CARA TERBAIK MELIPAT GANDAKAN HARTA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Umumnya manusia menginginkan rizki
yang banyak. Ingin menjadi kaya yang ditandai dengan memiliki harta yang banyak.
Ini tidak dilarang dalam syariat Islam. Bukankah para sahabat dahulu juga
banyak yang kaya raya seperti Abu Bakar ash Shiddiq, Usman bin Affan dan
Abdurahman bin ‘Auf.
Yang dilarang bukanlah memiliki
harta yang banyak tapi yang dilarang
adalah cara mendapatkannya yang tidak
halal dan menggunakannya untuk sesuatu yang mendatangkan murka Allah.
Kalau kita perhatikan, di zaman ini
banyak orang yang ingin kaya tapi
tertipu. Mereka berusaha melipat
gandakan harta secara tidak benar.
Terkadang dengan cara yang rusak tak masuk akal. Diantaranya adalah
dengan mendatangi dukun yang katanya
bisa melipat gandakan uang. Untuk
perkara ini banyak pula yang percaya bahkan dari kalangan intelektual,
berpendidikan tinggi. Ujung ujungnya adalah berupa sihir dengan bantuan jin dan berakhir dengan
tipu daya dan dusta.
Ada pula yang berusaha mendapatkan
rizki dengan cara haram yaitu melipat gandakan uangnya dengan praktek rentenir.
Kalaupun mereka mendapat uang dalam jumlah yang banyak tapi Allah Ta’ala tidak
ridha. Ini uang haram. Pastikan akan mencelakakan pelakunya di dunia apalagi di
akhirat jika mereka tidak segera minta ampun dan betul betul bertaubat.
Ketahuilah bahwa sebenarnya Allah
Ta’ala telah memberi petunjuk agar orang beriman bisa mendapatkan rizki yang
berlipat ganda bahkan juga penuh berkah. Bermanfaat di dunia dan menjadi penolong di akhirat
kelak.
Allah
berfirman : “Perumpamaan orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan
bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui”.(Q.S
al Baqarah 261)
Sungguh
ayat ini dengan sangat terang menjelaskan bahwa Allah melipat gandakan harta
orang orang yang berinfak di jalan-Nya sampai tujuh ratus kali lipat bahkan
bisa jadi lebih dari itu.
Syaikh
as Sa’di berkata : Nafkah nafkah seperti ini (infak di jalan Allah) akan
dilipat gandakan. Kelipatan ini dengan tujuh ratus kali lipat hingga berlipat
ganda lagi banyaknya dari itu. Karena
itu Allah berfirman : “Allah melipat
gandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki. Itu tentunya sesuai dengan apa yang ada dalam hati orang
yang berinfak tersebut dari keimanan dan keikhlasan yang tulus. Juga sesuai
dengan kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari infaknya tersebut. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
Tentang
pelipat gandaan pahala berinfak juga dijelaskan dalam sabda Rasulullah Salallahu “alaihi wasallam : “Man
anfaqa nafaqatan fii sabiilillahi, kutibat lahu sab’a mi-ati dhi’fin”
Barangsiapa yang berinfak di jalan Allah, maka dicatat baginya tujuh ratus kali
lipat. (H.R Imam Muslim).
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, Allah Ta'ala berfirman: Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku
berinfak kepadamu. (Muttafaq 'alaih).
Maknanya
adalah Aku beri ganti yang lebih baik untukmu. Ini selaras dengan firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah
akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” (Q.S Saba' 39).
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma` bintu Abi Bakar radhiyallahu
‘anha : “Anfiqii wa laaa tuhshii fa yuhshiyallahu ‘alaiki” Berinfaklah,
janganlah engkau menahan diri, akibatnya Allah akan memutus (berkah) darimu”.
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim dan juga selainnya)
As Sindi
memaknai hadits di atas dengan mengatakan : “Janganlah engkau menahan apa yang
ada di tanganmu, akibatnya Allah akan mempersulit pintu-pintu rizki. Dalam
hadits ini terkandung pengertian, bahwa kedermawanan akan membuka pintu rizki,
dan kikir adalah sebaliknya. (Hasyiyah as Sindi ’ala Sunan an Nasa’i)
Al
Mubarakfuri berkata : Hadits ini menunjukkan, bahwa sedekah meningkatkan harta
dan menjadi salah satu penyebab keberkahan dan pertambahannya; dan (menunjukkan
pula), kalau orang yang bakhil, tidak bersedekah, (maka) Allah mempersulit
dirinya dan menghambat keberkahan pada harta dan pertambahannya. (Tuhfatul
Ahwadi)
Itulah cara yang diajarkan Allah
dan Rasul-nya untuk melipat gandakan rizki. Oleh karena itu seorang hamba akan
senantiasa banyak berinfak, bersedekah baik di waktu lapang maupun di waktu
sempit.
Allah berfirman : “Alladziina yunfiquuna fissarraa-i
wadhdharra-i” (Orang
yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun diwaktu
sempit. (Q.S Ali Imran 134).
Syaikh as Sa’di berkata tentang ayat ini : Yaitu pada saat
keadaan mereka sedang sulit atau keadaan mereka sedang lapang. Bila mereka
lapang maka mereka (orang yang takwa ini) akan berinfak lebih banyak. Apabila
mereka sedang kesulitan mereka tidak menganggap remeh suatu kebaikan walaupun
hanya (berinfak) sedikit (Tafsir Karimur Rahman)
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.087).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar