BOLEH MEMBALAS
KEZHALIMAN DENGAN SEMISAL TAPI MEMAAFKAN LEBIH UTAMA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika bergaul dengan orang banyak terkadang kita
diperlakukan tidak baik bahkan dizhalimi. Diantara bentuknya adalah
direndahkan, dihina, dimaki tanpa sebab yang jelas, di ghibah, diolok olok.
Bisa jadi juga diambil harta dengan cara akal akalan atau ditipu.
Nah, ketika diperlakukan buruk atau dizhalimi oleh
orang lain maka kita memiliki hak untuk membalas tetapi dengan BALASAN YANG SEMISAL
ATAU SETIMPAL. Balasan itu bisa dengan perbuatan atau perkataan ataupun
mendoakan keburukan bagi orang yang menzhalimi.
Tentang membalas dengan mendoakan orang yang
menzhalimi, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin al Badr memberi nasehat : Seharusnya
balasan termasuk juga didalamnya (dengan) doa tidak melebihi batas kezhaliman
(yang diterima).
Dan inilah kesalahan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Ada orang yng
dizhalimi tentang sesuatu masalah kehidupan keduniaan, kemudian dia mendoakan
orang yang menzhalimi supaya Allah memasukkannya kedalam neraka dan kekal di
dalamnya. Atau mendoakan dengan doa lain yang melebihi kadar kezhaliman.
(Shahih Fiqih.com)
Ketahuilah bahwa sungguh, MEMAAFKAN LEBIH UTAMA yaitu
sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا
وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Dan
balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal tetapi barangsiapa
memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat buruk) maka pahalanya
dari Allah. Sungguh Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim. (Q.S asy Syura
40).
Syaikh
as Sa'di berkata : Dan pada pahalanya dari Allah, mengandung himbauan untuk
memberikan maaf. Dan hendaknya seorang hamba memperlakukan manusia dengan
perlakuan yang dicintai oleh Allah Ta'ala.
Sebagaimana
seseorang senang dimaafkan oleh Allah Ta'ala maka hendaknya dia memaafkan
mereka. Sebagaimana dia senang kalau diampuni Allah Ta'ala maka hendaklah dia
mengampuni mereka karena ganjaran itu sejenis dengan perbuatan. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman).
Dan
juga termasuk perkara yang lebih utama adalah bersabar ketika
dizhalimi. Allah Ta’ala berfirman :
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا
عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
Dan
jika kamu membalas maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan
(keburukan, kezhaliman) yang ditimpakan kepadamu. Dan jika KAMU BERSABAR ITULAH
YANG LEBIH BAIK bagi orang yang sabar. (Q.S an Nahal 126).
Ketahuilah
bahwa kesabaran memiliki nilai tersendiri yaitu mendapatkan PAHALA SEMPURNA
TANPA BATAS. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ
حِسَابٍ
Hanya
orang orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya TANPA BATAS. (Q.S az
Zumar 10).
Selain
itu, ketahuilah bahwa salah satu puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan
manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah
berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ
يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan
Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).
Syaikh
as Sa'di berkata : Ayat ini adalah anjuran untuk memberikan maaf dan berlapang
dada (ketika dizhalimi, peny.). Ketika turun ayat ini, Abu Bakar berkata : Ya,
demi Allah aku benar benar senang bila Allah mengampuniku. (Lihat Tafsir Taisir
Karimir Rahman).
Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi orang yang suka memaafkan.
(1) Dalam hadits yang diriwayatkan oeh Imam Bukhari dan ad Dailami. Rasulullah Salllahu 'alaih Wasallam bersabda :
أفضل
الإيمان الصبر و السماحة
Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf
atau lapang dada,
(2) Dalam hadits yang diriwayatkan oleh at
Thabrani. Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam bersabda :
اسمحوا
يسمح لكم
Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh
Allah Ta'ala),
Wallahu A'lam. (3.495)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar