ALLAH MENGANCAM PEMIMPIN YANG TIDAK
BERLAKU ADIL
Oleh : Azwir B. Chaniago
Semua orang, hakikatnya adalah pemimpin.
Paling tidak pemimpin bagi dirinya sendiri agar di jalan yang lurus sehingga
bisa selamat di dunia dan di akhirat.
Selanjutnya, kita mengetahui bahwa sebagian
orang diberi amanah oleh Allah Ta’ala menjadi pemegang kekuasaan yaitu untuk
memimpin orang lain dalam jumlah banyak
bahkan bisa jadi sangatlah banyak. Misalnya pemimpin dalam pemerintahan dengan
wilayah kekuasaan yang luas.
Ketahuilah bahwa kekuasaan itu adalah benar benar milik
Allah dan diberikan kepada siapa yang dikehendakinya dan dicabut ketika
sudah tidak dikehendaki-Nya. Sungguh Allah Ta'ala berfirman :
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ
وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ
تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah (Muhammad) : Wahai Rabb pemilik
kekuasaan, Engkau berikan kekuasaaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau
kehendaki. Ditangan Engkau-lah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas
segala sesuatu. (Q.S Ali Imran 26)
Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan orang orang
beriman untuk selalu berlaku adil yaitu sebagaimana firman-Nya, diantaranya
adalah :
Pertama : Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah
melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S an Nahal 90).
Kedua : Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ
الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ
أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ
تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang orang yang beriman !. Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang tedakwa) kaya ataupun miskin maka Allah lebih tahu kemashlahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.
Dan jika kamu memutar balikkan (kata kata)
atau enggan menjadi saksi maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa
yang kamu kerjakan. (Q.S an Nisa’ 135)
Syaikh as Sa’di berkata : Allah memerintahkan
hamba hambanya yang beriman agar mereka menjadi “penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah”. Al Qawwam (penegak keadilan) adalah sebuah kata yang
menunjukkan makna lebih (sighah mubalaghah) artinya JADILAH KALIAN PENEGAK
KEADILAN DALAM SEGALA KONDISI terhadap hak hak Allah dan hak hamba hamba-Nya.
(1) Adil terhadap hak hak Allah ADALAH TIDAK MEMAKAI NIKMAT NIKMAT ALLAH UNTUK
BERMAKSIAT KEPADA-NYA. (2) Adil terhadap hak hak manusia adalah menunaikan
segala hak yang menjadi tanggung jawabmu sebagaimana engkau meminta hak hak dirimu.
(Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Perintah berlaku adil ini tentu paling utama untuk dipenuhi dan diamalkan oleh orang orang
yang diberi kekuasaan memimpin orang banyak. Ketika pemimpin berlaku tidak adil
maka mudharat bukan hanya mendatangi diri pemimpin itu saja TAPI MEMBAHAYAKAN
DAN MERUGIKAN BAHKAN MERUSAK KEHIDUPAN ORANG BANYAK YANG DIPIMPINNYA.
Oleh karena itu Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya MEMBERI ANCAMAN YANG BERAT kepada para pemimpin yang zhalim atau tidak adil,
suka berbohong dan tidak amanah dalam memperlakukan orang orang yang
dipimpinnya. Beberapa diantara ancaman itu adalah :
Pertama : Menjadi manusia yang paling dibenci oleh Allah
Ta’ala.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ia
berkata, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ
النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ
Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh
Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah
seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan
paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim. (HR.
Tirmidzi)
Sungguh Allah adalah satu satunya tempat semua
makhluk menggantungkan diri mereka. Kita butuh kasih sayang Allah. Ketika Allah
menjadikan kita makhluk yang paling dibenci lalu kemana lagi kita akan
bersandar dan minta pertolongan.
Kedua : Allah tak sudi memandang mereka dan
tidak mengampuninya.
Satu riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu
anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan
mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia)
tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka
disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa
yang suka berbohong dan fakir miskin yang takabur. (H.R Imam Muslim)
Ketiga : Dimasukkan ke neraka serta diharamkan
baginya surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ
فَهُوَ فِي النَّارِ
Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka
tempatnya di neraka. (H.R Imam Ahmad)
Dalam riwayat lain disebutkan,
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً
ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق
عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ
اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.
Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk
memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah
haramkan baginya surga. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Dalam lafadz yang lain disebutkan : Lalu ia
mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah
haramkan surga baginya.
Tentunya masih banyak riwayat lain yang menyebutkan
tentang ancaman Allah Ta’ala terhadap para pemimpin yang tidak berlaku adil dan
menzalimi orang orang yang dipimpinnya. Bentuk ancamannya pun tidak ada yang
ringan, hampir seluruhnya mengingatkan akan besarnya dosa seorang pemimpin ketika
dia berbuat zalim kepada rakyatnya. Apalagi ketika ia mau berbohong di hadapan rakyat demi mempertahankan jabatannya.
Oleh karena itu, ketika sekumpulan orang
diberi kesempatan memilih pemimpinnya maka hendaklah mereka berusaha : (1) Memilih yang terbaik
dari yang baik, atau jika semua buruk maka pilihlah yang keburukannya lebih sedikit. (2) Berdoa kepada
Allah agar diberi pemimpin yang baik. (3) Terus menerus bertakwa kepada Allah
sehingga Allah beri pula pemimpin yang bertakwa.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.379)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar