JANGAN ABAI TERHADAP DOSA
YANG BELUM KELIHATAN AKIBAT BURUKNYA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika seseorang melakukan suatu maksiat atau
perbuatan dosa bisa jadi tidak terasa
atau belum kelihatan akibat buruknya kepada dirinya. Oleh karena itu ada
diantara manusia yang berbuat maksiat dan keburukan yang mendatangkan dosa tetap
meneruskan perbuatan buruknya. Belum mau berhenti.
Tetapi ketahuilah bahwa setiap perbuatan BURUK PASTI
AKAN DIBALAS DENGAN KEBURUKAN. Allah Ta'ala berfirman :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ
أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika
KAMU BERBUAT BURUK maka (kerugian berbuat buruk) itu untuk dirimu sendiri. (Q.S
al Isra’ 7).
Ketahuilah
bahwa ketika seseorang melakukan perbuatan buruk tetapi belum datang peringatan atau hukuman baginya
lalu merasa atau beranggapan bahwa Allah
Ta'ala lalai atau lengah. Sungguh keliru berat anggapan yang demikian. Allah
Ta'ala telah mengingatkan dalam beberapa firman-Nya, diantaranya :
Pertama
: Dalam surat Ibrahim 42. Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا
عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ
فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ
Dan
janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang
diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh
kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,
Kedua
: Dalam surat Hud 123. Allah Ta'ala berfirman :
وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِ وَاِلَيْهِ يُرْجَعُ الْاَمْرُ كُلُّهٗ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ
عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَࣖ
Milik Allahlah (pengetahuan tentang) yang gaib
(di) langit dan (di) bumi. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka
sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Rabbmu tidak akan lengah terhadap
apa yang kamu kerjakan.
Namun demikian ada saatnya Allah Ta'ala menangguhkan hukumannya kepada pelaku maksiat atau kezhaliman. Sungguh, diantara nama nama Allah yang Mahaindah ada AL HALIM yang artinya Maha Penyantun. Tentang makna al Halim ini, Syaikh Abdurrazaq bin Muhsin al Badr, antara lain menjelaskan bahwa Al Halim yakni Maha Penyantun bermakna : Yang tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa dosa dan maksiat mereka. Allah melihat hamba hamba-Nya kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia (Allah) bersifat santun terhadap mereka dan menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta tidak menyegerakan.
Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan
berbagai kenikmatan kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak
melakukan dosa dan kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas
orang orang yang bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan
tenggang waktu hingga mereka bertaubat dan Allah tidak menyegerakan
hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah. (Fiqih Asma'ul Husna).
Tetapi
ketahuilah bahwa setiap keburukan, maksiat atau dosa yang dilakukan seorang
hamba PASTI AKAN MENDAPAT BALASAN KEBURUKAN DAN ADZAB. Adzab di dunia bisa jadi
dirasakan setelah beberapa puluh tahun kemudian pada saat pelakunya hampir hampir lupa atau bahkan telah
lupa terhadap keburukan dan maksiat yang
pernah dilakukannya.
Dalam
hal perkara yang sangat dianjurkan dan mesti dikedepankan adalah segera memohon
ampun dan bertaubat. Lalu ikuti dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala.
Wallahu
A'lam. (3.477).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar