DIANTARA DALIL
YANG MENYEBUTKAN DUNIA SANGAT RENDAH
DIBANDING AKHIRAT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh,
di zaman
ini banyak manusia yang seolah olah ingin menghabiskan umurnya untuk mengejar
dunia. Dia telah tertipu oleh dunia, dikira dunia ini akan ada terus padahal
dunia adalah semu, fatamorgana dan fana.
Ketahuilah
bahwa apabila seseorang lebih mengutamakan sesuatu yang fana dan tidak sempurna
maka itu merupakan (1) Indikasi ketidak tahuannya terhadap mana yang lebih
berharga. (2) Atau jika dia tahu mana yang lebih berharga maka itu merupakan
indikasi bahwa dia tidak menginginkan sesuatu yang lebih berharga.(3) Atau
mungkin ada kekurangan dalam cara berfikirnya.
Para
sahabat dan orang orang shalih sangat paham bahwa dunia adalah sesuatu yang
rendah, tidak mempunyai harga. Oleh karena itu maka para sahabat dan orang orang
shalih ketika berhadapan dengan urusan dunia maka : (1) Mencampakkan dunia dibelakang
punggungnya (2) Memalingkan hatinya dari dunia, mengabaikannya dan tidak merasa
nyaman dengannya (3) Menganggap dunia ini penjara bukan surga.
Sangatlah
banyak dalil yang menjelaskan bahwa hakikat dunia itu tidak berharga dan sangat
rendah nilainya :
Pertama : Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا
ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Dua rakaat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim).
Dunia dan segala
isinya bermakna seluruh harta dunia dan perhiasannya. Semua harta dunia itu
lebih rendah harganya dibanding dengan
keutamaan shalat sunat Fajr.
Ketahuilah bahwa harta dunia sebesar dan sebanyak apapun sesuatu yang akan hilang, musnah dan punah. Harta akhirat yaitu berupa amal shalih yang dilakukan seorang hamba, diantaranya berupa shalat sunat Fajr maka manfaatnya tidak akan pernah sirna, pasti akan kekal selamanua lamanya.
Inilah salah satu ketinggian suatu
amal shalih dan merupakan dalil bahwa harta dunia itu tidak ada nilai. Hadits
tentang keutamaan shalat sunat Fajr ini adalah salah satu pembanding atau
penjelas bahwa dunia itu sebenarnya tidak berharga.
Kedua : Allah memberitahukan bahwa dunia
ini hanyalah senda gurau dan permainan sementara saja. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا
هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ
ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).
Ketahuilah
bahwa kehidupan dunia ini dinamakan dunia karena rendah dan hina, karena
dun-yaa maknanya adalah rendah atau hina. Kehidupan dunia adalah sesuatu yang
sedikit dan kecil, jadi tidak memiliki harga.
Ketiga
: Dunia bukan hanya sekedar rendah dan tidak berharga tetapi dilaknat.
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا
وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Ketahuilah,
sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali
dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang orang yang berilmu atau
orang yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil
Barr. Hadits ini Hasan).
Oleh
karena itu maka hamba hamba Allah tidaklah berniat mengejar dunia tetapi
berusaha sungguh sungguh mengejar akhirat. Sebagai penutup kami nukilkan
satu sabda Rasululah Salallahu 'alaihi Wasallam :
من
كانت الدنيا همه فرق الله عليه أمره, فقره وجعل بين عينيه, ولم يأته من الدنيا إلا
ما كتب له, ومن كانت الآخرة نيته جمع الله له أمره, وجعل غناه في قلبه, وأتته
الدنيا وهي راغمة
Barangsiapa tujuan
hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan
kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang
telah ditetapkan. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengambil urusannya, kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatangi nya dalam keadaan hina. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah dan
Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Wallahu a'lam.
(3.496)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar