SIFAT PARA PENUNTUT ILMU SYAR’I
Oleh : Azwir B.
Chaniago
Ketahuilah bahwa orang berilmu
adalah orang orang yang amat sangat takutnya kepada Allah Ta’ala. Allah
berfirman : “Innamaa yakhsyallaha min
‘ibaadihil ‘ulamaa-u, Innallaha ‘aziizun ghafuur”. Di antara hamba hamba
Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama (orang yang mengetahui ilmu
kebesaran dan kekuasaan Allah). Sungguh Allah Mahaperkasa dan Maha Pengampun. (Q.S
Faatir 28).
Imam
Ibnul Qayyim berkata : Semakin bertambah
pengetahuan seorang hamba tentang Allah maka semakin bertambah pula rasa takut
dan pengagunganmya kepada-Nya. Kemudian pengetahuannya ini akan mewariskan
perasaan malu, pengagungan, pemuliaan, merasa selalu diawasi, kecintaan,
bertawakal, selalu kembali serta ridha dan tunduk kepada perintah-Nya.
(Raudhatul Muhibbin).
Diantara
keutamaan orang yang berilmu adalah sebagaimana yang difirmankan Allah : “..Yarfa’illahul
ladzi na aamanu minkum walladzina utul ‘ilma daraajat” Niscaya Allah
akan meninggikan orang orang beriman diantara kamu dan orang orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. (Q.S al Mujaadilah 11).
Oleh
karena itu seorang hamba hendaklah mewajibkan dirinya untuk belajar ilmu
sehingga mencapai derajat yang tinggi disisi Allah. Bukankah Rasulullah telah
bersabda bahwa menuntut ilmu itu wajib
bagi setiap muslim laki laki dan perempuan. “Thalibul ‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim”. Menuntut ilmu adalah wajib bagi
setiap muslim (H.R Imam Ahmad).
Ketahuilah
bahwa ada beberapa sifat yang menjadi pegangan para penuntut ilmu agar berhasil
mendapat ilmu yang bermanfaat, diantaranya :
Pertama : Selalu bertakwa kepada Allah
Penuntut ilmu
wajib bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam rangka melaksanakan perintah-Nya,
mendapatkan pahala-Nya, sehingga selamat dari azab-Nya.
Allah Ta’ala
berfirman : “Wahai orang-orang yang
beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, Allah akan menjadikan untuk kalian
furqan (pembeda).” (Q.S al Anfal 29)
Syaikh Ibnu
‘Utsaimin rahimahullah berkata : Allah
Ta’ala akan menjadikan bagi kalian sesuatu yang bisa kalian gunakan untuk
membedakan antara yang haq dan yang batil, antara yang bermanfaat dan yang
bermudarat.
Ilmu termasuk
salah satunya. Allah akan membukakan untuk seseorang ilmu-ilmu yang tidak
dibukakan untuk selainnya. Sebab, bertakwa akan menyebabkan seseorang
memperoleh tambahan petunjuk, tambahan ilmu, dan tambahan hafalan. (Kitabul
‘Ilmi)
Kedua : Selalu menjaga keikhlasan
dalam belajar ilmu.
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menuntut
ilmu, dimana dituntut darinya keikhlasan kepada Allah, sementara dia
melakukannya karena ingin mendapatkan kesenangan dunia maka ia tidak akan
mencium bau surga” (H.R Imam Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al
Albani).
Oleh karena itu seorang yang belajar ilmi haruslah terus menerus memeriksa niatnya sebelum belajar, saat belajar dan
sesudah belajar. Jangan sampai niatnya terganggu oleh tujuan lain selain ikhlas untuk
mencari ridha Allah
Subhanahanahu wa Ta’ala.
Syaikh Bakr bin
Abdullah Abu Zaid berkata :
Apabila ilmu
tidak didasari dengan keikhlasan niat, dia akan berobah dari ibadah yang paling
mulia menjadi kemaksiatan yang paling
hina. Dan tidak ada yang bisa menghancurkan ilmu semisal riya, baik riya
yang sampai kepada kesyirikan ataupun
riya yang menghilangkan keikhlasan.
Ketiga : Selalu sabar dalam menuntut ilmu
Penuntut ilmu
seyogianya bersungguh-sungguh dan bersabar mencari ilmu serta menjaga dan
mengamalkan ilmunya setelah
mendapatkannya. Sungguh ilmu hanya akan didapat dengan bersungguh sungguh
mencari dan mempelajarinya.
Syaikh
Utsaimin berkata : Pada pendahulu kita, as-Salafush Shalih, adalah orang orang
yang terkenal sabar dalam menuntut ilmu. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bahwa
beliau pernah ditanya, “Dengan apa engkau mendapatkan ilmu ?. Beliau menjawab, “Dengan lisan yang selalu
bertanya, kalbu yang selalu berpikir, dan jasmani yang tidak pernah bosan.”
(Kitabul ‘Ilmi)
Keempat : Selalu menjaga ilmu
Penuntut ilmu
seharusnya bersemangat untuk mengulang-ulang dan menjaga ilmu yang telah dia
pelajari, baik dengan menghafalnya maupun menulisnya, karena manusia itu tempat
sifat lupa. Apabila ia tidak bersemangat memurajaah (mengulang-ulang) ilmu yang
telah dipelajari, ilmu itu akan hilang atau ia akan lupa.
Jangan mencari ilmu pada saat
dibangku pendidikan saja.
Harus terus belajar meskipun sudah tamat dari bangku pendidikan dan mendapat
ijazah atau sertifikat bahkan gelar tertentu. Sungguh ilmu itu sangat luas dan
tidaklah cukup untuk dipelajari di bangku pendidikan saja.
Keempat : Selalu mengamalkan ilmu
Ketahuilah bahwa ilmu dalam Islam yaitu ilmu syar’i, bukan
sebatas untuk diketahui tapi wajib untuk diamalkan.Itulah salah satu tanda ilmu
yang bermanfaat. Bukan sekedar penambah
wawasan tapi haruslah tercermin dalam kehidupan sehari hari yaitu berupa kelurusan
akidah, keistiqamahan dalam ibadah, kemuliaan akhlak dan kebaikan dalam
bermuamalah.
Sungguh ilmu bisa
menjadi bumerang yang akan memberatkan
seorang hamba di hari Kiamat jika tidak diamalkan. Rasulullah bersabda : “Tidak
akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat hingga ia ditanya
tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya, apa
yang telah diamalkan, tentang hartanya dari mana ia
peroleh dan ke mana ia habiskan dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan” (H.R
Imam at Tirmidzi).
Kelima : Selalu berusaha mendakwahkan
ilmu.
Sungguh
sangatlah banyak perintah Allah dalam al
Qur-an, kepada orang yang beriman untuk berdakwah dan Allah menyifatinya
sebagai orang orang yang beruntung.
Allah
berfirman : “Waltakun minkum ummatun yad’uuna ilal khairi wa ya’muruuna
bil ma’ruufi wa yanhauna ‘anil munkar, wa ulaaika humul muflihuun” Dan
hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka
itulah orang orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran 104)
Allah
Ta’ala telah memuji orang orang yang
mendakwahkan ilmunya sehingga bermanfaat bagi dirinya dan bermanfaat pula bagi
orang lain.
Allah
berfirman : “Waman ahsanu qaulan mimman
da’aa ilallahi wa ‘amila shalihan wa qaala innanii minal muslimiin”
Dan siapakah yang yang lebih baik perkataannya daripada orang orang yang
menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal shalih dan berkata, sungguh aku
termasuk orang orang muslim. (Q.S
Fussilat 33).
Itulah
sebagian sifat sifat yang sangat baik untuk dipegang oleh para penuntut
sehingga ilmunya berkah. Bermanfaat untuk menghilangkan kebodohan dirinya dan menghilangkan
kebodohan orang lain. Wallahu A’lam. (1.108).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar