SUKA MEMAAFKAN AKAN MENDATANGKAN KEMULIAAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika bergaul dengan orang banyak dalam
masyarakat, terkadang kita dapati ada orang
orang yang berlaku tidak menyenangkan
bagi kita baik sikap maupun perkataannya. Mungkin ada yang mencela, tak
menghargai, ada yang menghina ataupun mengolok olok bahkan mengghibah. Lalu
apakah kita harus membalas ?.
Dalam keadaan demikian sungguh Islam
mengutamakan untuk memaafkan meskipun boleh membalas dengan setimpal atau tak
berlebihan.
Cuma saja ketika ingin memaafkan, terkadang jiwa ini
akan berkata : Kamu menghinakan diri dihadapan orang yang telah menyakitimu.
Ketahuilah bahwa ini merupakan tipu daya nafsu amarah yang selalu memerintahkan berbuat
buruk. Dan juga tipu daya syaithan yang selalu menghalangi manusia berbuat
kebaikan.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan
kebaikan yang akan diperoleh orang yang suka berlapang dada dan memaafkan.
Diantaranya adalah AKAN MENDAPAT KEMULIAAN. Dari Abu Hurairah dia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا
زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ
إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH
ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN
MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah
hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).
Selain itu ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
menjanjikan rumah di surga bagi tiga golongan dan satu diantaranya adalah bagi
ORANG YANG MEMAAFKAN seseorang yang berbuat buruk kepadanya yaitu sebagaimana
sabda beliau :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ
الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ،
وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ
Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya
bangunan (rumah) di surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya,
memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang
memutuskannya. (H.R ath Thabrani).
Sugguh puncak keutamaan dari sikap suka
memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah berfirman
:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا
تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang
dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).
Oleh karena orang beriman hendaklah selalu
berlapang dada dan suka memaafkan kesalahan orang lain. Insya Allah ada manfaatnya
bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.714).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar