Minggu, 16 Februari 2025

HAMBA ALLAH HENDAKLAH MENJAGA UCAPAN LIDAH DAN KEADAAN HATINYA

 

HAMBA ALLAH HENDAKLAH MENJAGA UCAPAN LIDAH DAN KEADAAN HATINYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa sungguh, ada dua perkara yang perlu dijaga oleh hamba hamba Allah. Kedua perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

Pertama : Menjaga ucapan lidah.

Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengigatkan kita semua kan tentang perintah menjaga lisan dalam sabda beliau :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Mutafaq ‘alaihi).

Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memberi kabar gembira kepada orang orang yang menjaga lisannya yatu sebagaimana sabda beliau :

الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَا

Surga merindukan empat golongan yaitu orang yang membaca Al Quran, MENJAGA LISAN, memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzi).

Selain itu, ketahuilah bahwa ada seseorang yang dilemparkan ke neraka karena lisannya yang mendatangkan murka Allah Ta'ala. Dalam satu  hadits dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :  

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. 

Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA DILEMPARKAN KE DALAM API NERAKA.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Kedua : Menjaga keadaan hati.

Tentang keadaan hati manusia, sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan dalam sabda beliau :

َلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati. (H.R Imam  Bukhari no. 52 dan Imam Muslim no. 1599).

Imam Ibnu Taimiyah berkata : Hati adalah  raja sedangkan anggota badan ibarat pasukannya. Apabila buruk rajanya maka buruk pula pasukannya. (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah).

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan tiga keadaan hati manusia diantaranya adalah  hati yang sehat. Beliau menjelaskan bahwa hati yang sehat adalah hati yang selamat dari setiap syahwat yang menyelisihi perintah Allah dan larangan-Nya. Mawaaridul Amman).

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil perkataan Imam ath Thabari dalam kitab  tafsirnya yang  mengisahkan tentang Luqmanul Hakim : Pada suatu ketika Luqman diperintahkan menyembelih seekor kambing. Lalu ia diminta mengeluarkan bagian  mana yang paling baik dari tubuh kambing.  Tanpa berpikir panjang ia segera mengambil hati dan lidah kambing itu.

Kemudian dalam kesempatan berikutnya ia diminta menyebelih lagi  seekor kambing. Setelah itu kepadanya diperintahkan menunjukkan bagian mana yang paling buruk. Tanpa berpikir panjang ia mengeluarkan hati dan lidah kambing tersebut.

Tentang kedua pilihannya itu ia menjelaskan bahwa dalam diri makhluk, terutama manusia, ada dua bagian yang paling menentukan. Yaitu hati dan lidahnya. Kalau keduanya baik berarti baik pula manusianya. Demikian pula sebaliknya. (Jami’ Al Bayan Fii Tafsir al-Quran).

 

Sungguh, kisah ini sebagai kiasan atau majaz terhadap ucapan dari lisan manusia dan keadaan hatinya.

 

Wallahu A'lam. (3.489).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar