HAMBA ALLAH HENDAKLAH BERHATI HATI MENGGUNAKAN NIKMAT BERBICARA
Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu nikmat yang diberikan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya adalah nikmat berbicara. Sungguh, kita akan merasakan kesulitan besar jika nikmat berbicara ini tidak dianugerahkan Allah Ta'ala kepada kita.
Tetapi ketahuilah bahwa sifat suatu nikmat haruslah digunakan untuk mencari ridha Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sungguh sangatlah tercela dan merugi jika seseorang berbicara untuk sesuatu yang Allah tidak ridha. Ingatlah bahwa semua yang kita ucapkan dan kita perbuat akan dicatat dan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala. Perhatikanlah firman-Nya :
Pertama : Allah
Ta'ala berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tidak ada satu kata yang diucapkannya
melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap
(mencatat) Q.S Qaaf 18).
Ali bin Abi Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia (Malaikat) akan menulis setiap kebaikan dan keburukan yang diucapkan. Bahkan ia akan mencatat ucapan aku makan, minum, datang , pergi, melihat dan sebagainya (Tafsir Ibnu Katsir).
Kedua : Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ
السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu
yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua
itu akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S al Isra’ 36).
Rasulullah juga telah mengingat agar seseorang berpikir dulu sebelum mengatakan sesuatu. Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilemparkan ke neraka.
Satu
hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda
:
إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها
بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي
لها بالا يهوي بها في جهنم
Sungguh
seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun
dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan
derajatnya.
Dan
sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan
Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA
DILEMPARKAN KE DALAM API NERAKA. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kiranya
dua ayat al Qur an dan satu hadits diatas telah memberikan peringatan yang
jelas bagi orang orang beriman untuk senantiasa menjaga adab dalam berbicara. Selain
itu, ketahuilah bahwa adab paling utama adalah berbicara untuk sesuatu yang
baik atau diam. Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam bersabda :
وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam. (H.R
Imam Nawawi berkomentar tentang hadits ini bahwa : Imam Syafi’i menjelaskan tentang maksud hadits ini adalah apabila seseorang hendak berbicara hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataannya tidak akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara.
Akan tetapi, jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak usah berbicara. (Syarah Shahih Muslim).
Imam an Nawawi juga berkata : Apabila salah seorang dari kalian hendak berbicara dan pembicaraan tersebut benar benar baik dan berpahala, baik dalam membicarakan yang wajib maupun sunnah, silahkan dia mengatakannya. Jika belum jelas baginya, apakah perkataan itu baik dan berpahala atau perkataan itu tampak samar baginya antara haram, makruh dan mubah, hendaknya dia tidak mengucapkannya. (Syarah Shahih Muslim).
Wallahu A'lam. (3.492)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar