ADA KEWAJIBAN SALING MENASEHATI SESAMA ORANG BERIMAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Tentang makna nasehat disebutkan oleh Imam al Khattabi rahimahullah. Beliau berkata : Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasehati. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab).
Sungguh saling menasehati
disebutkan sebagai suatu perbuatan yang terpuji karena Allah
Ta’ala dan Rasul-Nya menyuruh
orang orang muslim untuk berbuat demikian. Allah Ta'ala berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا
اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.
(Q.S al Maidah 2).
Dan Allah Ta'ala juga mengingatkan bahwa saling menasehati adalah merupakan salah satu jalan bagi manusia untuk jauh dari kerugian. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي
خُسْرٍ وَٱلْعَصْرِ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran. (Q.S al ‘Ashr 1-3).
Diantara keutamaan dan manfaat dalam memberi nasehat adalah dia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikuti nasehatnya. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ
مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا،
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ
تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa mengajak kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (H.R Imam Muslim).
Agar nasehat lebih bermanfaat maka ketika memberi nasehat haruslah dengan mengedepankan adab adabnya. Salah satu adab yang penting dalam memberi nasehat adalah DENGAN LEMBAH LEMBUT. Ingatlah kisah ketika Musa dan Harun diperintahkan Allah Ta'ala mendatangi Fir'aun untuk menasehatinya.
Kita mengetahui
bahwa manusia yang paling durhaka kepada Allah
Ta'ala adalah Fir’aun. Diantara kedurhakannya adalah memusuhi Nabi Musa,
membunuh semua bayi laki laki. Puncaknya adalah dia mengaku sebagai tuhan
dengan berkata : Ana rabbakumul a’la. Aku adalah tuhanmu yang paling
tinggi.
Karena sudah melampaui batas maka Allah Ta'ala mengutus Nabi Musa dan Harun mendatangi Fir’aun untuk memberi nasehat. Allah Ta'ala berfirman :
ٱذْهَبَآ
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا
لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun (untuk memberi peringatan atau nasehat), sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah kepadanya DENGAN LEMAH LEMBUT. Mudah-mudahan dia sadar (atas kesalahannya) atau takut (kepada Allah) Q.S Thaaha 43-44).
Sungguh sangatlah baik bagi kita mengambil pelajaran berharga dari ayat yang mulia ini, bahwa terhadap manusia yang paling durhaka seperti Fir’aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memberi nasehat dan diperintahkan untuk berbicara dengan lemah lembut.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.912)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar