MENGHADAPI TETANGGA YANG BERKELAKUAN BURUK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tetangga adalah bagian yang tak bisa diabaikan
dalam kehidupan bermasyarakat dan memang dibutuhkan. Oleh karena itu sangatlah
diajurkan untuk saling berbuat baik. Bahkan malaikat Jibrul pun sering
mengingatkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ini. Rasulullah
bersabda :
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ
بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Jibril senantiasa menasehatiku tentang
tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta
waris (H.R Imam Bukhari 6014 dan Imam Muslim 2625).
Ketahuilah bahwa jika seseorang menghadapi
masalah atau marabahaya ditempat tinggalnya maka pertolongan pertama datang
dari tetangga. Betapa pentingnya tetangga, barangkali ilustrasi berikut ini
bisa sedikit menjelaskan diantara pentingnya tetangga :
Pertama : Seseorang
memiliki anak dokter spesialis jantung. Nah ketika orang ini mendapat serangan
jantung maka biasanya yang membantu pertama kali adalah tetangga. Paling tidak,
dia bisa mengantarkan ke rumah sakit.
Lalu bagaimana dengan anaknya yang dokter
spesialis tadi. Dia tak bisa segera
membantu karena dia tinggal di kota lain.
Kedua : Seseorang
memiliki anak laki laki. Anak ini komandan pada satu pasukan keamanan. Nah
ketika rumah orang ini dimasuki maling dan dia berteriak minta tolong maka yang
membantu pertama kali adalah tetangga. Paling tidak dia bisa membantu
menghubungi pos polisi terdekat.
Lalu bagaimana dengan anaknya yang komandan
pasukan keamaman tadi. Dia tak bisa segera membantu karena tinggal di kota
lain.
Oleh
karena itu sangatlah hebat dan penting sekali diperhatikan pesan pesan Rasulullah
agar kita memuliakan dan berbuat baik
kepada tetangga karena saling membutuhkan. Beliau bersabda :
وَعَنْ أَنَس رضي الله عنه عَنْ
النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ
يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.”.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada
ditangan-Nya, tidaklah (sempurna) beriman seorang hamba sampai dia menyukai
bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya. (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ
الاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. (H.R Imam Bukhari dan
Imam Muslim).
Kedua hadits ini menunjukkan betapa pentingnya
berbaik baik dengan tetangga karena ini bukan sekedar muamalah atau hubungan
antar manusia TAPI BERKAITAN DENGAN IMAN SESEORANG.
Namun demikian tidaklah semua orang beruntung
bisa mendapat tetangga yang baik. Oleh karena itu datang
keluhan dan sering pula datang pertanyaan : Bagaimana kalau kami mendapati
tetangga yang tidak baik. Dia suka menzhalimi, suka hasad, sombong, berbicara
kasar dan suka menyakiti dengan lisannya ?.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu
diketahui, diantaranya adalah :
Pertama : Gangguan dari tetangga
adalah ujian atau musibah.
Memang semua manusia akan di uji, diberi
musibah. Ingatlah firman Allah :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan
: Kami telah beriman, dan mereka tidak diuji ?. (Q.S al Ankabut 2)
Ketahuilah bahwa semua ujian atau musibah terjadi karena izin dan kehendak Allah. Allah Ta’ala
berfirman :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ
Tidak ada
sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.
(Q.S at Taghabun 11).
Bisa jadi juga ujian atau musibah ini adalah
sebagai balasan atau perbuatan kita diwaktu yang lalu yang pernah menzhalimi
orang lain. Lalu sekarang Allah mengirim tetangga yang buruk sebagai balasan
perbuatan buruk kita dimasa lalu.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ
لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat
baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat keburukan)
itu untuk dirimu sendiri. (Q.S
al Isra’ 7)
Allah Ta’ala
berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ
وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan maka itu untuk
dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan
menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Rabb-mu kamu dikembalikan. (Q.S al
Jaasiyah 15)
Kedua : Bersabar dengan gangguan tetangga.
Diantara cara berbuat baik
kepada tetangga adalah bersabar atas gangguannya. Sungguh bersabar adalah salah
satu perbuatan mulia. Bersabar atas gangguan tetangga adalah perbuatan baik
yang akan mendapat balasan kebaikan pula. Allah berfirman :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
Tidak ada balasan kebaikan
kecuali kebaikan pula. (Q.S ar Rahman 60).
Bersabar terhadap gangguan tetangga memang bukanlah
pekerjaan mudah. Kecenderungan manusia umumnya kalau disakiti maka ingin membalas.
Bahkan ketika mampu dia akan membalas
dengan yang lebih buruk.
Ketahuilah
bahwa amatlah tinggi kedudukan orang yang bersabar karena dia dijanjikan
Allah Ta’ala untuk mendapat pahala yang
tidak terbatas.
Sulaiman bin Qashim berkata
: Setiap amalan dapat diketahui ganjarannya kecuali
kesabaran yang ganjarannya seperti air mengalir. Kemudian beliau membacakan
firman Allah Ta’ala :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang
disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az
Zumar 10)
Syaikh as Sa’di berkata : Allah menganjurkan
orang beriman kepada apa yang menyampaikan mereka kepada kemenangan yaitu keberhasilan dengan memperoleh
kebahagian dan kesuksesan. Dan bahwa jalan yang menyampaikan kepada hal itu
adalah KONSISTEN TERHADAP KESABARAN. Menahan
diri dari perkara perkara yang dibenci berupa meninggalkan kemaksiatan serta
bersabar atas musibah dan terhadap perkara perkara yang berat bagi jiwa. Allah
memerintahkan mereka untuk bersabar atas semua itu. (Tafsir Taisir Karimir
Rahman).
Ketiga
: Memaafkan kesalahan tetangga.
Sungguh Allah menyuruh kita untuk menjadi
pemaaf sebagaimana firman-Nya :
خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan
yang ma’ruf serta jangan pedulikan orang orang yang bodoh. (Q.S al A’raf 199).
Syaikh as Sa’di
berkata : Ayat ini mengumpulkan kebaikan akhlak kepada manusia dan apa yang
harus dilakukan dalam bergaul dengan mereka. Perkara yang selayaknya dijadikan
pedoman dalam bergaul dengan manusia (diantaranya) adalah MEMBERI MAAF yakni
perangai yang disukai oleh diri mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa memaafkan adalah SALAH SATU
CARA UNTUK MENDAPATKAN AMPUNAN ALLAH. Allah berfirman :
وَلْيَعْفُوا
وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah MEREKA MEMAAFKAN dan berlapang
dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu ?. Dan Allah Maha
Pengampun Maha Penyayang. (Q.S an Nuur 22).
Keempat : Mendoakan tetangga.
Mendoakan tetangga dan saudara muslim umumnya
adalah perbuatan mulia yang akan mendatangkan banyak kebaikan.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
إن دعوة المرء المسلم
مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين،
ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك.
Doa seorang Muslim
untuk saudaranya dalam keadaan zhahril ghaib (tidak bersama saudara yang
didoakan) mustajab, (dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan itu) ada
Malaikat yang diutus, setiap kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya,
maka Malaikat itu akan berkata aamiin, dan bagimu seperti itu juga. (H.R Imam
Muslim).
Kelima : Berdoa
meminta agar berlindung dari tetangga yang buruk.
Ketahuilah bahwa
memiliki tetangga yang buruk kelakukannya memang terasa berat. Oleh karena itu
berdoalah agar diberi tetangga yang baik. Diantara doa yang diajarkan
Rasulullah adalah :
اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ
جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ، فَإِنَّ جَارَ الْبَـادِيَةِ
يَتَحَوَّلُ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku, karena tetangga
orang-orang Badui itu berpindah-pindah.
H.R al Hakim
an Nasa-i, Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad)
اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ
يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ
صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, saat yang buruk, teman yang
jahat, DAN TETANGGA YANG JAHAT DI TEMPAT TINGGAL TETAPKU. (H.R ath Thabrani, lihat Silsilah al Ahaadiits
ash-Shahiihah no. 1443).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.376)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar