JANGAN LALAI BELAJAR DAN BERIBADAH
TERSEBAB HARTA DAN ANAK
Oleh : Azwir B. Chaniago.
Kewajiban
paling utama seorag beriman di dunia ini adalah :
(1) Belajar
ilmu syar’i dan juga ilmu ilmu yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Rasulullah
bersabda :
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Belajar ilmu adalah
wajib bagi setiap muslim. (H.R
Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
(2) Selanjutnya adalah beribadah kepada Allah Ta’ala
berdasarkan ilmu. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Aku
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S
adz Dzaariat 56).
Kemudian datangkanlah pertanyaan kepada diri kita masing
masing : Adakah kita sudah betul betul MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK BELAJAR DAN
BERIBADAH. Kalau belum berarti kita BELUM PAHAM APA YANG PALING UTAMA bagi diri
kita. KITA BELUM PAHAM APA YANG
MENYELAMATKAN MANUSIA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT KELAK.
Mungkin juga sudah paham tentang apa yang paling utama dan
bisa menyelamatkan diri kita di dunia
dan di akhirat. Tapi kenyataannya
sebagian manusia hanya sedikit sekali berusaha atau mungkin tidak berusaha sama
sekali ke arah itu.
Kalau kita lihat kenyataan kebanyakan manusia MENGHABISKAN
WAKTU UNTUK MENCARI HARTA terutama pada hari hari keja. Lalu pada hari LIBUR
MENGHABISKAN WAKTU BERSENANG SENANG, MENCARI HIBURAN BERSAMA KELUARGA.
Ini tidak sepenuhnya salah karena Allah Ta’ala menyuruh manusia
mencari rizki untuk menafkahi diri serta keluarga dan juga ada kewajiban
memberikan hak kepada anak dan istri yaitu memberi waktu untuk bersama mereka.
Memberikan kegembiraan kepada mereka.
Sangat penting untuk diingat bahwa seorang beriman mempunyai
kewajiban untuk BELAJAR ILMU DAN BERIBADAH kepada Allah Ta’ala. Ketahuilah
bahwa harta dan anak seringkali melalaikan seorang hamba dalam mengingat Allah,
termasuk dalam hal ini belajar ilmu dan beribadah. Oleh karena itu berusahalah
mengatur waktu agar kewajiban utama
tetap menjadi paling utama untuk ditunaikan.
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
(1) Surat al Fath ayat 11.
سَيَقُولُ لَكَ الْمُخَلَّفُونَ مِنَ
الْأَعْرَابِ شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا ۚ
Orang orang Badui yang tertinggal (tidak ikut ke Hudaibiyah)
berkata kepadamu : Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka
mohonkanlah ampun untuk kami.
(2) Surat al Munafiqun 9.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ
أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Wahai
orang orang yang beriman !. Janganlah harta bendamu dan anak anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah
orang orang yang rugi.
Syaikh
as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman agar
banyak banyak mengingat-Nya. Didalam berdzikir itu terdapat keberuntungan, laba
dan kebaikan yang banyak. Allah melarang hamba hamba-Nya yang beriman agar
tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk berdzikir kepada
Allah.
Selanjutnya
beliau berkata : Kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta
dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah dan itu akan
menimbulkan kerugian yang besar. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(1.381)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar