Selasa, 04 Februari 2025

MEMOHON AMPUN ADALAH SIFAT PARA NABI DAN RASUL

 

MEMOHON AMPUN ADALAH SIFAT PARA NABI DAN RASUL

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, manusia adalah makhluk yang banyak berbuat salah dan dosa. Dalam satu hadits qudsi disebutkan :

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari. (H.R Imam Muslim).

Dengan keadaan yang demikian maka hamba hamba Allah mestilah selalu memohon ampun setiap saat sampai akhir hayatnya dan selalu menjaga ketaatan kepada Allah Ta'ala dengan melakukan amal amal shalih berlandaskan iman.

Sungguh, kita mengetahui bahwa para Nabi dan Rasul adalah MANUSIA MANUSIA PILIHAN ALLAH  yang mendapat tugas mendakwahkan perintah dan petunjuk Allah Ta'ala kepada kaumnya bahkan kepada manusia seluruhnya. Tetapi ketahuillah bahwa dengan keadaan yang demikian para Nabi dan Rasul memiliki sifat yang agung yaitu SENANTIASA MEMOHON AMPUN dan menyuruh memohon ampun kepada kaumnya.

Selain itu, ketahuilah bahwa hakikatnya para Nabi dan Rasul adalah MAKSUM YAITU TERJAGA DARI KESALAHAN DAN DOSA. Jika suatu waktu ada kesalahan yang mereka lakukan maka Allah Ta'ala langsung mengingatkan sehingga kesalahan itu tidak berlanjut dan tidak diikuti oleh umatnya.

Diantara istighfar atau permohonan ampun serta ajakan beristighfar  para Nabi yang disebutkan dalam al Qur an, diantaranya :

Pertama : Istighfarnya Nabi Adam 'alaihis salam.

 قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata : Ya Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S al A’raf 23).

Kedua : Istighfarnya Nabi Nuh 'alahis salam

. قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dia (Nuh) berkata : Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi. (Q.S Hud 47).

Dan juga :

 رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

Ya Rabb- ku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kehancuran. (Q.S Nuh 28).

Ketiga : Istighfarnya Nabi Ibrahim 'alaihis salam.

 رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan semua orang-orang mukmin pada hari diadakan hisab (hari kiamat). (Q.S Ibrahim  41)

Keempat : Istighfarnya Nabi Sulaiman 'alahis salam.

 قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Dia berkata : Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi. (Q.S Shad 35)

Kelima : Istighfarnya Nabi Musa 'alahis salam.

 قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي

Dia (Musa) berdoa, Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. (Q.S al Qashas16)

Keenam : Istighfarnya Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi Wasallam.

Syadad bin Aus bin Tsabit  juga pernah bercerita bahwa Rasulullah Salallahu 'alaih Wasallam  pernah mengajarkan istighfar berikut:

 اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا إلَهَ إلّا أنْتَ، خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا على عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ لكَ بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي، فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلّا أنْتَ

Setelah mengajarkan lafaz istighfar di atas, Rasulullah SAW kemudian bersabda : Dan siapapun yang membaca istighfar tersebut di siang hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga.

Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (H.R Imam Bukhari).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah hendaklah banyak beristighfar atau memohon ampun. Insya Allah bermanfaat.

Wallahu A'lam. (3.475).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar