PINDAH AGAMA UNTUK MENDAPATKAN WANITA IDAMAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Manusia memiliki pandangan
kecintaan kepada kesenangan dunia. Sungguh Allah telah menjelaskan hal :ini dalam
firman-Nya :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ
الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ
الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب
Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14).
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menyebut pada urutan yang pertama kecintaan
yaitu terhadap wanita wanita sebelum menyebut anak-anak, harta, dan yang
lainnya. Imam Ibnu Hajar mengatakan : Allah
menyebut wanita pada urutan yang pertama sebelum menyebut yang lainnya. Ini
memberikan petunjuk kepada kita bahwa fitnah wanita adalah induk dari segala
fitnah.
Ungkapan Imam Ibnu Hajar ini
selaras dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
diriwayatkan dari Usamah bin Zaid. Beliau bersabda :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي
فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Aku tidak meninggalkan satu fitnah
pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita (H.R Imam Bukhari
dan Imam Muslim).
Begitu hebatnya fitnah wanita maka
ada manusia yang mempetaruhkan agamanya. Pindah agama demi mendapat wanita yang
diinginkan. Perhatikanlah bagaimana menyedihkannya dua kisah dibawah ini :
Pertama : Imam Ibnu
Katsir menceritakan sebuah kisah tentang Abda’ bin Abdurrahim, seorang yang sangat
‘alim, hafal al Qur an, kuat ibadahnya dan juga sering ikut berjihad. Pada satu
kali dia ikut berjihad bersama pasukan kaum muslimin melawan pasukan Romawi.
Allah memberi kemenangan kepada kaum muslimin sehingga pasukan kaum muslimin
bisa menduduki sebagian wilayah Romawi.
Ketika berada di wilayah Romawi yang dikuasai
kaum muslimin, Abda’ bin Abdurrahim melihat seorang wanita Romawi dan dia
tertarik dan ingin menikah dengan wanita tersebut. Syaithan dan hawa nafsu
buruk telah menguasai Abda’. Lalu disampaikannya keinginannya itu kepada wanita
Romawi itu. Wanita itu setuju untuk dinikahi dengan syarat Abda’ mau mengikuti
agama wanita itu.
Teman temannya
mengingatkan agar tetap menjaga imannya. Mereka berkata kepada Abda : Wahai saudaraku, apa yang dilakukan
oleh hafalan Qur’anmu ?. Apa yang dilakukan oleh amalanmu selama ini ?. Apa
yang dilakukan puasamu ?. Apa yang dilakukan oleh jihadmu ?. Apa yang dilakukan
oleh shalatmu ?. Maka diapun menjawab : Ketahuilah, aku telah dilupakan hafalan
al Qur’an seluruhnya kecuali firman
Allah :
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا
وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
Orang-orang
yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka
dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini)
makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). maka kelak mereka akan mengetahui (akibat
perbuatan mereka). (Q.S al Hijr 3).
Ternyata akhirnya Abda’ telah mendapat yang
dia inginkan yaitu untuk menikah dengan wanita
Romawi itu. Akhirnya Abda’ menukar agamanya, murtad lah dia. (Bidayah wa Nihayah, dengan diringkas).
Kedua : Berkata
Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah : Diriwayatkan bahwasanya dahulu di kota Mesir
ada seorang laki laki yang selalu ke mesjid untuk mengumandangkan adzan dan
iqamah serta untuk menegakkan shalat. Nampak pada dirinya cerminan ketaatan dan
cahaya ibadah.
Pada suatu hari laki laki tersebut
naik di atas menara seperti biasanya untuk mengumandangkan adzan dan di bawah
menara tersebut ada sebuah rumah milik seseorang yang beragama Nasrani. Laki
laki tersebut mengamati rumah itu dari
atas menara. Lalu dia melihat seorang wanita yaitu anak pemilik rumah itu.
Diapun terfitnah (tergoda) dengan wanita tersebut lalu ia tidak jadi adzan dan
turun dari menara menuju wanita tersebut dan memasuki rumahnya dan
menjumpainya.
Wanita itupun berkata : Ada apa
denganmu, apakah yang kau kehendaki ?.
Laki laki tersebut berkata : Aku
menghendaki dirimu. Sang wanita berkata : Kenapa engkau menghendaki diriku ?.
Laki laki itu berkata : Engkau telah menawan hatiku dan telah mengambil seluruh
isi hatiku. Sang wanita berkata : Aku tidak akan memnuhi permintaanmu untuk
melakukan hal yang terlarang. Laki
laki itu berkata : Aku akan menikahimu.
Sang wanita berkata : Engkau beragam Islam adapun aku beragama Nasrani, ayahku
tidak mungkin menikahkan aku denganmu.
Laki laki muadzin itu berkata : Saya
akan masuk dalam agama Nasrani. Sang
wanita berkata : Jika kamu benar-benar masuk ke dalam agama Nasrani maka aku
akan melakukan apa yang kau kehendaki. Maka masuklah laki laki itu ke dalam
agama Nasrani agar bisa menikahi sang wanita.
Diapun tinggal bersama sang wanita
di rumah tersebut beberapa saat. Tatkala ditengah hari tersebut (hari dimana
dia baru pertama kali tinggal bersama sang wanita dirumah tersebut, peny.) dia
naik ke atas atap rumah (karena ada suatu keperluan, peny.). Lalu dia terjatuh
dan meninggal. Maka dengan demikian dia tidak sempat menikmati wanita
tersebut dan telah meninggalkan agamanya. (Ad Daa’ wad Dawaa’)
Sungguh benar apa yang disabdakan
Rasulullah Salallahu ‘alai wasallam tentang wanita yang merupakan fitnah umat
beliau di akhir zaman. Banyak fakta yang bisa kita saksikan di masyarakat kita
dewasa ini.
(1) Meskipun wanita diciptakan
dengan kondisi akal yang lemah, namun betapa banyak kita saksikan lelaki yang
cerdas, kuat gagah perkasa, berpangkat dan kaya raya bisa dibuat lemah dan
tunduk di bawah kekuasaannya.
(2) Meskipun para wanita
diciptakan dengan keterbatasannya, namun betapa banyak kita saksikan para
penguasa jatuh tersungkur dalam jeratannya.
(3) Meskipun wanita dicipta dengan
keterbatasan agama, namun betapa banyak kita saksikan ahli ibadah yang dibuat
lalai kepada Rabb-Nya.
Oleh karena itu seorang hamba
harus selalu menjaga dirinya dari fitnah wanita yang ternyata memang tidak
ringan. Diantaranya caranya adalah dengan banyak berdoa, selalu menundukkan
pandangannya dan selalu menjaga iman dan ibadahnya. Insya Allah ada manfaatnya
bagi kita semua, Wallahu A’lam. (1.398).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar