SIAPKANLAH BEKAL MENJELANG BERPULANG
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Seekor burung bila sudah mengetahui pasangannya
hamil, maka dia mulai mengumpulkan jerami dan yang lainnya untuk membuat
sarang. Dengan sarang ini maka pasangannya akan merasa nyaman pada saat bertelur
dan mengerami telur sampai menetas. Ada kemungkinan cikal bakal telur
burung ini rusak sehingga dia tidak membutuhkan sarang. Namun demikian burung
tetap mempersiapkan sarangnya dengan baik. Kalau nanti cikal telur itu rusak
dan gagal itu soal lain. Mungkin begitu.
Lalu bagaimana dengan semua manusia. Kematian atau
berpulang pasti datang kepadanya bukan kemungkinan datang. Bukan bisa
datang bisa tidak. Tapi pasti datang, hanya tinggal menunggu waktu. Kalau sesuatu itu sudah pasti datang maka
tentu persiapannya juga haruslah dipastikan ada. Demikianlah semestinya.
Ketahuilah bahwa kalau seseorang masih muda
katakanlah 20 tahun maka saat kematiannya ada dua yaitu masih jauh atau bisa
jadi juga sudah dekat. Lalu kalau seseorang telah berumur lanjut katakanlah
60 tahun maka saat kematiannya juga dua yaitu sudah dekat atau sudah dekat
sekali. Tolong dipikirkan ini.
Lalu
apa persiapannya agar bisa selamat menuju negeri akhirat. Persiapan seorang
hamba untuk menuju akhirat, adalah amal
shalih yang memenuhi persyaratan dan
diterima Allah. Bekal amal shalih itu haruslah berada diatas landasan iman,
ilmu, pemahaman dan pengamalan yang benar. Diantara rinciannya adalah sebagai
berikut :
Pertama
: Melaksanakan tauhid dan menjauhi kesyirikan.
Kalau
kita memperhatikan mushaf al Qur an kita akan mendapati bahwa perintah pertama
adalah menyembah atau beribadah kepada Allah saja yaitu dengan
mentauhidkan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Ya aiyuhannasu’
buduu rabbakumul ladzi khalaqakum walladzina min qablikum la’allakum tattaquun”
Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabbmu (saja) yang telah menciptakan kamu
dan orang orang sebelum kamu, mudah mudahan kamu menjadi orang orang yang
bertakwa. (Q.S al Baqarah 21).
Sungguh
tauhid adalah pelajaran pertama yang diperintahkan Allah kepada Nabi dan Rasul,
yang tentu wajib diikuti oleh umatnya. Allah berfirman : Wa laqad ba’atsnaa
fii kulli ummatin rasuulan, ‘ani’budullaha wajtanibuth thaghuut”. Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan)
sembahlah Allah (saja) dan jauhilah taghut”. (Q.S an Nahl 36).
Kebalikan
dari tauhid adalah kesyirikan. Sungguh melakukan kesyirikan adalah puncak
kemurkaan Allah. Sungguh kesyirikan
adalah kezhaliman yang sangat besar. Allah mengharamkan surga bagi orang
orang yang melakukan kesyirikan. Allah berfirman : “Innahuu man yusyrik billahi faqad
harramallahu ‘alaihil jannata, wama’waahun naar. Wamaa lizhalimiina min
anshaar.” Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga
atasnya, dan tempatnya adalah neraka. Dan orang-orang yang zalim (berbuat
syirik) itu tidak akan mendapat seorang penolongpun”. (Q.S al Maidah 72).
Oleh
sebab itu tetaplah dalam bertauhid dan meng-Esakan Allah. Ketahuilah bahwa mempersekutukan Allah atau melakukan
kesyirikan adalah salah satu penyebab amal seorang hamba terhapus. Allah
berfirman : “Walau asyrakuu lahabitha ‘anhum maa kaanuu ya’maluun”
. Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, pasti lenyaplah dari mereka amal-amal yang telah mereka kerjakan”. (Q.S
al An’am 88). Na’udzubillahi min dzaalik.
Rasulullah
bersabda :“ Hak Allah atas hamba-hamba-Nya ialah bahwa mereka beribadah
(hanya) kepada Nya dan mereka tidak menyekutukan –Nya dengan sesuatu
yang lain”.(H.R. Bukhari dan Muslim dalam kitab Ash-Shahihain, dari sahabat
Muaz bin Jabbal).
Kedua
: Berpegang teguh kepada al Qur an dan as Sunnah.
Al-Qur’an
dan as-Sunnah adalah pedoman hidup yang utama dan paling utama bagi seorang
muslim untuk selamat hidupnya di dunia
dan di akhirat.
Rasulullah
telah bersabda : “Sesungguhnya telah aku tinggalkan untuk kalian dua
perkara. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, niscaya kalian tidak akan
tersesat. Keduanya adalah kitabullah dan sunnahku, dan keduanya tidak akan
pernah berpisah sehingga keduanya mendatangiku kelak disisi al-Audh (H.R.
Al-Hakim).
Ketiga
: Melaksanakan perintah yang wajib dan
giat melakukan amalan sunat.
Allah
berfirman : “Tilka huduudullah, waman yuthi’illaha wa rasulahuu yudkhilahu
jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa, wa dzaalikal fauzul
‘azhiim” Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan
memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang
mereka kekal didalamnya dan itulah kemenangan yang besar. (Q.S an Nisaa’13)
Salah
satu bekal hari esok adalah kewajiban seorang hamba melaksanakan ibadah yang
fardhu baginya. Sementara itu dia akan memperoleh tambahan kebaikan yang sangat
agung yaitu berupa kecintaan Allah kepadanya jika melakukan amal atau ibadah
ibadah sunat. Diantaranya adalah shalat sunat, puasa sunat dan yang lainnya.
Dalam sebuah hadits qudsi disebut bahwa :“Tidaklah
seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku
cintai daripada melaksanakan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan
hamba-Ku masih saja mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat sehingga
Aku mencintainya”(H.R. Imam Bukhari).
Ketiga
: Menjauhi dosa-dosa besar
Dosa-dosa
besar yang dibawa mati oleh seorang hamba tanpa sempat bertaubat bisa
menyebabkan kerugian yang amat besar baginya di akhirat kelak. Rasulullah telah
mengingatkan bahwa dosa dosa besar adalah akan membinasakan. Beliau bersabda :“Jauhilah
oleh kalian tujuh dosa besar yang membinasakan”. (H.R. Imam Bukhari dan
Imam Muslim).
Rasulullah
juga bersabda : “Tidaklah seorang hamba membaca kalimat La ilaaha
illallah dengan ikhlas, kecuali akan dibukakan untuknya pintu-pintu langit
sampai menembus ke ‘Arsy, selama dosa-dosa besar dijauhinya.” (H.R. at
Tirmidzi).
Sungguh
Allah akan menghapus kesalahan kesalahan berupa dosa dosa kecil jika dosa besar
dijauhi. Allah berfirman : “In tajtanibuu kabaa-ira maa tuhauna ‘anhu
tukaffir ‘ankum saiyi-atikum wa nudkhilkum mudkhalaa kariimaa” Jika kamu
menjauhi dosa dosa besar diantara dosa dosa yang dilarang mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ketempat
yang mulia (surga) Q.S an Nisaa’ 31).
Imam
adz Dzahabi berkata : Dengan ayat ini Allah menjamin surga kepada siapa saja
yang menjauhi dosa dosa besar. (Lihat Muqaddimah Kitab al Kaba-ir)
Namun
demikian seorang hamba seharusnya juga berhati hati dan terus berusaha untuk
tidak melakukan dosa sekecil apapun. Dosa dosa kecil kalau diremehkan atau
ditumpuk juga akan menjadi dosa besar.
Apalagi jika dilakukan terus menerus. Bukankah gunung yang besar terdiri dari
butiran butiran pasir dan tanah.
Keempat
: Tidak menunda-nunda pelaksanaan suatu amalan
Umur
manusia sangat terbatas dan merupakan sesuatu yang ghaib. Oleh karenanya jangan
menunda-nunda suatu amalan. Segera beramal selama mampu dikerjakan saat itu juga.
Ibnu Umar berkata : Jika kamu
sedang berada di pagi hari maka janganlah kamu bicarakan tentang dirimu disore
hari (nanti). Jika dirimu sedang berada di sore hari jangan membicarakan dirimu
di pagi hari (kelak).
Rasulullah bersabda :“Gunakanlah
waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.
Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui namamu untuk esok, wahai Abdullah” (H.R. at Tirmidzi.)
Imam Hasan al Bashri mengingatkan
agar kita tidak menyia
nyiakan dan melalaikan waktu untuk beramal. Beliau berkata :
Jauhkan dirimu dari “taswif” yaitu berkata “nanti sajalah”.
Kelima
: Menjaga semangat dan istiqomah dalam
beribadah.
Dalam
beramal, seorang hamba haruslah menjaga semangat agar tidak terganggu oleh
kemalasan, kemauan hawa nafsu dan gangguan syaithan. Pelihara kesabaran dalam melakukan ketaatan. Selanjutnya harus istiqomah dalam
beramal. Meskipun sedikit tetapi tetap dipelihara dan dijaga sehingga tidak
jatuh kepada kelalaian.
Sebuah hadits dari A’isyah radhiallahu
‘anha, bahwa Rasulullah bersabda : “Ahabbu a’mali ilallahi adwaamuhaa wa
inqalla.” Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu (terus
menerus) dikerjakan walaupun sedikit. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ketahuilah
bahwa Rasulullah memuji orang yang selalu mengingat mati itu sebagai orang
mukmin yang cerdas. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu
‘alaihi wasallam ditanya : Siapakah dari orang orang mukmin yang cerdas ?
Rasulullah bersabda : “Yang paling banyak mengingat mati dan paling
tekun membuat persiapan untuknya, mereka itulah orang yang cerdas” (H.R
Ibnu Majah dan al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar