JANGAN SALAH MEMAHAMI MAKNA NIKMAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sangatlah banyak manusia di zaman ini berharap
nikmat yang besar. Diantaranya yang sangat didambakan adalah berupa : (1) Harta yang banyak. (2) Kekuasaan
yang luas. (3) Pangkat dan jabatan yang tinggi. (4) Kecerdasan yang hebat plus gelar
di depan dan dibelakang namanya.
Dengan nikmat yang demikian mereka MERASA
MULIA dihadapan orang banyak. Tetapi ternyata semua itu adalah kemuliaan yang
sementara bahkan semu. Bisa jadi juga fatamorgana jika tak digunakan untuk
mencari ridha Allah. Ini adalah tersebab kesalahan memahami makna nikmat yang
sebenarnya
Ketahuilah bahwa sekiranya harta yang banyak
sebagai ukuran kemuliaan maka tentu Qarun salah satu orangnya. Dia memiliki
harta yang luar biasa banyaknya. Tetapi Allah hinakan dia dengan
menenggelamkannya kedalam bumi beserta rumah dan seluruh hartanya. Allah
berfirman :
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ
فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ
الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya
kedalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya
terhadap adzab Allah dan tiadalah dia termasuk orang (yang dapat) membela
(dirinya). Q.S al Qashash 81.
Begitu pula, jika pangkat dan kedudukan serta
kekuasaan yang menjadi ukuran kemulian tentu Fir’aun salah satu orangnya. Dia
mempunyai kekuasaan yang amat besar dan luas dan berbuat sesukanya. Dia
membunuh anak laki laki. Dia menantang
Musa yang berdakwah kepada jalan yang lurus. Bahkan berani mengaku sebagai
tuhan. Tetapi Allah hinakan dan hancurkan dia dengan menenggelamkannya di Laut
Merah bersama pengikut pengikutya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ
فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut
untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami TENGGELAMKAN (FIR’AUN
dan) pengikut pengikut Fir’aun, sedang kamu menyaksikan. (Q.S al Baqarah 50).
Selanjutnya, jika pangkat, jabatan dan
keahlian yang menjadi ukuran kemuliaan tentu Haman adalah salah satu orangnya. Dia adalah seorang ahli
yang menjadi penasehat utama Fir’aun.
Dia juga ahli konstruksi dan dipercaya Fir’aun membangun menara yang tinggi.
Sebagaiman dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا
الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ
عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ
وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Dan Fir’aun berkata : Wahai para pembesar
kaumku !. Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah tanah
liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata). Kemudian buatkanlah
bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat melihat Tuhan-nya Musa dan aku
yakin bahwa dia (Musa) termasuk pendusta. (Q.S al Qashash 38).
Tetapi Allah menghinakan Haman si penasehat
utama Fir’aun ini dengan menenggelamkannya bersama Fir’aun di Laut Merah.
Sungguh kemuliaan yang harus kita kejar adalah KEMULIAAN MENURUT PENILAIAN ALLAH
TA’ALA. Dan Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang manusia yang mulia yaitu
sebagaimana firman-Nya :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui,
Maha teliti. (Q.S al Hujurat 13).
Jadi seorang hamba tak boleh salah paham dalam
memaknai nikmat Allah. Sungguh nikmat Allah terbesar adalah mendapat petunjuk
untuk menjadi orang yang bertakwa.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.388).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar