TENTANG HATI YANG KERAS
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Hati memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap diri manusia karena dia ibarat penguasa
dalam tubuh. Abu Hurairah mengatakan bahwa hati adalah ibarat raja sedangkan
anggota badan ibarat pasukannya. Apabila buruk rajanya maka buruk pula
pasukannya. Jadi kalau hatinya buruk maka buruk pula diri manusia itu.
Rasulullah salallahu alaihi wassalam mengingat kita dalam
sabda beliau : “Alaa wa inna fil jasadi mudghah, idza shalahat, shalahat jasadu
kulluh. Wa idza fasadat, fasadal jasadu kulluh. Alaa wa hiyal qalb.” Sesungguhnya
dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila ia baik maka akan baik pula
seluruh tubuhnya. Dan apabila ia buruk maka buruk pula seluruh tubuh.
Ketahuilah dia itu adalah hati. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Keadaan hati manusia.
Para ulama membagi keadaan manusia, diantaranya Hudzaifah
ibnul Yaman menjelaskan :
Pertama : Hati yang murni, yang didalamnya ada pelita yang menerangi. Itulah
hati orang mukmin.
Kedua : Hati yang tertutup. Itulah hati orang kafir.
Ketiga : Hati yang terbalik. Itulah hati orang munafik.
Keempat : Hati yang memiliki dua materi yaitu keimanan dan kemunafikan.
Mana yang menang dalam pergulatan maka dialah yang menguasai diri manusia yang bersangkutan.
Imam Ibnul Qayyim membagi hati manusia menjadi tiga yaitu :
Pertama : Hati yang sehat disebut juga dengan hati yang selamat (qalbun salim).
Dia selamat karena dia sehat. Orang yang hatinya sehat akan selalu beramal shalih
serta menjaga ketaatannya kepada Allah. Beramal dengan ikhlas karena
Allah dan dengan cara berittiba’ kepada Rasulullah.
Kedua : Hati yang sakit. Yaitu hati yang masih ada kehidupan padanya, tetapi berpenyakit. Kadang-kadang sadar untuk
berbuat ketaatan terkadang lalai. Kalau banyak lalainya berarti sakitnya parah.
Jiika sedikit lalainya berarti sakitnya tidak berat.
Ketiga : Hati yang mati. Yaitu hati yang tiada lagi kehidupan padanya. Hati
yang mati adalah hati yang tidak
mengenal Allah. Dia berdiri diatas syahwat dan segala kelezatannya. Senantiasa
mengerjakan hal-hal yang dibenci dan dimurkai Allah. Tidak peduli apakah Allah
ridha atau tidak.
Selain itu ada pula diantara manusia memiliki hati yang keras.
Allah berfirman : Tsumma kasat
quluubukum min ba’di dzaalika fahiyakal hijaarati au asyaddu qaswah. Kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras sehingga (hatimu seperti batu, bahkan
lebih keras (dari batu) Q.S al Baqarah 74.
Tanda hati yang keras.
Seseorang yang hatinya keras
memiliki beberapa keadaan , diantaranya adalah :
Pertama : Sulit menerima kebenaran.
Kedua : Senang dan bahkan bangga dengan
maksiat.
Ketiga : Melihat kebaikan sebagai keburukan dan melihat keburukan sebagai
kebaikan. Akibatnya adalah sulit untuk
bertaubat.
Keempat : Sangat berambisi dengan dunia dan melupakan akhirat.
Kelima : Merasa sangat berat jika diajak beribadah dan tidak memiliki keinginan
untuk berbuat kebaikan.
Obat penyakit hati yang keras.
Diantara obat dari penyakit hati yang keras adalah apa yang
diajarkan oleh Ummul Mukminin, ‘Aisyah Radiallahu anha yaitu :
Pada satu kali datang seseorang kepada ‘Aisyah dan minta
nasehat : Ya Ummul mukminin, sesungguhnya aku memiliki penyakit. Adakah engkau
memiliki obatnya. Lalu ‘Aisyah bertanya : Apa penyakitmu. Dijawab : Hatiku keras. ‘Aisyah berkata : Itu adalah seburuk buruk
penyakit.
Selanjutnya ‘Aisyah memberikan resep untuk orang ini dengan
tiga macam obat :
Pertama : Sering-seringlah engkau mengunjungi orang sakit.
Kedua : Sering-seringlah engkau mengantarkan jenazah ke kubur dan perhatikan
bagaimana jenazah dimasukkan ke dalam
kuburnya.
Ketiga : Sering-seringlah engkau mengingat kematian.
Semoga resep yang diberikan Ummul Mukminin ini bermanfaat
bagi kita untuk menjaga agar hati kita menjadi lembut dan selamat.
Allahu a’lam (110)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar