah kalimat yang aku akan menjadi saksimu di hadapan Allah Subhanahu wa
Ta’ala pada hari Kiamat.” Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata :
Wahai Abu Thalib apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib ?.
Rasulullah terus terus mentalqinnya dengan
mengulangi kalimatnya diatas, hingga akhir ucapan Abu Thalib dia tetap berada
diatas agama Abdul Muthalib dan tidak mengucapkan syahadat. Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam berkata : Demi Allah, sungguh aku akan memohonkan
ampun untukmu selama aku tidak dilarang, hingga kemudian Allah Ta’ala
menurunkan ayat :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ
آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِنْ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang orang
beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang musyrik, walaupun orang
orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka
bahwasanya orang orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (Q.S at
Taubah 113).
Oleh karena itu orang orang beriman akan
selalu berusaha berteman dengan orang orang shalih yang selalu mengajak kepada
kebaikan dan akan mendampingi serta membimbingnya kepada kalimat tauhid pada
saat sakaratul maut. Itulah salah satu jalan untuk terhindar dari su’ul
khatimah atau kematian yang buruk. Wallahu A’lam. (1.817)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar