Selasa, 25 Februari 2025

BOLEH MEMBALAS KEZHALIMAN DENGAN SEMISAL TAPI MEMAAFKAN LEBIH UTAMA

 

BOLEH MEMBALAS KEZHALIMAN DENGAN SEMISAL TAPI MEMAAFKAN LEBIH UTAMA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika bergaul dengan orang banyak terkadang kita diperlakukan tidak baik bahkan dizhalimi. Diantara bentuknya adalah direndahkan, dihina, dimaki tanpa sebab yang jelas, di ghibah, diolok olok. Bisa jadi juga diambil harta dengan cara akal akalan atau ditipu.

Nah, ketika diperlakukan buruk atau dizhalimi oleh orang lain maka kita memiliki hak untuk membalas tetapi dengan BALASAN YANG SEMISAL ATAU SETIMPAL. Balasan itu bisa dengan perbuatan atau perkataan ataupun mendoakan keburukan bagi orang yang menzhalimi.

Tentang membalas dengan mendoakan orang yang menzhalimi, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin al Badr memberi nasehat : Seharusnya balasan termasuk juga didalamnya (dengan) doa tidak melebihi batas kezhaliman (yang diterima).

Dan inilah kesalahan yang sering  dilakukan oleh banyak orang. Ada orang yng dizhalimi tentang sesuatu masalah kehidupan keduniaan, kemudian dia mendoakan orang yang menzhalimi supaya Allah memasukkannya kedalam neraka dan kekal di dalamnya. Atau mendoakan dengan doa lain yang melebihi kadar kezhaliman. (Shahih Fiqih.com)   

Ketahuilah bahwa sungguh, MEMAAFKAN LEBIH UTAMA yaitu sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat buruk) maka pahalanya dari Allah. Sungguh Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim. (Q.S asy Syura 40).

Syaikh as Sa'di berkata : Dan pada pahalanya dari Allah, mengandung himbauan untuk memberikan maaf. Dan hendaknya seorang hamba memperlakukan manusia dengan perlakuan yang dicintai oleh Allah Ta'ala.

Sebagaimana seseorang senang dimaafkan oleh Allah Ta'ala maka hendaknya dia memaafkan mereka. Sebagaimana dia senang kalau diampuni Allah Ta'ala maka hendaklah dia mengampuni mereka karena ganjaran itu sejenis dengan perbuatan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan juga termasuk perkara yang lebih utama  adalah bersabar ketika dizhalimi. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan (keburukan, kezhaliman) yang ditimpakan kepadamu. Dan jika KAMU BERSABAR ITULAH YANG LEBIH BAIK bagi orang yang sabar. (Q.S an Nahal 126).

Ketahuilah bahwa kesabaran memiliki nilai tersendiri yaitu mendapatkan PAHALA SEMPURNA TANPA BATAS. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Hanya orang orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya TANPA BATAS. (Q.S az Zumar 10).

Selain itu, ketahuilah bahwa salah satu puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah berfirman :  

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).

Syaikh as Sa'di berkata : Ayat ini adalah anjuran untuk memberikan maaf dan berlapang dada (ketika dizhalimi, peny.). Ketika turun ayat ini, Abu Bakar berkata : Ya, demi Allah aku benar benar senang bila Allah mengampuniku. (Lihat Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi orang yang suka memaafkan.

(1) Dalam hadits yang diriwayatkan oeh Imam Bukhari dan ad Dailami. Rasulullah Salllahu 'alaih Wasallam bersabda :

أفضل الإيمان الصبر و السماحة

Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,

(2) Dalam hadits yang diriwayatkan oleh at Thabrani. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

اسمحوا يسمح لكم

Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah Ta'ala),

Wallahu A'lam. (3.495)

  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar