MENYELISIHI
RASULULLAH BISA DAPAT
ADZAB YANG DISEGERAKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap
hamba yang menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat maka tak ada
pilihan kecuali mengikuti ajaran yang dibawa
oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh beliau adalah pembawa
risalah Islam, agama yang sempurna. Beliau adalah contoh tauladan terbaik bagi
kita. Allah berfirman : “Laqad kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzab 21).
Ketahuilah
bahwa Rasulullah haruslah menjadi teladan bagi umatnya, bagi kita semua. Beliau
haruslah menjadi tauladan kita dalam segala aspek kehidupan kita. Beliau adalah
uswah atau panutan kita dalam hal aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.
Manfaatnya adalah agar kita bisa meraih kebahagiaan dunia dan keselamatan di
akhirat karena mengikuti beliau.
Kita
wajib mentaati apa yang diperintahkan dan berhenti dari larangan beliau. Allah
berfirman : “Wa maa aatakumur rasulu fakhudzuuhu. Wamaa nahaakum ‘anhu fantahuu. Wattaqullaha, innallaha syadiidul
‘iqaab”. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh
Allah sangat keras hukumannya. (Q.S al Hasy-r 7).
Setiap
hamba yang mengikuti beliau maka mereka akan menjadi orang yang beruntung.
Allah berfirman : “Adapun orang orang
yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang
terang benderang yang diturunkan kepadanya (al Qur-an), mereka itulah orang
orang beruntung.” (Q.S al A’raf 157).
Seorang
beriman tidak boleh menyelisihi beliau dalam menjalani kehidupannya di dunia
ini. Perhatikanlah kisah dalam hadits berikut ini tentang orang orang yang menyelisihi beliau lalu
mendapat adzab yang disegerakan di dunia dan adzab di akhirat tentu lebih berat
lagi.
Pertama : Dari Salamah bin al Akwa, dia berkata : Ada
seorang makan di sisi Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam dengan tangan kiri, maka
beliau bersabda : “Makanlah dengan tangan
kananmu”. Kata orang tersebut : Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan.
Maka Rasulullah mendoakan keburukan bagi orang ini. Beliau mengatakan : Engkau tidak akan mampu, sesungguhnya tidak
menghalanginya kecuali karena kesombongan. Maka orang itu pun (akhirnya) tidak mampu mengangkat tangan kanannya untuk makan
setelah itu. (H.R Imam Muslim no. 2021).
Menurut
sebagian ulama, hadits ini menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang
munafik. Dia sombong, menolak perintah Nabi Salalllahu ‘alaihi wasallam. Kalau
seandainya dia tidak mampu makan dengan tangan kanan karena udzur tentu Nabi
tidak akan mendoalan keburukan baginya.
(Syarah Kitabul Jami’ DR Firanda Andirja MA).
Kedua : Abu Abdillah Muhammad bin Ismail at Taimi
berkata : Aku telah membaca di sebagian
kisah (hikayat) mengenai sebagian ahli bid’ah ketika mendengar hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika
salah seorang di antara kalian bangun tidur, maka janganlah dia mencelupkan
tangannya di dalam bejana sampai dia mencucinya tiga kali terlebih dahulu,
karena dia tidak tahu di manakah tangannya bermalam.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Dalam
rangka mengejek, ahli bid’ah ini
berkata : Ya, saya tahu ke mana tangan saya bermalam di ranjang. Lalu tiba-tiba pada saat pagi, dia dapati tangannya berada dalam dubur sampai pergelangan tangan.
At Taimi berkata : Oleh karena itu hendaklah seseorang
berhati-hati dalam meremehkan sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan kondisi-kondisi yang menuntutnya diam. Lihatlah apa yang terjadi
pada orang ini karena akibat dari perbuatannya.” (Bustanul ‘Arifin li an Nawawi).
Selain itu ingatlah bahwa sebenarnya adzab yang disegerakan Allah Ta’ala
di dunia yang paling berat adalah adzab berupa musibah dalam agama yaitu semua
perkara yang mengurangi ketaatan kita dalam beragama bisa jadi adalah adzab
yang disegerakan.
Diantara
contohnya adalah (1) Seorang yang biasa rajin beribadah lalu sekarang malas
malasan. (2) Biasa sering ikut kajian lalu tanpa alasan yang jelas jadi jarang
ikut kajian. (3) Biasa sering membaca
bahkan mentadaburi dan menghafal al Qur-an
lalu meninggalkannya. (4) Biasa shalat malam lalu menjadi jarang melakukannya.
(5) Biasa selalu shalat berjamaah di masjid lalu sekarang banyak shalat fardhu
di rumah. (6) Biasa rajin berinfak dan
bersedekah sekarang jadi pelit.
Ketahuilah saudaraku bahwa musibah dalam agama adalah benar benar
musibah besar dan paling buruk akibatnya. Oleh karena itu Rasulullah
salallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan sebuah doa :
“Walaa taj’al mushiibatanaa fii diiniinaa”. Ya Allah janganlah Engkau
jadikan musibah kami pada agama kami.
Oleh karena itu maka seorang hamba
akan selalu menjaga dirinya agar tidak menyelisihi Rasulullah dalam memegang
Islam ini sebagai agamanya. Sungguh Allah Ta’ala telah memperingatkan bahwa
barang siapa yang menyelisihi Rasulullah akan mendapat fitnah dan adzab yang
pedih. Allah berfirman : “Falyahdzarilladziina
yukhaalifuuna ‘an amrihii an tushiibahum fitnatun au yushiibahum ‘adzaabun
aliim” Maka hendaklah orang orang
yang menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau azab yang
pedih. (Q.S an Nuur 63).
Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar