Rabu, 05 Februari 2025

JANGAN ABAI TERHADAP DOSA YANG BELUM KELIHATAN AKIBAT BURUKNYA

 

JANGAN ABAI TERHADAP DOSA YANG BELUM KELIHATAN AKIBAT BURUKNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seseorang melakukan suatu maksiat atau perbuatan dosa bisa jadi  tidak terasa atau belum kelihatan akibat buruknya kepada dirinya. Oleh karena itu ada diantara manusia yang berbuat maksiat dan keburukan yang mendatangkan dosa tetap meneruskan perbuatan buruknya. Belum mau berhenti.

Tetapi ketahuilah bahwa setiap perbuatan BURUK PASTI AKAN DIBALAS DENGAN KEBURUKAN. Allah Ta'ala berfirman :

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika KAMU BERBUAT BURUK maka (kerugian berbuat buruk) itu untuk dirimu sendiri. (Q.S al Isra’ 7).

Ketahuilah bahwa ketika seseorang melakukan perbuatan buruk tetapi  belum datang peringatan atau hukuman baginya lalu merasa atau beranggapan  bahwa Allah Ta'ala lalai atau lengah. Sungguh keliru berat anggapan yang demikian. Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam beberapa firman-Nya, diantaranya :

Pertama : Dalam surat Ibrahim 42. Allah Ta'ala berfirman :

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,

Kedua : Dalam surat Hud 123. Allah Ta'ala berfirman :

وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاِلَيْهِ يُرْجَعُ الْاَمْرُ كُلُّهٗ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَࣖ 

Milik Allahlah (pengetahuan tentang) yang gaib (di) langit dan (di) bumi. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Rabbmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

Namun demikian ada saatnya Allah Ta'ala menangguhkan hukumannya kepada pelaku maksiat atau kezhaliman. Sungguh, diantara nama nama Allah yang Mahaindah ada AL HALIM yang artinya Maha Penyantun. Tentang makna al Halim ini, Syaikh Abdurrazaq bin Muhsin al Badr,   antara lain menjelaskan bahwa   Al Halim yakni Maha Penyantun bermakna : Yang tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa dosa dan maksiat mereka. Allah melihat hamba hamba-Nya kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia (Allah) bersifat santun terhadap mereka dan menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta tidak menyegerakan.

Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan berbagai kenikmatan kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak melakukan dosa dan kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas orang orang yang bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan tenggang waktu hingga mereka bertaubat dan Allah tidak menyegerakan hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah. (Fiqih Asma'ul Husna).

Tetapi ketahuilah bahwa setiap keburukan, maksiat atau dosa yang dilakukan seorang hamba PASTI AKAN MENDAPAT BALASAN KEBURUKAN DAN ADZAB. Adzab di dunia bisa jadi dirasakan setelah beberapa puluh tahun kemudian pada saat pelakunya  hampir hampir lupa atau bahkan telah lupa  terhadap keburukan dan maksiat yang pernah dilakukannya.

Dalam hal perkara yang sangat dianjurkan dan mesti dikedepankan adalah segera memohon ampun dan bertaubat. Lalu ikuti dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala.

Wallahu A'lam. (3.477).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar