RASULULLAH TIDAK MEMAAFKAN ORANG
YANG KETERLALUAN JAHATNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh memaafkan adalah suatu
sikap yang mulia dari seorang hamba dan Allah akan menambah kemuliaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلَمَنْ صَبَرَ
وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sunguh itu termasuk perbuatan yang mulia. (Q.S asy Syura 43).
Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ...,
Wama zadallahu ‘abdan bi’afwin illa ‘izza. Wama nawadha’a ahadun lillahi illa
rafa’ahullah) .... Allah tidak akan menambah untuk seorang hamba karena
maafnya (suka memaafkan) kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang
merendahkan hatinya kecuali Allah akan meninggikan (derajat) nya. (H.R.
Imam Muslim).
Lalu apakah semua kesalahan manusia
harus dimaafkan. Ketahuilah bahwa jika suatu kesalahan sudah keterlaluan
apalagi berkaitan dengan agama maka bisa jadi tak dimaafkan. Bahkan pada saat
Fathul Makkah banyak orang orang pembenci Islam serta orang orang yang
KETERLALUAN MENGHAMBAT DAKWAH RASULULAH, TIDAK DIMAAFKAN OLEH BELIAU.
Perhatikanlah
kisah berikut ini. Pada bulan Ramadhan tahun ke 8 Hijriah Rasulullah dengan 10.000 pasukan kaum
muslimin dari Madinah memasuki kota Makkah tanpa perlawanan dari kafir Quraisy. Beliau masuk kota
Makkah dengan tetap menundukkan kepala
sambil membaca firman Allah :
إِنَّا فَتَحْنَا
لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
Sesungguhnya
kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S al Fath 1)
Kemudian beliau mengumumkan kepada
penduduk Makkah : “Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk
rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya
maka dia aman”.
Jadi
meskipun sudah menguasai kota Makkah tanpa perlawanan, beliau memaafkan kafir
Quraisy yang ada di kota Makkah. Pada hal dahulu sebelum hijrah ke Madinah
kafir Quraisy telah menghina, mencerca bahkan akan membunuh beliau sampai
akhirnya beliau selamat dengan berhijrah ke Madinah yaitu sebagaimana disebut
dalam firman Allah :
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ
يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ
خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Dan
(ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu
(Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu.
Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah
sebaik baik pembalas tipu daya. (Q.S al Anfal 30)
Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam adalah pribadi yang sangat pemaaf. Tapi ketahuilah bahwa ada saatnya
Rasulullah tidak memberi maaf kepada orang yang sudah keterlaluan jahatnya
dalam memusuhi Islam.
Didalam Kitab ar Rahiq al Makhtum,
yang ditulis oleh Dr. Syaikh Shafiyurrahman al Mubarakfury disebutkan bahwa pada hari Fathul Makkah Rasulullah mengumumkan untuk mengeksekusi 9 orang musuh
Islam di Makkah yang dianggap penjahat kelas kakap. Mereka tidak dimaafkan.
Diantaranya adalah :
(1)
Abdul Uzza bin Khathal. Kesalahannya adalah menyuruh dua budak perempuannya
untuk bernyanyi dengan kalimat yang menghina dan mencerca Rasulullah yaitu
sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Pada saat Fathul Makkah Ibnu Khathal
bersembunyi di kain penutup Ka’bah. Lalu Rasulullah memerintahkan seorang
sahabat membunuhnya.
(2) Miqyas in Shuhabah dibunuh oleh
Numailah bin Abdullah. Kesalahannya adalah dulu dia sudah masuk Islam lalu
murtad dan pernah membunuh seorang sahabat Anshar.
(3)
Al Harits bin Naufal dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. Kesalahannya
adalah sebelum Nabi hijrah Ibnu Naufal ini
paling keras gangguannya kepada Rasulullah dalam berdakwah pada awal
awal Islam di Makkah.
(4) Ikrimah bin Abu Jahal juga akan
dieksekusi tapi dia sempat melarikan diri ke Yaman. Beberapa tahun kemudian
baru kembali ke Makkah karena istrinya memohon kepada Nabi agar diberi
perlindungan dan dia masuk Islam. Kesalahannya antara lain dia salah satu panglima perang kafir Quraisy di
perang Uhud yang sempat mengalahkan pasukan Islam.
(5) Arnab budak perempuan Ibnu
Khathal juga dibunuh karena dia adalah biduan yang selalu bernyanyi dengan lirik yang menghina dan
mencerca Rasulullah.
Memang pada saat Fathul Makkah
Nabi memaafkan seluruh penduduk Makkah
dan tidak memaksa mereka masuk Islam kecuali dengan kemauan sendiri. Namun
demikian ada orang orang kafir
Quraisy yang dianggap mempunyai
kesalahan besar lalu beliau perintahkan untuk dieksekusi mati, yaitu 9 orang
dan 5 orang diantaranya sebagaimana disebutkan diatas.
Sungguh Islam sangat menganjurkan
umatnya untuk menjadi pemaaf. Tetapi dalam beberapa kasus Rasulullah telah memberi contoh untuk tidak
memberi maaf kepada orang orang tertentu yang dianggap telah melakukan
kejahatan besar terhadap Rasulullah dan agama Islam.
Insya Allah ada manfaatnya untuk
kita semua. Wallahu A’lam. (1.401)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar