AMALAN KECIL IKUT MEMBERATKAN TIMBANGAN KEBAIKAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Allah Subhanau wa Ta’ala berjanji
memberikan kehidupan yang baik dan menyenangkan di akhirat kelak kepada orang
orang beriman yang berat timbangan kebaikannya.
Allah berfirman : “Fa amma man
tsakulat mawazinuhuu, fa huwa fii ‘isyatin radhiyah”. Maka adapun orang
yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang
memuaskan (senang). Q.S al Qaari’ah 6-7.
Syaikh as Sa’di berkata : Yaitu
yang kebaikan kebaikannya lebih berat melebihi keburukan keburukannya, “maka dia berada dalam dia berada dalam
kehidupan yang memuaskan”, didalam surga penuh kenikmatan. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman).
Oleh karena itu seorang hamba akan
selalu berusaha melakukan berbagai kebaikan termasuk amalan amalan yang mungkin
dianggap kecil tetapi bisa memberatkan timbangan kebaikannya di akhirat kelak.
Bahkan Rasulullah mengingatkan agar
umatnya tidak meremehkan kebaikan apapun. Dari Abu Dzarr, ia berkata : “Laa tahqiranna
minal ma’ruufi syai-an, wa lau an
talqa akhaka bi wajhin thalqin”. Janganlah kamu meremehkan kebaikan apa pun
meskipun kau bertemu saudaramu dengan
wajah berseri seri. (H.R Imam Muslim).
Ada beberapa faedah yang bisa
diambil dari hadits ini, diantaranya :
Pertama : Dalam lafazh tahqiranna terdapat nun taukid yaitu
nun bertasydid yang bermakna penekanan sehingga kalimat Laa tahqiranna minal
ma’ruufi syai-an bermakna : Jangan
sekali kali engkau meremehkan kebaikan.
Kedua : Bahwa tersenyum kepada saudara ketika bertemu adalah
kebaikan. Mungkin sementara orang menganggap senyum itu hal kecil, dianggap
sepele bahkan bisa jadi tak berharga. Tapi ternyata Rasulullah telah
mengingatkan bahwa ini akan memberatkan timbangan kebaikan.
Allah telah berfirman : “Fa man ya’mal mitsqaala dzarratin khairan
yarah”. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).
Sungguh Allah Ta’ala tidak akan
mengabaikan kebaikan apapun meskipun sangat kecil, sebesar dzarrah. Diantara
makna dzarrah adalah butiran butiran debu yang terlihat tatkala terkena cahaya
matahari. Misalnya jika seseorang membuka jendela maka masuklah cahaya matahari
ke rumahnya. Di saat itu akan terlihat butiran butiran debu yang sangat halus
di udara. Itulah dzarrah.
Kalau butiran debu atau dzarrah ini
kita ambil lalu ditimbang tentulah kita tidak bisa mengetahui berapa beratnya.
Tetapi di sisi Allah Ta’ala diketahui
beratnya dan Allah akan memberikan balasannya yaitu untuk memberatkan timbangan
kebaikan seorang hamba. Sungguh Allah
Ta’ala Maha Mengetahui. “Wa maa taf’aluu
min khairin fa innallaha bihi ‘aliim”. Kebaikan apapun yang kalian lakukan
maka Allah Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 215).
Oleh karena itu Rasulullah melarang
untuk meremehkan kebaikan apapun meskipun sekedar senyum seseorang kepada
saudaranya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar