SHALAT ‘ID
DI LAPANGAN ATAU DI MASJID ?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Islam memiliki dua hari yang disyariatkan yaitu
hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adh-ha. Sungguh pensyariatan dua hari raya ini
adalah rahmat Allah Ta’ala bagi kaum muslimin karena banyak keutamaan dan
kebaikan di dalamnya.
Dalam
sebuah hadits Anas bin Malik, dia berkata : (Ketika) Rasulullah datang dan
penduduk Madinah kala itu memiliki dua hari (raya) yang mereka gunakan untuk
bermain main di masa jahiliyah. Lalu beliau bersabda : “Aku telah mendatangi
kalian dan kalian memiliki dua hari yang kalian gunakan untuk bermain main
dimasa jahiliyah. Sungguh Allah Ta’ala telah mengganti untuk kalian dua hari
yang lebih baik dari itu, yakni hari Nahr (‘Idul Adh-ha) dan hari Fithr (‘Idul
Fithri). H.R Imam Ahmad, Abu Dawud dan an Nasa’i.
Diantara
ibadah yang harus diperhatikan oleh orang beriman pada kedua hari ‘Id ini
adalah shalat ‘Idul Adh-ha dan shalat ‘Idul Fitri. Keduanya termasuk syi’ar
atau simbol keagungan dan kemuliaaan yang melambangkan ketinggian agama Islam.
Lalu
datang pertanyaan : Dimana yang lebih utama melaksanakan shalat ‘Id, di tanah
lapang atau di masjid. Ketahuilah bahwa Rasulullah senantiasa shalat ‘Id di
tanah lapang dan tidak shalat ‘Id di masjid Nabawi.
Dari
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat
idul Fitri atau Idul Adha keluar (menuju ke lapangan), lalu beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam mendirikan shalat ‘Id sebanyak dua rakaat, dan beliau tidak melakukan shalat lain sebelum dan
setelahnya. (H.R Imam Muslim no. 884)
Dari
Abu Sa’id al Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
dahulu berangkat pada hari ‘Idul Fithri
dan Adh-ha ke mushallla (tanah lapang
tempat shalat). Beliau memulai dengan shalat kemudian selesai (shalat) lalu
beliau bangun menghadap para sahabat
yang masih dalam keadaan duduk di shaf shaf mereka. Lalu beliau memberikan
nasehat, wasiat dan perintah perintah. (Mutafaq ‘alaihi).
Tentang
hadits ini dijelaskan oleh Imam an Nawawi. Beliau berkata : Ini adalah dalil
bagi Ulama yang berpendapat bahwa ke luar ke mushalla (tempat shalat) untuk
menunaikan shalat ‘Id itu disunnahkan dan itu lebih utama daripada
melaksanakannya di masjid. Inilah amal orang orang di mayoritas negeri. Adapun
penduduk Makkah tidak melaksanakan (shalat ‘Id) kecuali di masjid sejak zaman
dahulu. (Lihat Fathul Baari).
Imam asy Syafi’i berkata : Telah sampai kepada kami bahwa
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa Keluar menuju tanah lapang di
Madinah untuk melaksanakan shalat ‘Id. Demikian pula para sahabat setelah
beliau. Dan (inilah yang diamalkan) oleh mayoritas kaum muslimin di (hampir)
semua kota, kecuali penduduk Makkah. (Kitab al Umm).
Syaikh
Abdul Aziz bin Baz menjelaskan bahwa : Apabila tanah basah terkena hujan maka
shalatlah di masjid. Adapun Makkah maka shalat ‘Id di masjid secara mutlak. Dan
barangsiapa yang menunaikan shalat di masjid maka ia harus menunaikan shalat
tahyatul masjid. (Muntaqal Akbar).
Sedangkan menurut kami (Ibnu Qudamah), Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa keluar shalat ‘Id menuju lapangan dan beliau
meninggalkan masjid beliau. Begitu pula yang dilakukan oleh khulafaur rasyidin
setelah beliau.
Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan
tempat yang lebih afdhal padahal masjid Nabawi sangat dekat dengan kediaman
beliau, begitu pula beliau capek-capek mencari tempat shalat jauh dari
rumahnya, lalu beliau memerintahkan untuk meninggalkan suatu yang lebih utama,
itu berarti kita diperintahkan untuk meneladani beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Tidak mungkin yang beliau perintah malah memiliki sisi
kekurangan, lalu yang beliau larang malah lebih sempurna. Dan tidak pernah
dinukil pula dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau melaksanakan
shalat ‘Id di masjid beliau kecuali jika ada uzur. Demikian yang disepakati
oleh para ulama.
Kaum muslimin dari masa ke masa, juga di setiap negeri selalu
keluar menuju lapangan. Mereka melakukan shalat ‘Id di tempat tersebut padahal
masjid ada yang luas dan ada yang sempit. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun tetap melaksanakan shalat ‘Id di lapangan padahal masjid Nabawi
memiliki keutamaan (dibanding masjid lainnya). Sebagaimana shalat sunnah di
rumah tentu lebih utama dari shalat sunnah di masjid walau masjid tersebut
punya keutamaan yang lebih.” (Kitab al
Mughni).
Keluar menuju tanah lapang
untuk melaksanakan shalat ‘Id lebih utama. Namun demikian jika dilakukan
di masjid tidaklah mengapa apalagi jika di suatu tempat yang tidak tersedia lapangan
yang memadai. Wallahu A’lam. (1.106)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar