SUNGGUH ALLAH TA’ALA MAHA MELIHAT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh, Allah Ta’ala memiliki nama nama yang indah yang disebut
dengan Asmaa-ul Husna yaitu nama nama yang paling indah. Setiap nama Allah
memiliki dan memuat sifat. Allah
berfirman : “Allahu laa ilaaha ilaa huwa,
lahul asmaa-ul husnaa”. (Dialah)
Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama nama yang terbaik. (Q.S
Thaha 8).
Satu diantara nama Allah adalah al
Bashiir bermakna Yang Maha Melihat. Sifat
melihat bagi Allah adalah sifat dzatiyah, yaitu sifat yang selalu apa pada diri
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nama dan sifat ini disebutkan pada lebih dari 40
ayat, lima diantaranya adalah :
Pertama : “Wallahu bi maa
ta’maluuna bashiir”. Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Baqarah
265)
Kedua : “Wallahu
bashiirun bil ‘ibaad”. Dan Allah
Maha Melihat akan hamba hamba-Nya. (Q.S Ali Imran 15)
Ketiga : “Innallaha kaana
samii’an bashiiraa”. Sungguh Allah Maha Mendengar, Maha Melihat (Q.S an
Nisa’ 58)
Keempat : “Laisa kamitslihi
syai-un, wa huwa sami’ul bashir”. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan
Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S asy Syuura 11)
Kelima : “Innahuu bi kulli
syai-in bashiir”. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Q.S al Mulk 19).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Al
Bashiir adalah yang yang sempurna penglihatan-Nya. Dia melihat perincian
penciptaan seekor semut kecil dan anggota tubuhnya, daging, darah, otak dan
urat uratnya. Dia melihat semut yang melata di atas batu hitam kelam pada malam
yang gelap gulita. (Thariiqu al Hijratain).
Imam Ibnu Khuzaimah berkata : Kita
mengatakan bahwa Rabb kita memiliki kedua mata yang dengannya Dia melihat apa
yang ada di bawah tanah dan lapisan bumi yang ketujuh dan apa yang ada di
langit serta yang ada di antara keduanya dari yang kecil hingga yang besar.
Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya
sesuatu apa pun. Dia melihat apa yang ada di bawah lautan dan gelombangnya,
sebagaimana Dia melihat Arsy yang Dia bersemayam di atasnya ( Kitab at Tauhid).
Oleh karena itu maka seorang hamba
yang mengimani tentang sifat Allah Ta’ala Yang Maha Melihat maka akan
memberikan manfaat besar baginya, diataranya :
Pertama : Dia benar benar mengetahui kesempurnaan Allah Ta’ala.
Seorang hamba yang mengimani dengan
benar sifat melhat bagi Allah Ta’ala maka itu menunjukkan kesempurnaan Allah.
Dan karena sifat-Nya yang Mahasempurna menunjukkan bahwa hanya Dia-lah yang
berhak untuk diibadahi.
Nabi Ibrahim menjelaskan ketidak
sempurnaan tuhan (patung) yang disembah oleh ayahnya, yaitu keadaannya yang
tidak bisa melihat dan tak bisa memberi manfaat sedikitpun. Allah berfirman : “Ingatlah ketika dia (Ibrahim) berkata
kepada bapaknya, Wahai bapakku !. Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak
mendengar, tidak melihat dan tidak dapat meolongmu sedikitpun ?. (Q.S
Maryam 42).
Kedua : Dia akan beribadah dengan sebaik baiknya.
Jika seorang hamba betul betul
memahami bahwa Allah Ta’ala itu Maha Melihat maka dia akan bersemangat untuk
melakukan ibadah kepada-Nya. Bahkan terus berusaha untuk melakukan ibadah
dengan sebaik baiknya.
Allah Ta’ala berfirman : “Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat)
dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang orang yang sujud. Sesungguhnya
Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S asy Syu’araa
217-220)
Nabi mengingatkan tentang seorang
hamba akan berada pada derajat ihsan yaitu ketika dia beribadah seolah olah
melihat Allah Yang Maha Melihat. “An
ta’budallaha ka-annaka taraahu, fa in lam takun taraahu fa innahu yaraaka”.
Engkau beribadah kepada Allah seolah olah engkau melihat-Nya maka sesungguhnya
Dia selalu melihatmu. (H.R Imam Muslim no. 8).
Ketiga : Dia akan sangat takut berbuat keburukan.
Jika seorang hamba benar benar
mengetahui bahwa Rabb-nya Maha Melihat maka dia tentu akan selalu menjaga
dirinya jangan sampai berbuat kezhaliman kepada siapapun ataupun melakukan
pelanggaran terhadap larangan larangan Allah. Hamba ini mengetahui bahwa setiap
saat Allah melihat perbuatan buruknya dan Allah Mahakuasa untuk mendatangkan
adzab di dunia dan di akhirat.
Imam Ibnu Rajab al Hambali
bercerita : Seorang laki laki pernah merayu seorang wanita di tengah gurun
pasir pada malam hari. Tetapi si wanita menolak. Lelaki tersebut berkata
kepadanya, tidak ada yang melihat kita sekarang, kecuali bintang bintang. Si
wanita pun berkata : Lalu di manakah yang menciptakan bintang bintang itu ?.
(Syarah kalimat al Ikhlas). Maksudnya bukankah Dia (yang menciptakan bintang
bintang itu) melihat kita.
Allah berfirman : “Wa kafaa bi rabbika bi dzunuubi ‘ibaadihii khabiiran bashiira”. Dan
cukuplah Rabb-mu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba hamba-Nya. (Q.S al Isra’ 17)
Allah Ta’ala berfirman : “Alam ya’lam bi annallaha yaraa” Tidakkah
dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya. (Q.S al
‘Alaq 14).
Ketahuilah bahwa pokok masalah
kenapa seseorang sering lalai melakukan
kebaikan dan seringnya seseorang berbuat keburukan adalah karena karena tidak
paham atau pura tidak paham bahwa Allah memiliki sifat Maha Melihat.
Kiranya sangatlah baik jika
keterangan ini menjadi pendorong untuk bersegera berbuat kebaikan dan pencegah bagi hamba hamba Allah untuk berbuat
maksiat di muka bumi. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar