SHALAT
ALFIYYAH DI BULAN SYA'BAN TIDAK DISYARIATKAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh sangatlah banyak saudara saudara kita yang
betul betul bersemangat dalam melakukan amal shalih dan melakukan kebaikan. Ini
tentulah sangat baik dan termasuk perbuatan terpuji. Semua amal shalih akan
memberatkan timbangan amal kebaikan di akhirat kelak. Sungguh beruntung orang
orang beriman yang berat timbangan amal kebaikannya. Allah Ta'ala berfirman :
َمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ *
Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah
niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).
Allah Ta’ala berfirman :
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ
مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ
خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Timbangan
pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan
(kebaikan) nya, MEREKA ITULAH ORANG YANG BERUNTUNG. Dan barangsiapa ringan
timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya
sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).
Bahwa
beramal shalih memang perlu semangat, tetapi haruslah sesuai dengan syariat
atau yang diajarkan dan dicontohkan
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Ketika datang bulan Sya'ban maka
ada orang orang menganjurkan untuk melakukan shalat alfiyyah sebagai tambahan
ibadah.
Ketahuilah
bahwa shalat ini disandarkan kepada satu hadits (?) : Wahai Ali !. Barangsiapa
yang shalat seratus rakaat pada MALAM NISYFU SYA’BAN dengan membaca surat al
Fatihah dan Qul Huwa Allahu Ahad (surat al Ikhlas) pada setiap rakaat sepuluh kali
maka Allah akan memenuhi semua kebutuhannya.
Ketahuilah bahwa kalimat yang disebut sebagai hadits
ini adalah MAUDHU’ ATAU PALSU. Imam Ibnul Jauzi mengatakan : Tidak diragukan
lagi, hadits ini adalah maudhu’. (Al Maudhu’at).
Imam asy Syaukani berkata : Hadits ini maudhu’. Dan
seseorang yang cakap dalam ilmu hadits, hanya dengan melihat lafazhnya saja,
maka (mereka) yakin bahwa hadits ini palsu. (Majmuatul Fawaaid)
Jadi, karena sudah
jelas kelemahan bahkan maudhu'-nya hadits ini maka orang orang beriman
hendaklah tidak mengamalkannya. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam
bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ
رَدٌّ
Barang siapa beramal yang tidak ada
perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).
Selain itu, sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan
orang orang yang menyelisihi Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam, dalam
firman-Nya :
فَلْيَحْذَرِ
ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ
يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa
fitnah atau azab yang pedih. (Q.S an Nur 63).
Wallahu
A'lam. (2926).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar