DAPATKAN
ENAM KEBAIKAN KETIKA MINUM
Oleh Azwir B. Chaniago
Sungguh sangatlah kebaikan yang bisa diperoleh seorang
hamba ketika dia mengikuti Rasulullah
dalam melakukan sesuatu. Kebaikan itu tentulah sangat bermanfaat dan mendatangkan
pahala yang bermanfaat bagi dunia dan
akhirat kita.
Diantara
perbuatan yang mungkin dianggap sederhana dan tidak banyak orang yang melakukannya
adalah mengambil enam kebaikan ketika minum yaitu dengan mengamalkan adab minum
yang diajarkan Rasulullah.
Kebaikan pertama : Duduk ketika minum
lebih utama.
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh melarang dari minum sambil berdiri.”
(H.R Imam Muslim no. 2024).
Dari
Anas radhiyallahu
‘anhu pula, ia berkata :
عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا
“Dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau melarang seseorang minum sambil
berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas),
“Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan
lebih jelek.” (HR. Muslim no. 2024).
Ada
kalanya juga Nabi berdiri ketika minum.
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَشْرَبُ قَائِمًا وَقَاعِدًا
“Aku pernah
melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- minum sambil berdiri, begitu
pula pernah dalam keadaan duduk.” (H.R at Tirmidzi no. 1883).
Al
Maziri rahimahullah
berkata : Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini.
Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat boleh (makan dan minum sambil berdiri).
Sebagian lainnya menyatakan makruh (terlarang). (Lihat Fathul Bari)
Imam
Nawawi rahimahullah
menjelaskan : Yang tepat dalam masalah ini, larangan minum sambil berdiri
dibawa ke makna makruh
tanzih (bukan haram). Adapun hadits yang menunjukkan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri, itu menunjukkan bolehnya.
Sehingga tidak ada kerancuan dan pertentangan sama sekali antara dalil-dalil
yang ada.” (Syarh shahih Muslim).
Syaikh
Abdul Aziz bin Baz pernah ditanya tentang minum sambil berdiri. Beliau rahimahullah
menjawab: Hadits-hadits yang membicarakan masalah ini shahih
dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yaitu melarang minum sambil berdiri, dan makan
semisal itu. Ada pula hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan beliau
minum sambil berdiri. Masalah ini ada kelonggaran dan hadits yang
membicarakan itu semua shahih, walhamdulillah.
Sedangkan
larangan yang ada menunjukkan makruh.
Jika seseorang butuh makan sambil berdiri atau minum dengan berdiri, maka
tidaklah masalah. Ada hadits shahih yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam minum sambil duduk dan berdiri. Jadi sekali lagi
jika butuh, maka tidaklah masalah makan dan minum sambil berdiri. NAMUN JIKA
DILAKUKAN SAMBIL DUDUK, ITU YANG LEBIH UTAMA.
Ada
hadits yang menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam minum air zam-zam sambil berdiri. Ada pula hadits dari
‘Ali radhiyallahu
‘anhu yang menjelaskan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri dan
duduk.
Intinya,
masalah ini ada kelonggaran. Namun jika minum dan makan sambil duduk, itu yang lebih
baik. Jika minum sambil berdiri tidaklah masalah, begitu pula makan sambil berdiri
sah-sah saja. (Sumber : http://www.binbaz.org.sa/mat/3415.
Kebaikan kedua : Memegang gelas atau
tempat air minum dengan tangan kanan.
Dalam masalah makan dan
minum Rasulullah senantiasa mendahulukan tangan kanan. Ini juga berlaku ketika minum, berdasarkan
hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma:
إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ
“Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan
kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan
makan dan minum dengan tangan kirinya” (H.R Imam Muslim no. 2020).
Termasuk juga dalam masalah makan dan minum beliau senantiasa mendahulukan
tangan kanan. Sebagaimana juga diceritakan oleh sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu’anhuma :
Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi
wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil
makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan
kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”. (H.R Imam Bukhari no.5376 dan Imam
Muslim no.2022)
Kebaikan
ketiga : Membaca basmalah
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata,
كان يشرب في ثلاثة أنفاس إذا أدنى الإناء إلى فيه سمى الله تعالى وإذا أخره حمد الله تعالى يفعل ذلك ثلاث مرات
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa minum dengan tiga nafas. Jika wadah minuman
didekati ke mulut beliau, beliau menyebut nama Allah Ta’ala. Jika selesai satu
nafas, beliau bertahmid (memuji) Allah Ta’ala. Beliau lakukan seperti ini tiga
kali.” (Lihat Silsilah ash Shahihah no. 1277)
Maksud
hadits di atas adalah ketika minum hendaklah dengan tiga kali nafas. Pada nafas
pertama, sebelum minum ucapkanlah “bismillah”.
Ibnul Qayim
Rahimahullah mengatakan : “Membaca basmalah diawal makan dan minum dan membaca
Alhamdulillah setelah selesai, mempunyai pengaruh yang sangat mengagumkan baik
pada manfaatnya, kebaikan dan dalam mencegah kemudharatan.
Imam
Ahmad mengatakan : Apabila dalam makanan telah terkumpul empat hal, maka telah
sempurna : Apabila menyebut nama Allah diawal makan, Alhamdulillah setelah
makan, makan berjama’ah dan dari makanan yang halal (Lihat Zaadul Ma’ad).
Kebaikan keempat : Tidak bernafas dalam wadah ketika minum
Dari Anas bin
Malik bahawasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bernafas ketika minum sebanyak tiga
kali." (Muttafaq 'alaih). Yakni bernafas di luar gelas atau cawan.
Dari Abu
Qatadah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. melarang jikalau ditarik nafas dalam
wadah." (Muttafaq 'alaih). Yakni ditariknya nafas dalam gelas atau cawan
yang digunakan oleh seseorang itu minum.
Dari Abu Said
al-Khudri r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. melarang meniup dalam minuman. Ada
seorang lelaki berkata: "Ada kotoran yang saya lihat di dalam wadah
itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Tuangkan saja (minuman yang ada
kotoran itu)."
Orang itu berkata lagi: "Sesungguhnya saya ini belum
merasa puas minum dari sekali nafas." Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Kalau begitu singkirkanlah dulu wadahnya itu dari mulutmu - dan
bernafaslah di luar wadah." (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan dia
mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan sahih , juga diriwayatkan oleh Ahmad.)
Dari Ibnu
Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi melarang bernafas di dalam
wadah atau meniup ke dalamnya." (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan dia
mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih, juga diriwayatkan oleh Abu
Daud dan Ibnu Majjah)
Kebaikan kelima : Tidak meniup niup saat minum.
Dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata,
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari bernafas di dalam wadah air
(bejana) atau meniupnya.” (H.R at Tirmidzi no. 1888, Abu Daud no.
3728, dan Ibnu Majah no. 3429. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad
hadits ini shahih).
Imam
Nawawi rahimahullah membawakan hadits
ini pada kitab adab makan pada Bab : Makruhnya
meniup-niup saat minum.
Kebaikan keenam : Membaca
alhamdulillah setelah minum.
Jika mencukupkan dengan ucapan “alhamdulillah” setelah
makan juga dibolehkan berdasarkan hadits Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: “Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan
tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum” (HR. Muslim no. 2734).
Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang
mencukupkan dengan bacaan “alhamdulillah” saja, maka itu sudah dikatakan
menjalankan sunnah.
Jadi
ternyata minum dengan mengamalkan pelajaran dari Nabi memberikan banyak
keutamaan. Oleh karena itu sangatlah baik untuk kita amalkan dan insya Allah
mendatangkan pahala yang banyak.
Wallahu A’lam. (1.094).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar