TIDAK ADA PAKSAAN ADALAH BUKTI
KESEMPURNAAN ISLAM
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Imam Ibnu Katsir dalam Kitab Tafsirnya, menukil perkataan Ibnu Abbas meriwayatkan
tentang seorang sahabat Anshar dari Bani Salim bin ‘Auf yang memiliki dua orang
anak laki laki. Kedua anaknya ini beragama Nasrani.
Lalu sahabat Anshar ini datang kepada Rasulullah bertanya :
Ya Rasulullah, bolehkah aku memaksa kedua anakku (untuk masuk Islam) karena
mereka beragama Nasrani. Lalu turun ayat : “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. (karena itu) Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui”. (Q.S al Baqarah 256).
Tentang ayat yang mulia ini
pula, Syaikh Abdurrahman bin Nashir menjelaskan : Ayat ini menerangkan
tentang kesempurnaan ajaran Islam. Dan bahwasanya karena kesempurnaan bukti
buktinya, kejelasan ayat ayat dan keadaannya merupakan ajaran akal dan ilmu,
ajaran fitrah dan hikmah, ajaran kebaikan dan perbaikan, ajaran kebenaran dan
jalan yang lurus, maka karena kesempurnaannya dan penerimaan fitrah
terhadapnya, maka (untuk masuk) Islam tidak perlu pemaksaan.
Syaikh as Sa’di lebih lanjut menjelaskan bahwa : Pemaksaan
itu hanya terjadi pada suatu perkara yang dijauhi oleh hati, tidak memiliki
hakikat dan kebenaran atau bukti bukti dan ayat ayatnya tidak ada. Jadi barang
siapa yang telah mengetahui ajaran (Islam) ini dan dia menolaknya maka hal itu
didasari oleh kedurhakaannya, karena (Allah Ta’ala telah berfirman) : “sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat”. Hingga
tidak ada suatu alasan pun bagi seseorang dan tidak pula (ada) hujjah apabila
dia menolak atau tidak menerimanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Pada
bulan Ramadhan tahun ke 8 Hijriah Rasulullah dengan 10.000 pasukan kaum
muslimin dari Madinah memasuki kota
Makkah tanpa perlawanan dari kafir Quraisy. Beliau masuk kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala sambil membaca
firman Allah: “Innaa fatahnaa laka fathan mubiinaa” Sesungguhnya kami memberikan kepadamu
kemenangan yang nyata. (Q.S al Fath 1)
Lalu
beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah :“Siapa yang masuk masjid maka dia
aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk
rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”
Meskipun pada saat itu kota Makkah
telah jatuh ke tangan kaum muslimin tetapi ternyata Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tidak
memaksa satu orang pun kafir Quraisy Makkah untuk memasuki agama Islam. Namun
demikian, meskipun tidak dipaksa, tapi ternyata orang orang berbondong bondong
masuk Islam dengan karunia Allah.
Allah berfirman : “Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong bondong masuk agama Islam.
Maka bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Sungguh Dia Maha Penerima taubat. (Q.S an Nasr 1-3).
Itulah tanda kesempurnaan Islam.
Tidak ada yang dipaksa untuk memasukinya tapi, dengan pertolongan Allah,
manusia berbondong bondong memasukinya. Wallahu A’lam. (1.020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar