ALLAH MEMBERI MEREKA PREDIKAT
MUNAFIK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu penjelasan yang masyhur tentang sifat munafik
adalah sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam : “Ayatul munafiqi tsalats, Idzaa haddatsa
kadzaba, wa idzaa wa’ada akhlafa wa idzaa tumina khaana” Tanda tanda orang
munafik ada tiga (1) Apabila berbicara
ia berdusta (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia
berkhianat". (H.R Imam Muslim).
Dalam hadits ini disebutkan bahwa salah satu tanda munafik
adalah : Apabila diberi amanat ia
berkhianat. Ketahuilah bahwa amanah terbesar yang wajib dilaksanakan oleh
seorang muslim adalah amanah untuk memegang Islam ini secara kaffah, secara
keseluruhan.
Allah
Ta’ala berfirman :“Wahai orang-orang yang
beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah
kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh
besar bagi kalian.” (Q.S al Baqarah
208)
Imam
Ibnu Katsir rahimahullah
mengatakan : Allah Ta’ala berfirman,
menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan Rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan
syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan
sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir
Ibnu Katsir)
Ternyata dizaman ini
banyak orang yang mengaku Islam tapi tidak memegang amanah yang diberikan Allah
Ta’ala terhadap agamanya.
Mereka ber-KTP Islam. Kalau diminta mengisi satu
formulir maka mereka tidak ragu sedikit
pun untuk menulis Islam pada kolom
agama. Mungkin mereka mengerjakan shalat, berpuasa dan berhaji. Mungkin juga
diantara mereka ada yang memegang gelar professor, doktor, kiyai ataupun
ustadz. Tetapi sebagian mereka ternyata mendorong orang orang beriman untuk
memilih orang kafir sebagai pemimpin
dengan meninggalkan orang orang orang beriman.
Kita boleh berpendapat bahwa mereka yang membela orang kafir
dan mendorong agar ORANG KAFIR DIPILIH SEBAGAI PEMIMPIN, mungkin disebabkan berbagai kepentingan, misalnya pangkat, jabatan,
materi dan keuntungan duaniawi lainnya. Wallahu A’lam.
Akhirnya mereka dengan terang terangan telah mengabaikan
amanah atau perintah Allah Ta’ala yakni LARANGAN MEMILIH KAFIR SEBAGAI
PEMIMPIN. Sungguh sangatlah banyak ayat ayat Allah melarang memilih kafir
sebagai pemimpin, diantaranya :
Pertama : “Janganlah orang orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin,
melainkan orang yang beriman. Barangsiapa berbuat demikian niscaya dia tidak
akan memperoleh apa apa dari Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari
sesuatu yang kamu takutkan dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri
(siksa)-Nya dan hanya kepada Allah tempat kembali.” (Q.S Ali Imran28).
Syaikh as a’di berkata : Ini adalah larangan Allah Ta’ala dan
peringatan bagi orang orang yang beriman agar TIDAK MENJADIKAN ORANG ORANG
KAFIR sebagai wali (pemimin pemimpin) mereka selain kaum mukminin, karena kaum
mukminin itu sebagian mereka adalah wali bagi sebagian lainnya. Dan Allah
adalah wali bagi mereka. “Barang siapa
berbuat demikian” yaitu menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin,
niscaya ia terlepas dari Allah dan Allah juga berlepas diri darinya. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
Kedua : Allah berfirman : “Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
kamu menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang yang
beriman. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk
menghukummu).Q.S an Nisa’ 144.
Ketiga : Allah berfirman :“Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
kamu mengambil orang orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin pemimpin (kamu),
sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang
yang zhalim. (Q.S al Maidah 51).
Tentang ayat ini, Imam Ibnu Katsir membawakan sebuah kisah
dari Ibnu Hatim, dari Iyadh : Bahwa Umar pernah menyuruh Abu Musa al Asy’ari
untuk melaporkan kepadanya pemasukan dan pengeluaran (uang yang dicatat) pada
selembar kulit yang telah disamak. Pada waktu itu Abu Musa al Asy’ari mempunyai
sekretaris beragama Nasrani.
Kemudian sekretarisnya itu menghadap Umar untuk memberikan
laporan maka Umar sangat kagum seraya berujar : Ia adalah orang yang sangat
teliti. Apakah engkau bisa membacakan untuk kami di masjid satu surat yang baru
kami terima dari Syam. Maka Abu Musa mengatakan bahwa dia (sekretaris itu)
tidak bisa. Maka Umar bertanya : Apakah ia junub ?. Abu Musa menjawab : Tidak,
tetapi dia seorang Nasrani. Maka Umar pun menghardikku dan memukul pahaku, lalu
berkata : Keluarkanlah (pecatlah) orang itu.
Selanjutnya Umar membaca : “Ya aiyuhal ladziina aamanuu laa tattakhidzuul yahuuda wan
nashaaraauliyaa-a”. Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu
mengambil orang orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin pemimpin kamu
(sahabat karib). Lihat Tafsir Ibnu Katsir.
Lalu datang pertanyaan : Bagaimana
status orang yang mengaku Islam, memilih
kafir sebagai pemimpin. Sungguh
dalam al Qur an telah dijelaskan tentang status mereka. Ketahuilah bahwa : Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan PREDIKAT MUNAFIK kepada mereka.
Allah berfirman : . “Kabarkan kepada orang orang MUNAFIK bahwa
mereka akan mendapat siksa yang pedih (Siapa MEREKA ?) Yaitu orang orang yang menjadikan orang orang kafir sebagai
pemimpin dengan meninggalkan orang orang beriman”. (Q.S an Nisa’
138-139).
Ketahuilah bahwa orang
orang munafik akan ditempatkan di neraka pada lapisan paling bawah, dan
tentulah paling dahsyat keadaannya.
Allah berfirman :“Innal munaafiqiina fid darkil
asfali minan naari wa lan tajida lahum nashiira”. Sungguh, orang orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong
pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(1.014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar