BERSEDEKAH
KETIKA SEMPIT BALASANNYA LEBIH BESAR
Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam syariat Islam, sangat dianjurkan untuk berinfak dalam keadaan sempit ataupun lapang yaitu sebagaimana Allah berfirman :
الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
(Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun diwaktu sempit. (Q.S Imran 134).
Syaikh
as Sa’di berkata tentang ayat ini : Yaitu pada saat keadaan mereka
sedang sulit atau keadaan mereka sedang lapang. Bila mereka lapang maka mereka
(orang yang takwa ini) akan berinfak lebih banyak. Apabila mereka sedang
kesulitan mereka tidak menganggap remeh suatu kebaikan walaupun hanya
(berinfak) sedikit (Tafsir Karimur Rahman).
Sesungguhnya balasan itu berbanding dengan (beratnya) amal perbuatan.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ
عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ
Diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah, sanadnya hasan lighairihi)
Ada motivasi bersedekah dalam keadaan sehat yaitu disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah, ia
berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi Shallallahu
‘alaihi Wasallam, lalu ia berkata :
يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ
وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ
تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ،
وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Wahai
Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya ?. Beliau menjawab : Engkau
bersedekah pada saat kamu masih sehat disertai pelit (sulit mengeluarkan
harta), saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi
kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu hingga apabila nyawamu
telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata : Untuk si fulan sekian dan
untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun
‘alaih).
Ketahuilah bahwa bisa jadi seseorang berinfak dan bersedekah sedikit tetapi mendapat pahala lebih besar dari orang berinfak dan bersedekah banyak. Seseorang memiliki harta misalnya 2 milyar rupiah lalu dia berinfak 2 juta rupiah (SATU PERMIL dari hartanya), nilainya di sisi Allah akan berbeda dengan seseorang yang memiliki harta 10 juta rupiah lalu dia berinfak 100 ribu rupiah (SATU PERSEN dari hartanya). Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ أَلْفِ دِرْهَمٍ
قَالُوا وَكَيْفَ قَالَ كَانَ لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ بِأَحَدِهِمَا
وَانْطَلَقَ رَجُلٌ إِلَى عُرْضِ مَالِهِ فَأَخَذَ مِنْهُ مِائَةَ أَلْفِ دِرْهَمٍ
فَتَصَدَّقَ بِهَا
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham. Lalu ada yang bertanya : Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah ?. Beliau menjelaskan : Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan. (H.R an Nasa'i dan Imam Ahmad. Dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Oleh karena itu hamba hamba Allah tetaplah berinfak
dan bersedekah dalam keadaan sempit dan
lapang. Sungguh,
salah satu keutamaan sedekah disebutkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam
sabda beliau :
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا
يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
Sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana
air memadamkan api. (H.R at Tirmidzi).
Wallahu A'lam. (2.935).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar