MENINGGALKAN DOSA LEBIH MUDAH DARI BERTAUBAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu sikap orang orang beriman selalu
berusaha untuk menjauhi setiap perbuatan dosa besar dan juga dosa kecil. Cuma
saja terkadang mendapat godaan untuk
berbuat dosa. Ini bisa terjadi, diantaranya karena :
(1) Manusia memiliki nafsu yang cenderung atau
selalu mendorongnya kepada keburukan. Allah berfirman :
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ
النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي
غَفُورٌ رَحِيمٌ
(Yusuf berkata) : Dan aku tidak
(menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu
mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku.
Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Yusuf 53).
(2) Syaithan yang ingin menyesatkan manusia agar
bisa menemaninya di neraka yaitu sebagaimana yang Allah firmankan :
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ
الْمُخْلَصِينَ
(Iblis) Menjawab : Demi kemuliaan-Mu pasti aku
akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya. Kecuali hamba hamba-Mu yang ikhlas
(terpilih) diantara mereka. (Q.S Shaad 82-83).
Oleh karena itu lawanlah atau kendalikanlah
hawa nafsu dan lawanlah godaan syaitan, yaitu dengan memohon pertolongan serta
perlindungan kepada Allah Ta’ala. Jangan sampai berbuat dosa sekecil apapun.
Sebab dosa kecil bisa menjadi besar jika sering dilakukan. Bukankah gunung
gunung batu berasal dari butiran butiran pasir yang menyatu dengan kuat.
Dalam perkara berbuat dosa, terkadang sebagian
orang ada yang berkata :
(1) Ah tidak apa apa inikan cuma dosa kecil.
Biarpun kecil tetapi kalau sering dilakukan dan merasa nikmat dengannya maka
tak terasa akhirnya berpindah untuk melakukan dosa besar yang membahayakan
dunia dan akhiratnya.
(2) Ah tidak apa apa. Saya nikmati dulu. Nanti
saya berhenti dari dosa ini dan segera bertaubat. Bukankah Allah Maha Pengampun
dan Maha Penerima Taubat.
Benar, sungguh Allah Maha Penerima Taubat.
Allah berfirman :
إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima Taubat,
Maha Penyayang. (Q.S al Baqarah 54).
Bertaubat itu kelihatan mudah tapi hakikatnya
berat. Buktinya sangatlah banyak manusia yang belum bertaubat meskipun DIA
SANGAT MENGETAHUI BAHWA BERTAUBAT ITU SANGATLAH BAIK.
Ketahuilah bahwa paling tidak ada dua hal yang
sangat penting untuk diketahui oleh orang orang yang (sengaja) berbuat dosa
lalu berangan angan untuk berhenti dari perbuatan maksiatnya dan segera ingin
bertaubat.
Pertama
: Tak ada yang menjamin bahwa seseorang
akan mau atau bisa berhenti dari dosa dan kemaksiatan yang dlakukannya. kebanyakan orang yang melakukan maksiat ini sangat menikmati perbuatan buruknya
sehingga ketagihan. Lalu berpindah dari satu maksiat kemaksiat lain yang lebih
besar.
Kedua
: Tak ada yang menjamin seseorang yang sedang bergelimang dalam kemaksiatan
masih ada kesempatan baginya untuk bertaubat karena :
(1) Bisa jadi Allah cabut nyawanya ketika sedang
melakukan maksiat dan belum sempat bertaubat. Keadaan seperti ini sangatlah
banyak contohnya. Akhirnya jadilah dia orang yang merugi dan penuh penyesalan.
(2) Bisa jadi pula Allah tutup hatinya, karena
maksiat yang dilakukannya, sehingga tak ada keinginan untuk benar benar bertaubat.
Oleh karena itu, sikap paling baik seorang beriman adalah terus menerus menjaga
diri dari dosa dan maksiat dan banyak melakukan amal shalih. Sementara itu dia
harus memohon ampun dan bertaubat pula setiap saat. Ini tentu mudah dilakukan
dengan pertolongan dan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagai penutup, dinukilkan disini nasehat Huzaifah
bin Yaman. Dia berkata : Sesungguhnya kebenaran
itu berat, namun meski berat kebenaran itu mudah diterima. Dan
sebaliknya kebathilan itu ringan namun meskipun ringan kebathilan itu besar
bahayanya.
Dan MENINGGALKAN DOSA ITU JAUH LEBIH MUDAH,
ATAU LEBIH BAIK DARI MEMINTA TAUBAT SETELAHNYA. Dan betapa banyak (manusia) karena
menuruti syahwat yang hanya sesaat, namun mengakibatkan kesedihan yang
berkepanjangan. (Kitab az Zuhud, Ibnul Mubarak).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.392)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar