MEMOHON AMPUN ADALAH
SIFAT PARA NABI DAN RASUL
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, manusia adalah makhluk yang banyak berbuat
salah dan dosa. Dalam satu hadits qudsi disebutkan :
يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Wahai
para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari. (H.R
Imam Muslim).
Dengan keadaan yang demikian maka hamba hamba Allah
mestilah selalu memohon ampun setiap saat sampai akhir hayatnya dan selalu
menjaga ketaatan kepada Allah Ta'ala dengan melakukan amal amal shalih
berlandaskan iman.
Sungguh, kita mengetahui bahwa para Nabi dan Rasul
adalah MANUSIA MANUSIA PILIHAN ALLAH
yang mendapat tugas mendakwahkan perintah dan petunjuk Allah Ta'ala
kepada kaumnya bahkan kepada manusia seluruhnya. Tetapi ketahuillah bahwa
dengan keadaan yang demikian para Nabi dan Rasul memiliki sifat yang agung
yaitu SENANTIASA MEMOHON AMPUN dan menyuruh memohon ampun kepada kaumnya.
Selain itu, ketahuilah bahwa hakikatnya para Nabi dan
Rasul adalah MAKSUM YAITU TERJAGA DARI KESALAHAN DAN DOSA. Jika suatu waktu ada
kesalahan yang mereka lakukan maka Allah Ta'ala langsung mengingatkan sehingga
kesalahan itu tidak berlanjut dan tidak diikuti oleh umatnya.
Diantara istighfar atau permohonan ampun serta ajakan
beristighfar para Nabi yang disebutkan
dalam al Qur an, diantaranya :
Pertama : Istighfarnya
Nabi Adam 'alaihis salam.
قَالَا رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
“
Keduanya berkata : Ya Rabb kami,
kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan
memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S
al A’raf 23).
Kedua : Istighfarnya Nabi Nuh 'alahis salam
. قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ
مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
Dia (Nuh) berkata : Ya Rabb-ku,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku
tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak)
menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi. (Q.S Hud
47).
Dan juga :
رَبِّ اغْفِرْ
لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا
Ya Rabb- ku, ampunilah aku, ibu
bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang
yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi
orang-orang yang zhalim itu selain kehancuran. (Q.S Nuh 28).
Ketiga : Istighfarnya Nabi Ibrahim 'alaihis salam.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan
kedua ibu bapaku dan semua orang-orang mukmin pada hari diadakan hisab (hari
kiamat). (Q.S Ibrahim 41)
Keempat : Istighfarnya Nabi Sulaiman 'alahis salam.
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا
يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Dia berkata : Ya Rabb-ku, ampunilah
aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun
setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi. (Q.S Shad 35)
Kelima : Istighfarnya Nabi Musa 'alahis salam.
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ
لِي
Dia (Musa) berdoa, Ya Rabb-ku,
sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. (Q.S al
Qashas16)
Keenam : Istighfarnya Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi
Wasallam.
Syadad bin Aus bin Tsabit juga pernah bercerita bahwa Rasulullah Salallahu
'alaih Wasallam pernah mengajarkan
istighfar berikut:
اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا إلَهَ إلّا أنْتَ،
خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا على عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ
بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ لكَ
بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي، فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلّا أنْتَ
Setelah mengajarkan lafaz istighfar
di atas, Rasulullah SAW kemudian bersabda : Dan siapapun yang membaca istighfar
tersebut di siang hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu
sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga.
Dan jika ia membacanya di waktu
malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum waktu pagi, maka ia
termasuk penghuni surga. (H.R Imam Bukhari).
Oleh karena itu, hamba hamba Allah
hendaklah banyak beristighfar atau memohon ampun. Insya Allah bermanfaat.
Wallahu A'lam. (3.475).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar