PAHALA AMAL
BISA HAPUS DI DUNIA BISA HABIS DI AKHIRAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh ketika berada
di dunia hamba hamba Allah berusaha mempersiapkan bekal sebelum kembali ke
negeri akhirat. Allah Ta'ala telah mengingatkan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa
yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).
Sungguh, bekal agar
selamat di akhirat adalah amal shalih yang dilandasi iman. Allah
Ta'ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ
الْكَبِيرُ
Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih akan mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai
sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11).
Oleh karena itu maka hamba hamba Allah selalu berusaha
bahkan seperti berlomba untuk melakukan berbagai kebaikan dan amal shalih di
dunia untuk bisa selamat di akhirat. Namun demikian ketahuilah wahai saudaraku
!. Kita semua wajib memelihara dan menjaga agar AMAL SHALIH YANG TELAH KITA
LAKUKAN BETUL BETUL BISA MENJADI BEKAL KITA DI AKHIRAT.
Ketahuilah bahwa amal shalih yang kita lakukan kalau
tak dipelihara di dunia maka BISA TERHAPUS PAHALANYA DI DUNIA DAN BISA HABIS
PULA PAHALANYA DI AKHIRAT. Tentang hal ini dapat djelaskan sebagai berikut :
Pertama
: Pahala amal shalih bisa TERHAPUS di dunia. Diantara penyebabnya :
(1)
Berbuat kesyirikan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي
بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan
yang telah mereka kerjakan (Q.S al An’am 88).
Allah Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu
dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan
terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S az Zumar 65).
Syaikh as Sa'di berkata : (dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi) maksudnya rugi dunia dan akhirat.
Maka, dengan kesyirikan, terhapuslah semua amalan. Dan pelakunya berhak
mendapatkan hukuman dan adzab. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Terhapusnya amal karena kesyirikan juga disebutkan dalam satu hadits qudsi :
أَنَا أَغْنَى
الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى
تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu,
barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya
maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya. (H.R Imam Muslim).
(2) Riya dalam melakukan amal shalih.
Riya adalah perbuatan
melakukan suatu amalan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Perbuatan
tersebut digolongkan ke dalam jenis syirik kecil. Dan perbuatan riya tersebut BISA
MENGHAPUS amal ibadah yang telah dilakukan seseorang. Allah Ta'ala berfirman
:
Wahai orang-orang yang
beriman !. Janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. (Q.S al Baqarah 264).
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Ia (orang
yang riya) melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala hanya ingin mengambil
perhatian orang lain dan agar mendapat nama di tengah tengah masyarakat, bukan
untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Tafsir Juz ‘Amma).
(3) Mendatangi dukun.
Orang yang mendatangi dukun lalu bertanya kepadanya meskipun
tanpa mempercayainya. Ini diharamkan.
Hukuman bagi pelakunya adalah tidak diterima shalatnya selama 40 malam.
Rasulullah bersabda :
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ
تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Siapa yang mendatangi tukang ramal (dukun) dan
bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40
malam. (H.R Imam Muslim)
Kedua : Pahala amal shalih bisa HABIS di akhirat.
Ketahuilah, satu hal yang
sangat kita takuti jika pahala amal shalih yang kita bawa ke akhirat ternyata
habis, tak bersisa. Maka kita menjadi orang yang bangkrut di akhrat. Ini bisa
terjadi jika semasa di dunia kita melakukan berbagai kezhaliman dan belum
memohon maaf dan ridha kepada orang yang pernah kita zhalimi, diantara
contohnya adalah :
(1) Mengambil harta orang
lain tanpa hak. (2) Menyakiti hati, menyakiti fisik dengan melukai bahkan sampai
membunuh. (3) Menghina dan melecehkan dan memfitnah. (4) Mengghibah,
menyebarkan aib dan merusak kehormatan orang lain. (5) Yang lebih
parah adalah penguasa atau yang punya jabatan dan pangkat berbuat
zhalim kepada orang lain seperti menipu, berbohong, minta upeti, uang suap dan
yang lainnya.
Sungguh Allah Ta’ala
Mahaadil. Maka dengan izin Allah, orang yang pernah dizhalimi di dunia akan
mendapatkan hak hak nya dari si Fulan dan si Fulan yang telah menzhaliminya.
Maka si Fulan dan si Fulan yang telah berbuat zhalim ini HARUS
MEMBAYAR DENGAN AMAL IBADAHNYA karena saat itu sudah TIDAK ADA LAGI
DINAR, DIRHAM, RIYAL, DOLAR ATAUPUN YUAN.
Tentang hal ini dijelaskan
oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam satu hadits yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah, yang dikenal dengan HADITS MUFLIS yaitu orang yang bangkrut
di negeri akhirat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ
قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ
مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ
وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ
هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ
فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ
خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Apakah kalian tahu siapa orang yang muflis ?. Para
sahabat menjawab : Muflis itu adalah
yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Muflis
(orang yang bangkrut) dari umatku ialah : Orang yang datang pada hari Kiamat
membawa (pahala) shalat, pahala puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia
telah mencaci dan menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah
dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diambil pahala
dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikannya, maka dosa-dosa mereka
akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka. (H.R
Imam Muslim)
Wallahu A'lam. (2.932)