MELAKUKAN MAKSIAT DI KALA SENDIRI
AKAN MENGHAPUS AMAL
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh maksiat yang dilakukan
seseorang akan membinasakan dirinya. Oleh sebab itu orang orang beriman
pastilah berusaha menjauhi setiap maksiat sekecil apapun. Tetapi manusia memiliki
:
(1)
Hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan. Allah berfirman : “Dan aku tidak (menyatakan)
diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong
kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya
Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (Q.S Yuusuf 53).
(2) Juga syaithan yang selalu
berusaha menggelincirkan manusia agar
melakukan maksiat. Allah berfirman : “Sungguh, syaithan itu musuh bagimu maka perlakukanlah dia sebagai musuh,
karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi
penghuni neraka yang bernyala nyala”. (Q.S Faatir 6).
Sementara
itu ada penghambat bagi orang beriman untuk melakukan maksiat yaitu iman dan
rasa takutnya kepada Allah Ta’ala.
Selain itu RASA
MALU juga menjadi penghalang bagi seseorang untuk bermaksiat. Cuma saja ada
orang orang yang memang memiliki rasa malu untuk berbuat maksiat dihadapan orang
lain. Tetapi sebagian mereka berani dan tidak malu untuk melakukan maksiat ketika dalam
kesendiriannya yaitu ketika tak ada yang melihat.
Bisa jadi rasa malu seseorang hilang untuk berbuat
maksiat ketika :
(1) Ada kesempatan berdua-an dengan yang bukan
mahramnya.
(2) Bisa jadi juga ketika ada kesempatan mengambil
harta orang lain tanpa hak karena tidak ada yang melihat.
(3) Bisa jadi juga ketika berinteraksi dengan
fasilitas komunikasi melalui media sosial yang terkadang menampilkan gambar,
photo atau video mesum dan tak senonoh lalu dilihat dan dinikmati ketika
bersendirian. Nampaknya yang satu ini paling besar potensinya untuk bermaksiat
dikala sendirian.
Ketika
bermaksiat di saat sendirian tak ada manusia yang melihat tetapi mungkin mereka
lupa bahwa Allah Ta’ala senantiasa melihat apapun, dimana pun dan kapan pun mereka melakukan maksiat. Allah berfirman :
Pertama : “Wallahu bi maa ta’maluuna bashiir”. Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan. (Q.S al Baqarah 265)
Kedua : “Wallahu bashiirun bil ‘ibaad”.
Dan Allah Maha Melihat akan hamba hamba-Nya. (Q.S Ali Imran 15)
Ketiga : “Innallaha kaana samii’an bashiiraa”. Sungguh Allah Maha Mendengar,
Maha Melihat (Q.S an Nisa’ 58)
Imam Ibnul
Qayyim berkata : Al Bashiir adalah yang yang sempurna penglihatan-Nya. Dia
melihat perincian penciptaan seekor semut kecil dan anggota tubuhnya, daging,
darah, otak dan urat uratnya. Dia melihat semut yang melata di atas batu hitam
kelam pada malam yang gelap gulita. (Thariiqu al Hijratain).
Ketahuilah
bahwa ternyata melakukan maksiat di kala sendiri bukan hanya mendatangkan dosa
TETAPI BISA MENGHAPUS PAHALA. Dosa
datang dan pahala amal hilang. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam dengan
sangat jelas telah mengingatkan kita tentang perkara ini.
Beliau
bersabda : ”Sungguh akan datang sekelompok
kaum dari umatku pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan yang banyak semial
gunung yang amat besar. ALLAH MENJADIKAN KEBAIKAN MEREKA BAGAIKAN DEBU YANG
BERTEBARAN”. Tsauban bertanya : Terangkanlah sifat mereka kepada kami wahai
Rasulullah agar kami tidak seperti mereka. Rasulullah menjawab : “Mereka masih saudara kalian, dari jenis
kalian dan mereka mengambil bagian mereka di waktu malam sebagaimana kalian
juga, HANYA SAJA MEREKA APABILA MENYENDIRI MENERJANG KEHARAMAN KEHARAMAN (yang
telah ditetapkan) ALLAH”. (H.R Ibnu
Majah, dishahikan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahihah).
Oleh karena
maka seorang hamba haruslah menjaga diri agar tidak jatuh kepada kemaksiatan
baik dihadapan ramai maupun dalam kesendirian. Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.096)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar