BENTUK PENGABULAN DOA
Oleh Azwir B. Chaniago
Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba hambaNya. Allah
berfirman : “Wa qaala rabbukum ud’unii astajiblakum.” Dan Rabbmu
berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Q.S al
Mu’min 60).
Seorang yang berdoa janganlah memahami bahwa doanya akan
dikabulkan seperti yang diminta. Bisa juga diberikan dalam bentuk lain yang
lebih bermanfaat. Bisa pula dalam bentuk dihindarkan dari keburukan. Bahkan
bisa pula ditangguhkan sebagai simpanan di akhirat kelak.
Rasulullah bersabda : “Maa min muslimin bida’watin laisa
fiihaa itsmun walaa qathii’atu rahimin illaa ‘athahullahu ihda tsalatsa : Imma
an yu’ajjila lahu da’watahu, wa immaa au
yudakhkhirahaa lahu fiil akhirati, wa imma au yashrifa ‘anhu minas suu-i
mitslihaa.” Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa yang tidak mengandung
dosa dan memutus selaturrahim, melainkan Allah akan menyegerakan doanya untuk dikabulkan, atau Allah simpan
untuknya di akhirat, atau Allah akan palingkan darinya keburukan yang
semisalnya (H.R Imam Bukhari dalam Adab al Mufrad, dishahihkan oleh Syaikh al
Albani)
Ketahuilah bahwa jika pada suatu waktu kita merasa doa kita
belum diijabah, maka pastilah ada disitu hikmah yang sempurna dan kita tidak mengetahuinya. Dalam hal ini paling
tidak ada dua hal yang perlu kita pahami.
Pertama : Apapun pilihan Allah buat kita itulah yang terbaik, termasuk doa yang
kita merasa belum dikabulkan. Sufyan ats Tsauri berkata : Allah (apabila)
mencegah dari sesuatu pada hakikatnya adalah pemberian dan nikmat. Tidaklah Dia
mencegah sesuatu karena kebakhilanNya, bukan pula karena tidak punya, melainkan
(karena) Dia melihat kebaikan para hambaNya. Apabila Allah tidak memberi maka
itu adalah atas dasar pilihan dan pandangan baik dari-Nya (Madarijus Salikin).
Kedua : Hakikatnya, manusia tidak mengetahui apa yang terbaik bagi dirinya.
Allah berfirman : …“Wa ‘asaa an takrahuu syai-an wa huwa khairul lakum. Wa
‘asaa an tuhibbuu syai-an wa huwa syarrul lakum. Wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamun”
… Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu
tidak baik bagimu. Allah
Mahamengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui” (Q.S al Baqarah 216).
Sufyan ats Tsauri berkata : Apa yang dibenci oleh seorang
hamba adalah lebih baik baginya daripada yang dia cintai. Karena (bisa jadi)
yang dia benci akan membangkitkannya untuk berdoa sedangkan apa yang
dicintainya hanya akan melalaikannya.
Ini adalah hikmah yang sangat
baik untuk kita renungkan. Allahu a’lam. (118)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar