BAHAYA BERBUAT ZHALIM
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Imam al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Sesungguhnya kezhaliman
adalah sifat tercela yang muncul dari kegelapan hati. Seandainya hati seseorang
bersinar niscaya dia akan mengambil pelajaran (untuk tidak berlaku zhalim).
Namun demikian sifat tercela ini masih belum hilang sama sekali di masyarakat kita. Mungkin
mereka tidak tahu atau tidak mau tahu tentang keburukan dan bahaya dari
kezhaliman bagi dirinya dan bagi orang lain.
Makna kezhaliman
Menurut para ulama dan pakar bahasa, kezhaliman bermakna
meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Diantaranya contohnya adalah bahwa
jika seseorang menjual barang dagangannya dengan mengurangi timbangan dari yang
seharusnya maka dia tidak menempatkan
sesuatu pada tempatnya. Seharusnya dia menimbang dengan cukup tapi
dikurangi. Itulah kezhaliman.
Imam Al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah meletakkan
sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan
yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebatilan atau mengambil hak milik orang lain dan melampaui batas.
Larangan berbuat zhalim.
Tulisan ini akan mengungkapkan sedikit tentang bahaya melakukan kezhaliman
terhadap sesama.
Sungguh Allah mengharamkan kezhaliman atas diriNya dan
mengharamkan pula kepada manusia.
Dari Abu Dzar dari Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam bahwa
beliau meriwayatkan dari Rabbnya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman
: “Yaa ‘ibaadii innii haramtu zhulma ala
nafsii, wa ja’alatuhu bainahum muharramaa” Wahai sekalian hamba-Ku, Sesungguhnya
Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan mengharamkannya pada kalian, maka
janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R Imam Muslim)
Allah berfirman : “Walaa tarkanuu ilalladzina zhalamuu
fatamassakumun naaru … “ Dan janganlah kamu cenderung kepada orang orang
yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. (Q.S Hud 113).
Imam al Baghawi
menerangkan bahwa : Ayat ini bisa dikatakan sebagai ayat yang paling keras
tentang larangan dan ancaman terhadap
perbuatan zhalim.
Rasulullah memberi peringatan yang tegas kepada umatnya agar
tidak berlaku zhalim sebab akan memberi mudharat bagi dirinya. Beliau bersabda : “Ittaquzh zhulma. Fainna zhulma
zhulumaatun yaumal qiyaamah….” Takutlah kalian terhadap kezhaliman karena kezhaliman
merupakan kegelapan pada hari Kiamat kelak … ( H.R Imam Muslim).
Diantara contoh kezhaliman.
Imam adz Dzahabi menjelaskan tiga contoh kezhaliman yang
dilakukan sesama manusia yaitu :
Pertama : Memakan harta dengan cara yang bathil.
Kedua : Menzhalimi manusia dengan cara membunuh, melukai, memukul dan yang lainnya.
Ketiga : Menzhalimi manusia dengan celaan, laknat dan tuduhan dusta.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata bahwa keazhaliman kepada manusia ada pada dua perkara :
Pertama : Tidak menunaikan kewajiban terhadap orang lain, seperti orang
yang berhutang tetapi tidak membayarnya atau menunda nunda pada hal ia mampu.
Kedua : Mewajibkan kepada orang lain
sesuatu yang tidak wajib baginya,
seperti kamu menuduh saudaramu punya hutang kepadamu lalu kamu membuat surat surat palsu
sehingga kamu menang di pengadilan
Jika Allah dan RasulNya melarang atau mengharamkan sesuatu pastilah disitu ada
mudharat yang besar termasuk larangan kezhaliman. Diantara dampak buruk atau mudharat
kezhaliman adalah :
Pertama : Penyebab datangnya murka Allah.
Allah mengazab penduduk satu negeri yang berbuat zhalim
sebagai mana firmanNya : “Wa
kadzalika akhdzu rabbika idza akhadzal
quraa wahiya zhaliimah. Inna akhdzahu aliimun syadiid. Dan adzab Rabbmu, apabila dia
mengadzab penduduk negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzabNya pedih lagi
keras. (Q.S Hud 102).
Seorang hamba tentulah berusaha mencari ridha Allah dan
berusaha menjauh dari murka-Nya. Andaikata Allah murka kepada kita lalu bumi
mana yang akan kita pijak dan kemana kita
akan menggantungkan nasib kita.
Kedua : Do’a orang yang dizhalimi tidak ditolak.
Rasulullah mengingatkan kita agar berhati hati jangan
sampai menzhalimi sesama karena do’a
orang yang dizhalimi mustajab.
Rasulullah pernah berpesan kepada Muadz bin Jabbal tatkala
diutus berdakwah ke Yaman dengan sabda beliau : “Wattaqi da’watal mazhluum,
fainnahu laisa bainahu wa bainallahi hijaabun.” Berhati hatilah (takutlah)
terhadap do’a orang yang dizhalimi
karena tidak ada penghalang antara dia dan Allah (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Dari Abu Hurairah bersabda Rasulullah : “Tsalatsu
da’awatin mustajaabaatun laa syakka fiihina, da’watun mazhluum, wa da’watul
musaafir, wa da’watul waalidi ‘alaa waladih.” Ada tiga doa mustajab tanpa ada keraguan
didalamnya, doa orang yang dizhalimi, doa musafir
dan doa orang tua terhadap anaknya. (H.R Imam at Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam
Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani.)
Ketiga : Amal bisa dikurangi dan dosa ditambah.
Seseorang yang menzhalimi orang lain di dunia, maka
seharusnya dia segera mohon dimaafkan dan minta dihalalkan. Jika tidak maka di
akhirat nanti, kezhaliman yang dilakukannya akan mengurangi pahalanya atau
menambah dosanya sebagai pengganti
kezhaliman yang dilakukan di dunia.
Rasulullah
bersabda : “Man kaanat ‘indahu
mazhlimatun li akhiihi falyatahalalhu
minhaa, fainnahu laisa tsumma diinaaran walaa dirhamun minqabli aiyu’khadza li
akhiihi min hasanaatihi, failam yakun lahuu hasasanatun akhidzun min
syaiyiati akhiihi fatharihat ‘alaihi.”
Barang siapa yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka hendaklah dia
meminta kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak ada lagi
dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya
(yang dia zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan
saudaranya (yang dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam
Bukhari).
Hal ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang
muflis yaitu tentang orang yang bangkrut
di akhirat kelak. Pada hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan
membawa pahala amalnya. Tetapi akhirnya habis karena
harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang orang yang pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan setelah pahala
amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan kepadanya.
Na’udzubillahi min dzalik.
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bertanya
kepada para sahabat, "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkut itu?"
Para sahabat menjawab, "Menurut kami, orang yang bangkut diantara kami
adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan." Rasulullah SAW
bersabda :
"Sesungguhnya umatku
yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa,
dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain
serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk
diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara
tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari
setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga
akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam
Muslim)
Keempat : Kezhaliman itu akan kembali kepada dirinya.
Seseorang yang telah melakukan kezhaliACman terhadap orang lain
berarti dia telah melakukan sesuatu keburukan bagi orang lain. Sungguh
keburukan yang dilakukan itu akan kembali kepadanya.
Allah berfirman : “In ahsantum ahsantum lianfusikum, wa in
asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat keburukan maka (kerugian
keburukan) itu untuk dirimu sendiri. (Q.S al Israa’ 7).
Penutup.
Sungguh kezhaliman adalah kegelapan bagi seseorang di akhirat
kelak. Selain itu orang zhalim akan
dibenci oleh teman temannya, keluarganya bahkan masyarakat sekitarnya sebagai
hukuman di dunia.
Benar apa yang dikatakan Abu Hazim bahwa orang yang paling
menderita diantara manusia yang berakhlak buruk (termasuk berbuat kezhaliman) adalah
dirinya sendiri kemudian baru orang lain.
Allahu a’lam (108).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar