SYUBHAT KETIKA ADA YANG MENINGGAL DUNIA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Apa itu syubhat ?. Diantara makna syubhat
adalah SESUATU PERKATAAN ATAU PERBUATAN YANG SESUNGGUHNYA SALAH tetapi terlihat
seolah olah BENAR.
Tujuannya untuk menjatuhkan atau menggiring
kaum muslimin kepada keragu raguan bahkan kepada mudharat atau keburukan. Tapi
anehnya, mungkin karena tak paham, maka banyak pula kaum muslimin yang
membenarkan sesuatu, pada hal syubhat.
Disadari atau tidak, syubhat memang banyak
beredar ditengah masyarakat dalam berbagai ucapan dan perbuatan. Dua
diantaranya adalah syubhat ketika ada orang Islam yang meninggal dunia.
Syubhat pertama : Ungkapan bahwa seorang yang
meninggal adalah tamat riwayat hidupnya.
Orang yang mengungkapkan syubhat ini barangkali
tidak bermaksud untuk menafikan kehidupan setelah meninggal. Cuma dikhawatirkan
bisa menggerus keyakinan akan adanya kehidupan yang sebenar benarnya setelah
kehidupan di dunia. Bukankah kehidupan dunia ini sementara dan senda gurau
saja. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan
permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya,
sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).
Selain itu seorang beriman meyakini bahwa
manusia tinggal di bumi hanya sementara dan akan berlanjut sampai ke akhirat
yang abadi. Allah berfirman :
قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dia (Allah) berfirman : Kamu tinggal (di bumi)
hanya sebentar saja, jika kamu benar benar mengetahui. (Q.S al Mu’minuun 114).
Syubhat kedua : Ungkapan bahwa kuburan adalah
tempat peristirahatan terakhir.
Selain
itu ternyata bahwa sebagian orang menyebut atau memberi ungkapan bahwa kuburan
adalah tempat peristirahatan terakhir bagi orang yang sudah wafat.
Terkadang ada yang berkata : Kami hendak
mengantarkan jenazah saudara kami ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Ungkapan ini jelas tidak pas dari dua sisi. (1) Menganggap kubur sebagai tempat
peristirahatan. (2) Menganggap kubur sebagai pos terakhir setelah wafat.
Sungguh alam kubur tidak selalu
menjadi tempat istirahat. Alam kubur bisa jadi tempat penderitaan dan siksa.
Semua tergantung kepada amal seseorang. Jadi alam kubur bukanlah pemberhentian
terakhir dari perjalanan manusia menuju negeri akhirat yang abadi.
Ketahuilah
bahwa kubur atau alam barzah adalah tempat yang akan dihuni orang yang
meninggal sampai hari Kiamat. Setelah itu manusia dibangkitkan dan dikumpulkan
di Padang Mahsyar menunggu hari untuk dihisab amal baik dan buruknya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ
حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ قَرَأَ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ
وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
Sungguh kalian akan dibangkitkan
dalam keadaan tidak mengenakan sandal, telanjang dan masih belum dikhitan. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca firman Allah : “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama,
begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati,
sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya”. (Q.S al Anbiya’ 104)]. H.R Imam Bukhari.
Oleh karena itu maka seorang beriman akan
berhati hati tentang ungkapan atau syubhat yang disebutkan sebagian orang
ketika ada yang meninggal. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.383).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar