JANGAN SEKALI
KALI MENDAHULUI ALLAH DAN RASUL-NYA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Adalah kewajiban utama
bahkan paling utama bagi orang orang beriman untuk mentaati perintah
Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Sunguh itulah satu satunya jalan untuk mendapatkan
kebaikan dunia dan di akhirat kelak, yaitu sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ
أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا
عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا حُمِّلْتُمْ ۖ
Katakanlah : Taatlah
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya
kewajiban Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya. Dan
kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. (Q.S an Nur 54).
Jadi kewajiban setiap hamba adalah apa apa yang dibebankan kepadanya. Tidaklah boleh seseorang mendahului Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman !. Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S al Hujurat 1).
Berkata Ibnu Abbas, ahli tafsir di zaman Rasulullah dan sahabat, tentang makna : Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya”. Yaitu : Janganlah kamu mengatakan yang menyalahi (menyelisihi) al Qur an dan as Sunnah. (Tafsir Ibnu Katsir).
Tentang ayat ini Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata : Allah memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman sesuai tuntutan keimanan terhadap Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta harus berjalan di belakang perintah perintah Allah dan mengikuti sunnah rasul-Nya dalam semua hal. Agar tidak mendahului Allah dan Rasul-Nya.
Tidak mengatakan sesuatupun hingga Allah dan Rasulullah menyatakan. Dan tidak memerintah apapun hingga Allah dan Rasul-Nya memerintahkan.
Kita sering melihat orang melakukan suatu amal perbuatan yang tidak diperintahkan dan tidak pula dicontohkan oleh Rasulullah. Mereka menganggapnya sebagai ibadah yang akan memperoleh pahala dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Padahal sesungguhnya mereka telah menyelisihi Rasulullah. Seolah olah mereka telah mengubah syariat tanpa hak dan hanya berbekal persangkaan dan akal fikirannya semata. Akibatnya adalah amalannya terhapus nilainya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Oleh karena itu maka mempelajari perintah dan larangan Allah Ta'ala melalui penjelasan dan keterangan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam yang dipahami dan diamalkan oleh para sahabat sangatlah penting bagi seorang hamba untuk bisa menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar.
Ketahuilah bahwa salah
satu bentuk perbuatan taqaddum (mendahului) Allah dan Rasul-Nya adalah membuat
sesuatu yang baru dalam beragama atau berbuat bid'ah khususnya dalam beribadah.
Ada manusia yang melakukan ibadah dengan sesuatu yang tidak disyariatkan. Tidak
diajarkan dan tidak pula dicontohkan oleh Rasulullah Salalahu 'alaihi Wasalam.
Mereka seolah olah
menganggap syariat Islam belum sempurna sehingga mereka lancang untuk
menyempunakannya dan memberi tambahan dengan sesuatu yang baru yang mereka ada
adakan dan mereka klaim sebagai ajaran agama.
Sungguh Rasulullah
Salallahu alaihi Wasallam bersabda :
وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Dan semua perkara yang baru adalah bid’ah dan seluruh bid’ah adalah
kesesatan dan semua kesesatan di neraka. (H.R an Nasa'i).
Wallahu A'lam. (2.911).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar