BENARKAH SIAPAPUN PEMIMPIN
RAKYAT TETAP
SEPERTI INI ???
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ada syubhat yang sangat buruk dilemparkan oleh
orang orang jahil, yaitu : SIAPAPUN PEMIMPIN, KITA RAKYAT BIASA AKAN TETAP SAJA
SEPERTI KEADAAN KITA SEKARANG INI. Jadi tak usah heboh siapapun yang akan
menjadi pemimpin. Maksudnya ketika ada kampanye
dan kesempatan memilih pemimpin maka cuek bebek sajalah.
Syubhat ini beberapa kali muncul di media
sosial. Sepintas ungkapan ini benar tapi hakikatnya adalah tercela dan
berbahaya. Ketahuilah bahwa SESUATU PERKATAAN ATAU PERBUATAN YANG terlihat
seolah olah BENAR TAPI SALAH, itulah diantara makna syubhat.
Bahwa memilih pemimpin bukanlah perkara
sederhana tapi sangat sangat serius.
Bukankah melalui tangan pemimpin : Suatu
negara bisa berjaya atau rusak. (2) Rakyat bisa makmur atau bisa sengsara. (3)
Agama bisa tegak dengan lurus atau rusak dan yang lainnya.
Perhatikanlah bahwa demikian pentingnya
perkara memilih pemimpin, sangat banyak ayat ayat al Qur an yang memberi
tuntunan siapa yang boleh dipilih dan siapa pula yang tak boleh menjadi
pemimpin diantaranya adalah :
Pertama : Surat an Nisa’ ayat 144.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ
أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
kamu menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin selin dari orang orang
beriman. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk
menghukum kamu) ?.
Kedua : Surat al Maidah ayat 57.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
kamu menjadikan PEMIMPINMU ORANG ORANG YANG MEMBUAT AGAMAMU JADI BAHAN EJEKAN
DAN PERMAINAN, (yaitu) di antara orang orang yang telah diberi kitab sebelummu
dan orang orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu
orang orang beriman.
Ketahuilah bahwa para ulama telah lama
menelusuri al Quran dan as Sunnah, menyimpulkan minimal ada empat kriteria yang
harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk menjadi pemimpin. Semuanya
terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai
pemimpin umatnya, yaitu :
(1) Shidq, yaitu jujur, kebenaran dan
selalu membenarkan yang benar serta kesungguhan dalam bersikap, berucap dan
bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawan kata shidq adalah bohong.
(2). Amanah, yaitu kepercayaan yang
menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa apa yang diamanahkan
kepadanya. Amanah itu bisa jadi dari
orang-orang yang dipimpinnya. Terutama sekali amanah dari Allah Ta’ala. Lawan kata amanah adalah khianat.
(3) Fathanah, yaitu kecerdasan, cakap,
dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan
yang muncul. Lawan kata fathanah adalah bodoh.
(4). Tabligh, yaitu penyampaian secara
jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan dan kebijakan yang diambilnya. Dantaranya adalah memiliki kemampuan
mengkomunikasikan dengan baik kepada orang orang yang dipimpinnya tentang visi,
misi dan program-programnya serta segala macam peraturan yang ada secara jujur
dan transparan. Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi
(kesalahan).
Kriteria inilah yang diamalkan oleh para Nabi
dan Rasul dari dahulu ketika memimpin umat. Dan kriteria yang empat ini sangat
nampak diamalkan oleh Rasululah Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam dalam memimpin
umat Islam. Lalu kriteria ini pula yang dipakai oleh para Khalifah sesudah
Rasulullah.
Jadi, ungkapan : Siapapun yang jadi pemimpin
rakyat tetap seperti ini adalah bathil. Melawan apa yang diajarkan Allah
Ta’ala, praktek para Nabi dan Rasul dalam memimpin umatnya serta bertentangan
dengan kesimpulan ulama tentang syarat syarat pemimpin dalam Islam.
Lalu bagaimana jika salah memilih pemimpin ?.
Ketika salah dalam memilih pemimpin maka akan mendatangkan mudharat kepada yang
dipimpin. Begini contohnya yang
sederhana. Ini hanya contoh saja ya :
(1) Jika pengangguran bertambah maka bukan
lapangan kerja yang dibuka tapi didatangkan tenaga kerja dari negara lain.
(2) Jika ada yang memecah belah umat Islam dibuat
pula tambahannya dengan Islam model baru yang tak diajarkan Rasulullah.
(3) Jika syi’ar Islam harus ditunjukkan maka
suara adzan harus dibatasi volumenya.
(4) Jika ada panen hasil bumi atau hasil
pertanian tertentu lalu pada saat bersamaan bisa jadi diimpor pula komoditi
yang sama dengan jenis hasil panen petani.
(5) Bisa jadi dalam keadaan sulit harga
listrik, bbm dan gas akan naik beberapa kali sehingga terasa semakin berat.
(6) Ketika kondisi ekonomi semakin memburuk
maka banyak perusahaan gulung tikar maka orang orang akan kehilangan pekerjaan.
Nasib para pekerja BEROBAH DARI PEKERJA MENJADI PENGANGGURAN.
Oleh karena itu, ketika kita punya hak dan
kesempatan untuk memilih pemimpin tentu berusaha memilih yang terbaik dari
beberapa yang baik. Sekiranya semua buruk maka lihatlah dan pilihlah yang lebih
sedikit keburukannya. Selanjutnya bermohonlah kepada Allah agar diberi pemimpin
yang lebih baik. Terakhir, yang juga penting
bahkan sangat penting adalah terus menerus menjaga ketakwaan kita kepada
Allah dan berserah diri kepada-Nya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.394)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar