IBNU LUHAY PERUSAK TAUHID PERTAMA DI JAZIRAH ARAB
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dahulu, secara turun temurun,
mayoritas bangsa Arab mengikuti dakwah Nabi
Ismail ‘alaihis salam yang menyeru manusia kepada agama bapaknya yaitu Ibrahim
‘alaihis salam yaitu agama samawi. Ketahuilah bahwa agama samawi adalah agama
atau ajaran yang Allah Ta’ala turunkan kepada para Nabi-Nya untuk didakwahkan
kepada kaum mereka.
Pokok utama ajaran agama samawi
adalah meng-Esakan Allah Ta’ala atau mentauhidkan-Nya. Menyembah dan mengabdi
dan minta pertolongan kepada-Nya serta mengimani yang ghaib dan yang lainnya
yang disyariatkan.
Allah berfirman : “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang
rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah dan jauhilah taghut.
Kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang
tetap dalam kesesatan”. (Q.S an
Nahal 36).
Kemudian setelah berjalan waktu
yang lama setelah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimussalam, maka ada diantara orang orang di Jazirah Arab
mulai melalaikan ajaran Nabi Ibrahim yang disampaikan Nabi Ismail. Namun
demikian sebagian besar mereka masih ada yang bertauhid dan melaksanakan
syariat dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.
Akan tetapi semakin lama keadaan
semakin memburuk. Tauhid berubah menjadi kesyirikan yang pertama kali
dipelopori oleh Amru bin Luhay pimpinan Bani Khuza’ah. Sebenarnya Amru bin
Luhay ini adalah orang yang suka berbuat kebaikan kepada orang lain, dermawan
sehingga semua orang senang kepadanya. Bahkan hampir hampir manusia
menganggapnya ahli ilmu dan wali yang disegani.
Suatu ketika dia mengadakan
perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyembah berhala.
Ibnu Luhay menganggap hal itu suatu yang
baik dan benar. Sebab, menurutnya Syam adalah tempat (diutus) para Rasul dan
Kitab. Lalu dia pulang membawa berhala Hubal dan meletakkannya di dalam Ka’bah.
Lalu dengan kewibawaan dan pengaruhnya sebagai tokoh, dia mengajak penduduk
Makkah untuk membuat kesyirikan terhadap Allah. Kemudian orang orang Hijaz
banyak yang mengikuti penduduk Makkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas
Ka’bah dan penduduk Tanah Suci.
Selanjutnya menyebarlah banyak
berhala di Tanah Arab. Diantaranya yang paling pertama diberi nama Manat yang ditempatkan di Musyallal di tepi
Laut Merah. Kemudian mereka membuat berhala Lata di Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah.
Inilah tiga berhala yang paling besar dan paling sering disembah. Dan sementara
itu disekitar Ka’bah ditempat berhala yang banyak sehingga berjumlah sekitar
360 berhala.
Akhirnya ajaran Nabi Ibrahim tentang tauhid jadi hilang. Yang masih
tinggal hanya ajaran tentang thawaf, berhaji dan qurban. Itupun juga sudah
berobah prakteknya menjadi berbagai
bentuk kasyirikan. (Lihat ar Rahiq al Makhtum, Syaikh DR Shafiyurrahman al
Mubarakfuri).
Tersebab dosanya yang sangat besar,
yaitu merusak tauhid dan mengganti tauhid dengan berbagai kesyirikan maka dia
mendapat adzab yang sangat berat dan mengerikan. Ini sebagaimana dijelaskan
Rasulullah bahwa beliau pernah diperlihatkan Amru bin Luhay di neraka berjalan
dengan menyeret ususnya yang terburai keluar dari perutnya. (H.R Imam Muslim)
Keadaan kesyirikan di Tanah Arab
ini barulah hilang setelah diutusnya Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam
yang membawa risalah Islam yang mengajarkan Tauhid, meng-Esakan Allah Ta’ala.
Wallahu A’lam. (1.027).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar